"Kau menemukannya?"
Disebuah ruangan dengan pencahayaan yang begitu minim, suara dalam dengan penuh kesuraman itu mengalun dengan jelas kedalam setiap pendengaran orang orang yang saat ini berada di satu ruangan yang sama.
Sesosok tubuh berjubah gelap yang tampak memutar sebuah liontin ditangannya berjalan mendekat, kearah meja dimana sosok yang sebelumnya bertanya berada.
"Ya tuanku." Jawab sang sosok berjubah.
"Heh, aku sudah menduga. Jika pria merepotkan itu tidak akan mungkin mati dengan mudah." jawab si sosok yang duduk dibelakang meja seraya berdecih.
"Namun ini sedikit menarik, keberadaan orang itu.. Ada ditempat dimana sebelumnya tidak bisa kutemukan." sosok berjubah kembali berucap.
Sosok itu tampak mengernyitkan alisnya seolah tertarik. "Benarkah?"
Sosok berjubah mengangguk. "Benar tuanku, dibutuhkan tiga sampai empat hari perjalan untuk bisa sampai ketempat itu tanpa menggunakan sihir teleportasi."
"Tidak masalah dimana dia ditemukan, akan lebih mudah membunuhnya jika ia berada diluar jangkauan penduduk kerajaan." Suara bernada keji sosok yang duduk dibalik meja kembali menjawab.
Dalam kegelapan dengan minimnya pencahayaan, kedua bola mata tajam itu terlihat menyala. Menatap kearah satu sosok selain dari sosok berjubah sebelumnya.
"Pergilah, kau akan ditemani oleh Phill ketempat dimana dia berada. Jangan membuatku kecewa untuk yang kedua kali, pastikan kau membunuhnya kali ini." perintah sosok bermata merah menyala itu kearah sosok lain berbaju zirah dibagian lain ruangan.
Sosok itu menunduk hormat, berbalik dan berjalan keluar dari ruangan. Bersamaan dengan sosok berjubah yang membawa liontin ditangannya.
****
Greta terdiam begitu melihat pemandangan aneh yang saat ini dilihatnya begitu kakinya menyentuh rumput dihalaman depan.
Dua sosok yang sebelumnya terlihat bercengkerama dan berbicara santai itu mendongak, menatap Greta dengan wajah ceria.
"Nona Greta, duduklah bersama kami." Ucap Kyle ramah dengan mulut penuh kue.
Liliana juga tampak tersenyum cerah. "Kemarilah bibi." Ia menepuk tempat disebelahnya memberi isyarat untuk duduk.
Greta masih berdiri diam melihat kearah dua sosok yang saat itu tampak duduk dengan harmonis diatas gelaran kain diatas rumput, meja kecil dengan berbagai macam kue kering yang dibuat Liliana juga terlihat menghiasi pemandangan didepannya.
"Apa yang kalian lakukan?" Tanya Greta heran.
Kyle menepuk kedua tangannya yang memiliki remah kue beberapa kali, mendongak menatap Greta.
"Aku memberitahu Lily apa yang biasanya kulakukan dengan rekanku dihari senggang, dan inilah yang kami lakukan. Berpiknik." jelas Kyle antusias.
Greta tentunya mengerti hal apa yang sebenarnya tengah dilakukan keduanya, namun. Mendengar jika gagasan untuk bertamasya ini diusulkan oleh Kyle, seorang pria kasar yang hampir setiap saatnya memegang senjata tajam dan bertarung dengan kejam, Greta sedikit tidak percaya.
Melihat jika Greta masih berdiri diam tak bergerak ditempatnya, Liliana bangkit dan berinisiatif untuk menuntun Greta untuk duduk disebelahnya.
Greta sama sekali tak melawan.
"Duduklah bibi." Liliana menuntun Greta untuk duduk bersebelahan dengannya, menghadap kearah Kyle dibagian lain meja kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIELD OF DAISIES
Fantasy"Kehadirannya membawa antara dua kemungkinan, jika bukan sebagai pertanda diberkatinya kerajaan maka itu merupakan sebuah tanda kehancuran." "Sembunyikan dia dari keramaian dunia, jangan biarkan dunia tahu keberadaannya!" ___________________________...