Bab 48. Ikatan Yang Dipaksakan

1.2K 93 33
                                    

Selamat malam semuanyaa, maaf atas keterlambatan bab inii.

Bab selanjutnya post malam ini atau besok.

Semoga suka, dan selamat membacaa



*****




"Hm.."

"Kau terlihat baik."

"Tidak kusangka, anak kecil yang terlihat serapuh bayi burung ini akan bisa bertahan dan tetap hidup."

Liliana terkesiap, dengan segera menutupi telinga Dante begitu mendengar kata kata kurang pantas yang dilontarkan Theo.

Melihat pria itu dengan teliti menatap Dante dengan tatapan penuh penilaian, seolah tengah mengagumi sebuah barang.

"Apa yang sebenarnya sedang kau katakan pada seorang anak." Kyle menoleh dan berseru kearah Theo, berjalan mendekat kearahnya. "Minggir." Ia menggeser tubuh Theo begitu saja, dan memandang kearah Dante secara langsung.

"Hey anak kecil, kemarilah. Aku akan menggendongmu." Ucapnya, mengulurkan tangan kearah anak itu.

Liliana sedikit terkejut ketika melihat inisiatif pria itu, yang mana beberapa waktu sebelumnya masih menunjukkan ketidakpuasan atas kehadiran Dante.

Namun niat baik nya secara tak terduga ditolak mentah-mentah begitu saja oleh Dante, yang saat itu juga langsung menggelengkan kepalanya. "Aku akan berjalan bersama kak Lily."

Hal itu membuat Kyle menegakkan tubuhnya, menaruh tangannya pada pinggang dan mendengus kearah bocah itu.

"Kau pikir aku melakukannya dengan senang hati? Aku hanya mencemaskan kedua kaki kecil dan kurus milikmu, melihatmu yang begitu lemah dan kerdil." Kyle menunduk, berdecak begitu menatap kearah kaki kecil Dante.

"Itu tampaknya akan patah bahkan sebelum kita sampai ke ibukota." Sambungnya.

"Siapa yang kau sebut lemah dasar paman bau?! Aku bisa berjalan sampai ke ibukota tanpa sedikitpun bantuan darimu!" Pipi Dante memerah karena marah, berseru penuh emosi kearah Kyle seraya mengangkat kepalan tangannya.

"Yah, tidak perlu malu untuk mengakui jika kau memang lemah. Meski kau seorang pria, tubuhmu masih tidak lebih tinggi dari lutut ku." Seolah tak berniat membiarkan dirinya kalah dalam debat dengan Dante, Kyle kembali berucap penuh nada menghina.

Menyorot kearah tinggi Dante yang sebenarnya lebih tinggi dari apa yang baru saja pria itu katakan.

Sementara itu Dante, yang memiliki keinginan untuk menjadi seorang prajurit yang kuat dan tangguh. Jelas merasa tersinggung begitu mendengar ucapan Kyle.

Yang mana berhasil menyentil egonya yang telah mulai terbentuk.

Kyle menyeringai begitu melihat wajah penuh amarah bocah dihadapannya, seakan ia benar benar terhibur dengan raut wajah anak itu.

Keduanya bertatapan dengan penuh permusuhan, tepat dibawah perhatian semua orang termasuk Liliana.

Melihat keduanya saling beradu argumen membuatnya sedikit mengerutkan dahi, berusaha menghentikan Dante yang tampak mulai marah atas ucapan Kyle.

"Cepatlah, kita tidak memiliki banyak waktu. Jika kau masih ingin berkompromi dan menolak kebaikan yang kutawarkan, akan lebih baik jika kami meninggalkanmu disini." Ujar Kyle kembali, memberi Dante tawaran terakhir disela ancamannya.

Dante tampak merengut, menatap Kyle dengan wajah berkerut penuh permusuhan. Terlihat jelas penolakan pada wajahnya.

Namun, ekspresinya sedikit berubah ketika merasakan sebuah tangan putih dan lembut menyentuh bahunya dengan ringan, membuat Dante mendongak. Memandang kearah sosok Liliana.

FIELD OF DAISIES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang