"Titi, kemana sebenarnya kau akan membawaku?" Tanya Liliana sedikit cemas, begitu melihat lingkungan yang ia dan juga Titi datangi.
Tampak sangat kumuh dan terbelakang.
Titi mencicit pelan di bahu Liliana, membuat Liliana menghela nafas untuk kesekian kalinya.
Lingkungan dimana mereka berada saat ini tampak berada disebuah gang, yang tampak sangat kotor dan berdebu.
Tampaknya merupakan salah satu kawasan paling terbelakang daripada jalan utama desa, dimana lingkungannya terlihat masih cukup bersih.
Tidak dapat dipungkiri jika Liliana tentunya merasakan perasaan takut sekaligus was-was, terlebih ini merupakan kali pertamanya mengunjungi tempat ini. Dan berjalan sendirian hanya ditemani oleh seekor burung kecil.
"Titi, lebih baik kita kembal-"
"Hey tikus kecil, berhentilah melawan dan berikan sesuatu di pelukanmu itu."
"Tidak!"
"Ini benar benar makhluk kecil yang sangat merepotkan, pegang dia!"
"Jangan! Ini milikku, kau tidak bisa mengambilnya!"
Dari kejauhan Liliana bisa mendengar suara keras yang saling bersahutan, dengan salah satu suara yang terdengar masih cukup kekanakan.
Ia menoleh kearah Titi sebelum kemudian tersadar.
"Jangan katakan.."
Tanpa pikir panjang, Liliana berlari cepat menuju kearah dimana suara itu berasal. Dan tertegun begitu matanya melihat pemandangan yang sangat mengerikan tak jauh dari posisinya.
Sesosok tubuh anak kecil, berbaring diatas tanah kotor dengan pakaian dan tubuh yang telah penuh dengan tanah serta debu. Memeluk sesuatu dipelukannya dengan erat, menghiraukan setiap tendangan dua orang pria dewasa yang terus menghujani tubuh kecilnya dengan berbagai tendangan.
Melihat dari wajah bocah laki laki yang tampak mengerut kesakitan, Liliana bisa melihat jika dua pria yang tampaknya mabuk itu terus menendang tubuh bocah itu dengan kekuatan yang sangat keras.
Tubuh Liliana bergetar marah sekaligus takut.
Ia melirik kearah sekitarnya, mengambil sebuah tongkat kayu yang cukup besar untuk dipegang oleh dua tangannya. Ia menatap nyalang kearah dua pria mabuk itu.
"Hentikan!" Teriaknya keras.
Gerakan dua pria itu tampak berhenti, keduanya secara bersamaan menoleh kearah Liliana.
Liliana merasakan dingin menjalar dari tulang punggungnya hingga kepala, melihat dua pria itu mulai melihat kearahnya dengan tak sabar.
"Siapa dia?" Salah satu diantara berucap bingung.
Sosok kecil yang terbaring ditanah menggeliat, menggigit bibirnya erat menahan rasa sakit.
"Lepaskan anak itu!" Liliana memantapkan dirinya untuk tetap berdiri teguh, berusaha membela anak kecil yang dianiaya dua orang dewasa.
"Cih, satu lagi jalang tak berguna." Kekehan terdengar dari satu diantara keduanya, menatap kearah Liliana dengan pandangan sayu.
"Kau ingin bergabung dengan kesenangan ini? Sebaiknya kau pergi, jika kau tidak ingin aku melakukan hal yang sama padamu."
Tangan Liliana yang memegang tongkat kayu gemetar, jelas ia ketakutan.
Menghadapi dua pria dewasa mabuk yang baru pertama kali ia lihat sepanjang hidupnya.
Merasakan aura yang begitu gelap dari dua sosok itu meski dari jarak yang begitu jauh.
Namun meski tangannya bergetar ketakutan, ia dengan teguh mengeratkan genggamannya pada tongkat. Mengacungkannya tinggi tinggi keudara, seolah berniat mengintimidasi kedua orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIELD OF DAISIES
Fantasy"Kehadirannya membawa antara dua kemungkinan, jika bukan sebagai pertanda diberkatinya kerajaan maka itu merupakan sebuah tanda kehancuran." "Sembunyikan dia dari keramaian dunia, jangan biarkan dunia tahu keberadaannya!" ___________________________...