Cahaya biru terang tampak menyelimuti tubuh kecil Dante yang terbaring diatas ranjang dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Dante yang juga sebelumnya tampak memejamkan mata dengan sedikit kerutan didahinya, secara bertahap tampak mulai melunakkan ekspresinya. Menggosok wajahnya pada bantal dengan wajah yang tampak nyaman.
Setiap orang berdiri menyaksikan sihir milik Bianca bersinar, terlihat seolah tengah mengobati rasa sakit Dante.
Itu tak terkecuali Liliana, gadis itu juga melihat bagaimana sihir Bianca bekerja dengan begitu cepat. Memberi pengaruh pada Dante yang bisa dilihat dengan mata telanjang.
Tatapan mata Liliana tertuju kearah Bianca secara tak sadar, terkesan dengan kehebatan sihir wanita itu.
"Hahh, ini mengerikan. Bagaimana bisa seorang anak menderita begitu banyak penyakit di usianya yang masih begitu muda." Cahaya sihir yang berasal dari tangan Bianca secara bertahap menghilang, bersamaan dengan seruan gadis itu.
"Apakah dia baik baik saja?" Tanya Kyle setelah melihat Bianca tampak beralih mengusap rambut Dante yang tengah terlelap.
"Yah selain dari gizi yang perlu diperbaiki, kurasa dia baik baik saja sekarang." Timpal Bianca santai.
Kyle menganggukkan kepalanya dengan ringan, sementara Liliana menghela nafas dengan lega.
Bianca yang baru saja mengusap wajah Dante secara perlahan menolehkan kepalanya, menatap kearah Liliana yang berdiri di sudut lain ruangan.
Melihat wanita itu tampak terdiam seraya menatap Dante dengan penuh rasa cemas.
Bianca hanya menatapnya dengan tenang beberapa saat, sebelum kemudian menghela nafas ringan. Berbalik untuk menghadap kearah sekumpulan pria didepannya.
"Baiklah, siapa selanjutnya?" Tanya nya kearah sekelompok pria itu.
Rick yang saat itu merupakan satu satunya yang belum mendapatkan perawatan Bianca akhirnya bergerak maju dan duduk dikursi tepat didepan wanita itu.
Liliana yang melihat pengobatan Bianca kembali berlanjut mengobati rekan rekan Asher satu persatu, menatap untuk waktu yang cukup lama. Sampai akhirnya memutuskan untuk berbalik, berniat berjalan pergi.
"Kemana anda akan pergi nona?" Sampai Lamina muncul, menghadang jalannya seraya bertanya dengan ringan.
Liliana tersenyum tipis kearah Lamina.
"Saya akan mengambil sesuatu diruangan saya." Jelasnya.
"Oh benar, untukmu nona. Kau bisa menungguku di kamarmu, aku akan segera datang. Perawatan khusus untuk sesama wanita."
Liliana terkesiap begitu mendengar ucapan Bianca, apalagi ketika melihat wanita itu secara terang terangan tersenyum seraya mengedipkan sebelah mata kearahnya.
Seolah memiliki maksud dibalik ucapannya.
Mengabaikan perasaan janggal yang ia rasakan, Liliana melanjutkan langkahnya kembali. Keluar dari kamar Dante, dibawah perhatian semua sosok didalam ruangan.
Tak terkecuali Asher.
"Jadi, bisakah sekarang kita membahasnya?" Suara Bianca terdengar setelah kepergian Liliana beberapa saat kemudian.
Kini dengan pembawaan yang lebih serius.
Berbalik setelah menyelesaikan pengobatannya untuk Rick, matanya tanpa aba aba langsung tertuju kearah Asher. Yang mana berdiri melipat kedua tangan bersandar pada dinding kayu.
"Tentang gadis itu, kurasa sudah waktunya aku mengetahui asal usul darimana wanita yang kau bawa berasal kakak." Todong Bianca langsung.
Kyle yang juga secara langsung turut terlibat dengan kemunculan Liliana selain daripada Asher, merasa cukup panik ketika mendengar pertanyaan Bianca yang tampak menyimpan kecurigaan terhadap Liliana.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIELD OF DAISIES
Fantasy"Kehadirannya membawa antara dua kemungkinan, jika bukan sebagai pertanda diberkatinya kerajaan maka itu merupakan sebuah tanda kehancuran." "Sembunyikan dia dari keramaian dunia, jangan biarkan dunia tahu keberadaannya!" ___________________________...