Bab 35. Sadar Diri

1K 90 5
                                    

Liliana terduduk, memandang sosok kecil yang terbaring diatas ranjangnya. Bernafas begitu halus dengan hampir seluruh tubuhnya dililit oleh perban.

Tatapan Liliana tampak sangat berat, terlebih ketika melihat tubuh kecilnya yang penuh akan luka dan juga memar yang tampak membiru.

Meski ramuannya memiliki efek penyembuh yang lebih cepat dari ramuan biasa, namun melihat sosok itu beberapa kali merintih seolah menahan rasa sakit. Untuk pertama kalinya Liliana merasa jika efek obatnya bekerja dengan begitu lama.

Ia tidak sanggup melihat anak sekecil itu merintih dan merasakan sakit lebih lama, terlebih ketika melihat sosoknya yang masih begitu muda dan juga rapuh.

Meski Liliana telah berusaha keras meyakinkan dirinya sendiri jika ia akan menghadapi banyak hal asing begitu ia melangkahkan kakinya keluar dari hutan, namun ia sama sekali tidak menyangka jika akan melihat pemandangan seperti itu sesaat setelah ia menginjakkan kaki ke desa terdekat dari hutan dimana ia tumbuh.

Pemandangan itu menusuk penglihatan Liliana yang masih merasa begitu asing.

"Kenapa.. Mereka melakukan hal itu padanya?" Gumam Liliana, tertuju kearah dua pria yang melakukan kekerasan beberapa saat yang lalu.

"Itu pemandangan yang sering kali terjadi dibeberapa tempat berbeda, tidak terkecuali desa kecil ini. Kekerasan dalam gang gang terpencil selalu terjadi hampir setiap hari diantara kalangan rakyat kelas bawah." Jelas Kyle, yang mana merasa cukup tidak nyaman juga ketika mendengar nada berat pada ucapan Liliana.

Pasalnya ia tampak mengerti dengan sangat jelas bagaimana perasaan Liliana saat ini, yang pastinya terkejut ketika melihat seorang anak kecil dipukuli dengan begitu keras dan tanpa jelas kasihan oleh para pria dewasa.

Meski itu pemandangan yang sudah sangat sering ia lihat, namun itu pasti berbeda dengan pandangan yang dimiliki Liliana. Yang mana hidup aman dan damai didalam hutan.

"Tapi tetap saja, anak ini.. Masih sangat kecil." Tangan Liliana yang memegang tangan anak kecil yang masih belum sadarkan diri itu mengerat, bersamaan dengan kedua alisnya yang menaut.

Merasakan tangan penuh goresan dan juga kapalan anak yang masih begitu kecil, itu benar benae melukai perasaannya.

Membayangkan kehidupan keras macam apa yang dijalani anak sekecil ini dilingkungan yang penuh dengan kekerasan.

"Itu adalah salah satu dari apa yang akan kau lihat ketika berada didunia luar."

Suara dalam dan dinginnya mengalun diseluruh ruangan, menghantam telinga Liliana dan juga Kyle dengan setiap kata yang begitu jelas.

"Aku sudah mengatakannya sebelumnya, tempat ini. Kau harus bisa berusaha menyesuaikan diri dengan semua yang terjadi di sekitarmu." Lanjut Asher dengan datar, seakan tanpa belas kasihan.

Itu membuat Liliana yang menoleh untuk melihatnya berbicara, kembali memalingkan wajahnya dengan ekspresi wajah berat. Tanpa menjawab apapun kata kata Asher.

Kyle yang melihat Liliana memalingkan wajah setelah mendengar kata kata Asher seketika langsung menoleh untuk melihat kearah pria yang tampak bersandar seraya melipat kedua tangannya didepan pintu, merasa jika kata kata Asher terasa cukup tajam.

"K-kapten, kurasa kau terlalu–"

"Itu benar." Suara halus Liliana memotong ucapan Kyle yang baru saja hendak mengomentari kata kata Asher.

Membuat kedua pria itu menoleh menatapnya secara bersamaan.

"Tentu saja, aku harus menyesuaikan diri dengan semua hal baru yang kulihat disini. Hanya saja, itu masih cukup mengejutkan melihat jika kehidupan didunia luar ini, terasa jauh lebih kasar dan juga keras daripada yang kubayangkan." Gumam gadis itu.

FIELD OF DAISIES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang