Bab 17. Pertarungan

1.6K 128 0
                                    

"Negosiasi ini tidak akan berjalan lancar jika kau terus berusaha untuk menyembunyikan mereka nona." Phill tetap tersenyum tipis meski telah memakan banyak waktu untuk berusaha bernegosiasi dengan penyihir wanita itu.

Ia seolah tak memperdulikan guyuran air hujan yang terus menerpa tubuhnya sedari tadi, begitupun dengan Greta.

Wanita itu tetap teguh dengan pendiriannya, berdiri dikelilingi oleh ribuan serpihan tajam kayu yang menjadi tameng pelindungnya.

Ia sama sekali tidak bergerak sedikitpun atas tawaran Phill, terlihat dari ekspresi wajahnya yang tetap lurus. Ia berdiri diam ditengah guyuran air hujan dengan tegak.

Tampak sangat tangguh.

Sementara dua sosok itu tetap saling berhadapan dibawah terpaan hujan, Simon beserta jajaran prajurit nya yang lain turut berdiri dan menatap keduanya dengan penuh tanda tanya.

Simon mengernyitkan alisnya semakin dalam.

Apa yang coba dilakukan Phill dengan terus mencoba bernegosiasi dengan penyihir wanita itu?

Ia benar benar merasa jika pria itu hanya terus membuang buang waktu percuma.

Namun tampak jelas jika pikiran keduanya tidak lah berapa pada jalur yang sama, dilihat dari raut wajah terbebani Simon terlihat kontras dengan senyum tipis diwajah basah Phill.

"Nona, tidak ada yang akan kau dapatkan dengan terus berusaha menyembunyikan mereka." Phill berucap kembali.

Greta mengangkat sudut bibirnya sedikit.

"Kebaikanku tidak perlu untuk kau hakimi." Jawabnya santai.

Phill terkekeh geli.

"Jadi? Itukah jawabanmu?" Tanya Phill lagi.

Greta terdiam, matanya tetap lurus menatap Phill tegas. Ia mengangkat tangannya sedikit, menghempaskan nya dengan keras kearah salah satu prajut lainnya.

Dan segera disusul dengan teriakan lantang prajurit lain yang tertusuk oleh serpihan kayu tajam lainnya yang dilayangkan Greta.

Para prajurit Simon yang lain kembali terkejut dengan tindakan penyihir wanita itu.

Simon memberi instruksi kepada para bawahannya untuk mencabut pedang mereka, dan para prajurit segera melakukan hal yang diinstruksikan oleh sang kapten saat itu juga.

Suara desingan pedang menyerang indera pendengaran Greta, ia melihat sekelompok prajurit didepannya telah dalam posisi siaga menyerang. Ia menajamkan tatapannya.

Phill melihat keteguhan dari sikap penyihir wanita itu, dan tersenyum asal asalan.

"Kau yang memilih jalan ini nona, jangan menyesalinya." Phill berucap dengan nada ramahnya yang tetap sama.

Hingga didetik berikutnya, tatapan matanya berubah tajam secara tiba tiba. "Tangkap dia hidup hidup bagaimanapun caranya."

Dan dengan perintah itu, sekelompok prajurit itu langsung bergerak secara bersamaan kearah Greta. Berapi api seolah hendak membalaskan rasa sakit dua rekannya yang telah lebih dulu penyihir wanita itu serang.

Greta memejamkan matanya beberapa saat, menenangkan nafas. Dan menggerakkan tangannya dengan santai diudara.

Bersamaan dengan gerakan tangan Greta, ribuan serpihan kayu tajam itu juga melesat dengan kecepatan tinggi, menusuk dan menembus tubuh para prajurit itu di berbagai tempat.

Teriakan disertai suara tusukan menembus daging bergema dibawah guyuran air hujan, membawa teror pembantaian dan suasana penuh darah diudara.

Darah terciprat dan tersebar dibawah genangan air hujan, membuat lingkungan hijau yang sebelumnya tampak hidup berubah menjadi ladang pembantaian seketika.

FIELD OF DAISIES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang