Berbeda halnya dengan beberapa tempat tenang dan juga damai di bagian jauh ibukota.
Dipedalaman hutan yang gelap dan juga jauh dari jangkauan keramaian, suara desingan pedang dan juga hantaman berbagai macam benda tajam memenuhi seisi penjuru hutan.
Menciptakan suara gaduh dan bising sarat akan pertempuran.
Layaknya menari ditengah tengah gerombolan pasukan musuh.
Rick menebas, menusuk, bahkan tak segan memotong objek apapun yang mendekat kearahnya dengan sekali ayunan pedang. Wajahnya tampak memiliki senyum menakutkan, dihiasi tatapan mata kelam penuh kesan pembantaian.
"Ini pelampiasan yang cukup setimpal, untuk rasa malu yang kudapatkan hari itu!" Serunya penuh semangat, berbalik dan menusuk satu tentara bayaran yang berusaha menyerangnya dari belakang.
Sementara itu disisi lain.
Luke, Kyle, dan juga Theo melakukan hal yang sama. Yang mana juga dilakukan oleh Rick, meski tidak se kejam metode yang dilakukan pria besar itu. Namun ketiganya juga memancarkan aura membunuh yang sama, seakan ketiganya telah menunggu momen seperti ini untuk melampiaskan kekesalan yang mereka miliki.
Rick berhenti beberapa saat, untuk menoleh kearah dimana Asher berada.
Ia meringis.
"Itu sangat kejam." Gumamnya.
Tertuju pada bagaimana metode kejam dan dingin Asher, yang mana tampak membantai semua tentara bayaran terlihat tepat didepan matanya.
Sorot matanya tampak tak memiliki jejak emosi sama sekali disaat ia menggunakan pedang miliknya untuk menebas tubuh musuh.
Sementara itu di sisi lain Kyle, pria itu juga bergerak dengan sangat cepat. Membidik satu sosok yang berdiri diam diantara barisan tentara bayaran disekitarnya.
Sosok yang sedari awal telah menjadi incarannya.
Tatapan matanya berkilat sangat tajam.
Dengan gerakan yang sangat ringan, Kyle menebas semua hal yang menghalangi jalannya. Melompat kearah Simon dan langsung mengangkat pedang ditangannya kearah pria itu.
Simon berbalik dan suara dentingan yang berasal dari dua pedang memekik ditengah hutan dengan sangat nyaring, dengan jarak yang begitu dekat. Kedua mata pria itu saling menatap satu sama lain, menyiratkan permusuhan yang begitu kental.
"Tenangamu pulih, benar benar sangat disayangkan. Lily memberikan ramuan yang begitu hebat untuk bajingan sialan sepertimu." Kyle mencibir dengan penuh cemoohan, menatap Simon dengan kilatan rasa benci yang begitu besar.
Melihat wajah tak berekspresi Simon yang seakan tidak tahu berterimakasih.
Itu mengingatkan Kyle pada kebaikan yang diberikan oleh Lily terhadap pria ini, yang mana rela memberikan ramuan hasil kerja kerasnya dengan sia sia. Kepada pria yang bahkan memimpin pasukan untuk mengepung dan menyakiti wanita itu.
"Akan kupastikan untuk membunuhmu kali ini."
"Lindungi Lily, sesuatu yang lebih berbahaya mengincarnya." Simon berucap setelah sekian lama terdiam.
"Siapa kau berani menyebut namanya dengan mulut busukmu!"
Kyle menendang perut Simon dengan keras, membuat pria itu mundur cukup jauh dengan tubuh yang sedikit tertunduk.
Tidak membuang waktu, Kyle kembali melesat dan menyerang Simon tanpa memberi kesempatan pada pria itu, hal itu membuat Simon cukup kewalahan. Menghadapi serangan gencar Kyle yang terlihat dengan jelas benar benar berniat untuk membunuhnya kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIELD OF DAISIES
Fantasy"Kehadirannya membawa antara dua kemungkinan, jika bukan sebagai pertanda diberkatinya kerajaan maka itu merupakan sebuah tanda kehancuran." "Sembunyikan dia dari keramaian dunia, jangan biarkan dunia tahu keberadaannya!" ___________________________...