Bab 4. Tersesat

3.1K 220 1
                                    

Suara derap langkah kaki terdengar menderu di bagian dalam hutan rimbun yang tampak gelap tanpa satupun sumber cahaya.

Suara langkah itu terdengar tak beraturan dengan sesekali terdengar terseok atau diseret.

Segerombol sosok berpakaian serba hitam dan mengenakan jubah terlihat bergerak dengan tergesa gesa, memasuki kedalaman hutan kegelapan.

"Cukup! Kurasa ini sudah lumayan jauh." sebuah suara yang terdengar seolah tengah menahan rasa sakit berteriak dengan lantang.

Membuat sekelompok orang itu berhenti bergerak dan menoleh menatapnya.

Satu sosok yang membopong dan memapah orang yang baru saja berteriak itu menatap kearahnya dengan tatapan tak mengerti.

"Apa maksudmu Kyle?"

Sesosok berjubah gelap bernama Kyle itu bergerak berusaha melepaskan dukungan rekan nya, duduk bersandar dengan lemas disalah satu pohon.

Kyle meringis dengan sudut bibirnya yang telah mengeluarkan darah, ia menunduk. Menatap area basah dibagian perutnya yang terus mengeluarkan cairan berbau karat.

Nafas pria itu sudah mulai memberat dan tersengal, ia mendongak. Menatap bergantian empat rekan nya yang lain seraya tersenyum tipis.

"Kalian pergilah.. Tinggalkan aku disini." ucapnya tersendat.

"Omong kosong!"

Rekan Kyle yang sebelumnya memapah pria itu menjawab dengan berteriak lantang begitu mendengar ucapan santainya.

"Apa kau sudah gila? Kau ingin kami meninggalkanmu disini? Apa yang merasukimu?!" Timpal rekannya yang lain tak kalah emosi.

"Senior! Kau tidak bisa mengatakan hal seperti itu dikeadaan seperti ini." sambung sosok lain yang terlihat sedikit lebih pendek dari yang lain.

"Kau akan baik baik saja Kyle, kami akan membawamu menemui Teresa setelah keluar dari hutan ini."

"Teresa akan merawatmu dengan baik bajingan! Berhentilah mengeluh dan cepatlah berdiri!"

"Itu benar Kyle, cepatlah. Kita tidak memiliki banyak waktu." Pria yang sebelumnya memapah Kyle bergerak mendekat dan hendak meraih Kyle kembali.

"Aku akan mati Luke! Tidakkah kau melihat nya?!" Kyle membentak dengan keras kearah rekan satu timnya.

Luke yang hendak meraih Kyle berhenti begitu mendengar teriakan lantang pria itu.

"Aku sekarat! Apa beda nya dengan membawaku pada Teresa ketika kondisiku sudah seperti ini?!" Kyle terbatuk ketika ia menyelesaikan kalimatnya, membuat seluruh bibir serta dagunya ternoda oleh darah hitam.

Ia mendongak, menatap rekan rekan timnya seraya tersenyum dengan mulut penuh darah.

"Lihat? Aku akan tetap mati apapun yang terjadi." Ucapnya lirih.

Luke dan teman temannya yang lain tentu mengetahui dengan pasti, jika luka diseluruh tubuh Kyle memang bukanlah luka sayatan ataupun tusukan biasa.

Musuh menggunakan racun yang sangat kuat dengan dosis yang tinggi pada pedang mereka, yang membuat setiap luka tebas atau tusukan ditubuh kyle lebih cepat membusuk seiring berjalannya waktu.

Rick menurunkan kupluk jubahnya dengan kesal, menampilkan rambut merah menyala pria tinggi besar itu.

"Bajingan! Bagaimana bisa mereka berbuat hal selicik itu." Ia mengumpat dengan geram.

Sosok yang sedikit lebih pendek dari mereka, bernama Theo turut menurunkan kupluk jubahnya.

"Mereka benar benar menjijikkan." sambung pria kecil berambut kastanye itu.

FIELD OF DAISIES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang