Lentera dengan cahaya berwarna kuning bersinar diatas meja, membuat siluet samar samar dari beberapa orang yang saat ini berada di satu ruangan yang sama.
Liliana duduk dikursi meja makan, wajah cantiknya tersorot sinar lentera, membuatnya tampak hangat dan semakin menawan.
Duduk diseberang nya, Kyle tersenyum dan berbicara beberapa patah kata yang sesekali dijawab oleh Liliana sebagai tanggapan.
Disebelah Liliana, Greta duduk mengupas apel merah yang sebelumnya dipetik Liliana dari dalam hutan. Tatapannya sesekali akan menyorot kearah sepasang pria dan wanita muda itu, menatap mereka dengan makna tersembunyi di kedua mata nya.
Kyle terus berceloteh, berbagai hal ia ceritakan dan paparkan pada Liliana yang tampaknya juga sama sekali tidak merasa terganggu akan sikap antusias pemuda itu.
Liliana menarik syal kembali syal yang turun dari bahunya, menatap Kyle lurus.
"Apakah.. Orang orang memang selalu se ramai itu?" Tanya Liliana ragu, tampak seolah penasaran namun juga tampak sedikit takut.
Kyle tampak berpikir sejenak sebelum menjawab.
"Entahlah, kupikir setiap manusia juga berbeda beda. Tergantung bagaimana sikap dan kepribadian mereka sendiri, hanya saja. Mungkin aku yang secara kebetulan mengenal orang orang yang memiliki sikap yang sedikit berisik." jawab Kyle seraya menggaruk tengkuknya.
Asher, satu dari yang lainnya. Berdiam diri diambang pintu ruangan tempat dirinya dan Kyle berada. Tampak tersamarkan dibagian ruangan yang gelap tanpa cahaya lentera.
Sosok itu berdiri menjulang, bersandar pada tembok batu seraya melipat kedua tangannya.
Didalam kegelapan, ia memejamkan matanya dengan tenang. Mengabaikan keributan yang ditimbulkan Kyle, dan menarik diri dari pembicaraan tiga orang lainnya.
Tampak sangat terasing.
Liliana, yang duduk berhadapan dengan Kyle. Mau tak mau sesekali akan melirik kearah dimana pria itu berada, menatap sosoknya yang berada dalam kegelapan.
Kyle menoleh, menatap kearah Greta.
"Darimana nona Greta berasal? Apakah dari ibu kota? Atau kerajaan tetangga?" Tanya Kyle penasaran.
Greta sama sekali tidak merasa terganggu dengan pertanyaan Kyle, ia mendongak dan tersenyum tipis kearah Kyle. Sebelum kemudian kembali menundukkan kepalanya, melanjutkan mengupas kulit buah apel.
"Aku tinggal disini." jawabnya tak jelas.
"Dan itu sama dengan Lily." Lanjutnya, dengan maksud yang mengatakan jika dirinya maupun Liliana, bukanlah seseorang yang berasal dari ibu kota maupun kerajaan tetangga.
"Jadi kalian.. Memang tinggal dan menetap dihutan ini sedari lama?" tanya Kyle seraya menatap Liliana dan Greta secara bergantian.
Greta tersenyum sebagai tanggapan, tidak mengatakan ya ataupun tidak.
Sangat samar.
Seolah tidak ingin memaparkan hal lebih detail mengenai asal usulnya.
"Kehidupan seorang manusia biasa, bukanlah sesuatu yang bisa dengan mudah dimiliki oleh seorang penyihir liar." ucap Greta santai.
Mengatakan jika ia merupakan penyihir liar, karena didalam pengaturan yang ditetapkan oleh kerajaan.
Setiap penyihir diharuskan bergabung dengan aliansi para penyihir lain di menara sihir, dan mereka juga dinilai memiliki status yang setara dengan seorang bangsawan di ibu kota kekaisaran. Entah itu berasal dari latar belakang rakyat jelata sekalipun.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIELD OF DAISIES
Fantasy"Kehadirannya membawa antara dua kemungkinan, jika bukan sebagai pertanda diberkatinya kerajaan maka itu merupakan sebuah tanda kehancuran." "Sembunyikan dia dari keramaian dunia, jangan biarkan dunia tahu keberadaannya!" ___________________________...