Bab 20. Wujud Sebenarnya

1.6K 138 6
                                    

Asher terdiam berdiri tak bergerak, tak peduli tetesan air hujan menerpa sekujur tubuh nya dengan liar.

Membasahi rambutnya yang sedikit panjang, menetes kan air hujan ketanah tanpa bisa ia cegah.

Sama sekali tak memperdulikan lingkungan sekitar, tatapan matanya fokus kearah tubuh rapuh yang saat ini bersimpuh terisak diatas rumput didepannya.

Gaun lusuh berbalut jubah, serta rambut panjang sepinggang gadis itu basah kuyup sama seperti miliknya.

Gadis itu terisak dengan sedih, memegangi sesosok tubuh yang telah mendingin akibat terpaan air hujan.

Tubuh itu tampak sangat pucat,darah di wajah dan pakaian wanita itu sama sekali tidak membawa jejak kehidupan apapun.

Semuanya terasa dingin dan hampa.

"Bibi Greta.." panggilan lirih itu mengalun, disusul rintihan dan Isak tangis pilu Liliana.

Kyle menundukkan kepalanya, mengepalkan kedua tangannya erat erat.

Ia gagal.

Gagal untuk melindungi Greta sesuai janji yang ia miliki.

Melihat tubuh yang terbaring memejamkan mata dipangkuan Liliana, Kyle merasa untuk pertama kalinya. Ilmu bela diri yang ia miliki sama sekali tak berguna.

Ia benar benar malu.

Terlebih ketika melihat bahu kurus gadis yang masih bersimpuh ditanah bergetar pelan, bersamaan dengan suara Isak tangis pilu yang terasa seolah menusuk hatinya.

Liliana menangkup tangan Greta yang secara bertahap mulai mendingin, menangkupkan nya dipipinya seraya terus terisak.

"Bibi.."

Ia terus berusaha memanggil Greta, berharap jika wanita dipangkuan nya akan menjawab dan membuka matanya disaat berikutnya.

Namun, selayaknya hanyalah khayalan semata. Hal yang diharapkan Liliana sama sekali tidak terjadi.

Wanita cantik dipangkuannya tetap diam, memejamkan mata dengan tenang. Tanpa ada gerakan pernafasan sama sekali, terlihat sangat tenang dan damai.

Tangan dengan jemari lentik Liliana naik dan mengusap sisa luruhan darah dibibir serta dagu Greta, mengusap dengan sangat perlahan dan lembut. Seolah takut membangunkan wanita yang tengah memejamkan mata dengan damai itu.

Baik Asher maupun Kyle, keduanya sama sekali tak berani bergerak mendekat ataupun melakukan apapun. Keduanya hanya berdiri diam, melihat Liliana terisak dan terus memeluk tubuh Greta yang telah mendingin.

Bahkan Asher, pria itu untuk pertama kalinya menampilkan seulas emosi kepahitan dikedua bola matanya yang selalunya tampak tenang.

Ia sama sekali tidak berani menyuarakan satu kalimatpun saat ini.

Terlebih ketika menyadari jika dirinya gagal untuk menepati ucapannya kepada gadis itu.

Asher merasa semakin tak nyaman.

Apalagi ketika menyaksikan Greta, yang dengan suka rela membela dirinya dan Kyle. Bahkan hingga rela berkorban nyawa demi melindungi mereka, Asher semakin merasa sebuah batu menghimpit dadanya dengan kuat.

Mendengar Liliana menangis tersedu sedu dihadapan tubuh Greta, seolah setiap tetes air mata gadis itu menghantam hatinya dengan tepat dan akurat.

Membuatnya terasa cukup menyakitkan.

Tatapan mata Liliana bergulir, menatap pisau milik Greta. Yang tergeletak tak jauh dari tubuh wanita itu.

Liliana sedikit terdiam beberapa saat, sebelum ia mendadak tersadar.

FIELD OF DAISIES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang