Selamat membaca para readers tersayang, komen untuk bab selanjutnya.
Happy reading ♡
*****
Pada tengah malam.
Kyle berjalan memasuki penginapan seraya menguap, menggaruk rambutnya kasar dengan raut wajah penuh kantuk.
Dengan hanya diterangi oleh satu lampu kuning kecil, ia memasuki lantai dasar penginapan dan berniat berjalan menuju kearah dimana kamarnya berada.
Sekaligus membangunkan Luke untuk berpatroli sekitar penginapan secara bergiliran.
"Hm?"
Namun itu sampai pada detik dimana ia melihat satu siluet sosok, berdiri bersandar pada pembatas lantai dua. Menatap kosong kearah yang tidak pasti.
"Lily?" Kyle bergumam pelan, melihat gadis itu berdiri diam dan tampak tidak menyadari kemunculannya.
Berbelok dari arah dimana kamarnya berada, Kyle berjalan dengan ringan menaiki tangga mendekat kearah Liliana. Yang secara tidak terduga masih tetap terjaga ditengah malam.
"Lily."
Liliana menoleh, tampak sedikit terkejut ketika melihat kemunculan Kyle yang tiba-tiba.
"Oh, hai Kyle." Timpalnya lembut, sembari tersenyum tipis.
"Apa yang kau lakukan disini? Kenapa kau masih terjaga?" Kyle turut bersandar pada pembatas, menoleh kearah Liliana untuk melihat wanita itu kembali termenung.
"Hanya mencari udara segar sebentar." Liliana kembali menimpali dengan ringan.
Kyle terdiam, diam diam menoleh untuk melihat Liliana. Atau lebih tepatnya kearah penutup wajah yang menutupi sebagian wajah gadis itu.
Melihatnya mengingatkan Kyle akan kata kata kasar Asher beberapa waktu lalu, yang membuatnya kembali menghela nafas dengan penuh penyesalan.
Bukan salahnya jika Asher memiliki mulut yang begitu kejam dan dingin, namun itu mengganggunya ketika bersangkutan dengan Liliana.
Melihat perubahan tingkah berbeda Asher ketika mereka menempuh perjalanan keluar dari hutan, dan membandingkannya ketika mereka telah sampai di desa.
Kyle benar-benar merasa bingung, dengan penilaiannya sekarang.
Tentang bagaimana perasaan Asher terhadap Liliana.
Apakah semua perhatian yang ditujukan pria itu sebelumnya hanyalah kebetulan semata?
Tapi jika mengingat Asher tidak pernah memberikan kehangatan semacam itu kepada siapapun termasuk Bianca sendiri, Kyle kembali meragukan jika penilaiannya terhadap Asher tidaklah keliru.
Tampaknya memang perasaan Asher untuk Liliana cukup berbeda, meski terasa sangat halus.
Apakah itu karena Asher pintar menyembunyikan perasaannya sendiri?
Kyle tidak tahu.
"Jadi, kita akan pergi besok?"
Kyle menoleh, ketika ucapan pelan Liliana memutus bayangannya.
Melihat wanita itu masih dengan tenang menyorot lurus kearah depan, tatapan matanya tampak emosional.
Kyle mengangguk, dengan seulas senyum diwajahnya.
"Benar, kita akan pergi ke ibukota. Kau pasti akan menyukainya Lily, ibukota adalah tempat yang sangat ramai dan menyenangkan. Banyak hal baru yang akan bisa kau lihat disana." Sebisa mungkin Kyle berseru, menggambarkan bagaimana kehidupan ibukota pada Liliana.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIELD OF DAISIES
Fantasy"Kehadirannya membawa antara dua kemungkinan, jika bukan sebagai pertanda diberkatinya kerajaan maka itu merupakan sebuah tanda kehancuran." "Sembunyikan dia dari keramaian dunia, jangan biarkan dunia tahu keberadaannya!" ___________________________...