11. SENIOR GALAK

20 2 0
                                    

SENIOR GALAK

Sesuai dengan kesepakatan yang Adora buat dengan Antoni—bosnya. Usai perkuliahan selesai Adora segera menuju resto ayam cryspi dengan perasaan campur aduk. Ini adalah pengalaman pertamanya bekerja paruh waktu. Sepanjang jalan Adora terus memberikan afirmasi-afirmasi positif yang membangun kepercayaan dirinya. Target pertamanya nanti adalah harus mendapatkan teman walaupun hanya satu. Setidaknya dapat menolongnya ketika kesulitan dalam bekerja.

Ketika Adora sampai dia bergegas menuju ruang ganti dan lokernya untuk meletakkan tas yang berisi buku kuliahnya. Adora memakai apron dan topi berwarna hijau dengan rasa bangga. Tak dia sangka Adora bisa lebih cepat berada di titik ini. Bekerja paruh waktu tak pernah dia bayangkan sebelumnya. Adora menyempatkan berkaca sambil tersenyum manis dan berceletuk, "Warna hijau favorit gue. Hari ini pasti gue bisa! Mana udah cakep banget lagi gue."

Adora melangkah menuju ruang Antoni, ternyata di sana sudah ada Sakya. Adora meringis pelan. Dia lupa bila dirinya satu tempat kerja dengan orang yang hampir memenjarakan adiknya.

"Adora, masuk!" pinta Antoni.

Adora tersenyum kaku dan segera masuk, berdiri di samping Sakya dengan perasaan canggung.

"Adora ini hari pertama kamu bekerja. Kamu nanti bakal dibimbing sama Sakya, ya? Sakya ini keponakan saya. Dan nanti tugas kamu menyiapkan pesanan pembeli dari menu utama resto ini. Kamu saya letak di bagian depan tepat di sebelah Sakya. Selain menyiapkan pesanan nanti kamu juga bisa sekalian berberes di bagian depan. Paham?"

Adora mengangguk dan tersenyum ramah. "Paham, Pak."

"Dan kamu, Sakya. Jangan galak-galak. Adora ini junior kamu. Kamu harus bimbing dan ajari Adora sampai paham." Antoni mengacungkan jari telunjuknya memberi peringatan lebih dulu karena tahu bagaimana watak keponakannya.

Sakya menatap Adora sekilas dengan tajam, "Dia bukan anak kecil, Om!"

"Iya, Om paham. Tapi kamu harus bimbing dan ajari Adora sampai dia mengerti apa yang harus dikerjakan."

Sakya berdecak pelan. Keduanya sama-sama terdiam hingga Antoni sudah lebih dulu keluar dari ruangannya. "Ngapain lo masih di sini?" ketus Sakya. "Jalan!"

Adora menarik nafas dalam berusaha sabar dengan sikap ketus Sakya lalu tersenyum manis ke arah laki-laki yang mengenakan atribut sama dengannya. "Gue gak tau harus jalan ke mana. Elo yang senior harusnya duluan dong?"

Sakya tak peduli apa yang Adora katakan. Berjalan lebih dulu dan Adora mengikutinya dari belakang. "Dasar senior galak!" gumam Adora.

"Gue denger!" balas Sakya dingin.

"Bagus kalau lo denger!" jawab Adora berani.

"Gak tau sopan santun!"

Adora hampir saja meninju kepala Sakya tapi sialnya dia tidak sampai. Dalam hati terus bergumam untuk lebih sabar lagi. Tak Adora sangka Sakya akan menyebalkan seperti ini.

"Tempat lo di situ!" Sakya menunjuk sudut kosong tepat di depan sebuah pintu yang sedang tertutup. Pintu itu adalah akses menuju ke dapur. Di belakang Adora berdiri sudah tersusun berbagai jenis ayam cryspi dengan varian rasa berbeda. Adora tinggal membuka penutup masing-masing varian rasa jika ingin mengambilnya. Ayam tersebut tersusun di dalam etalase yang terhubung langsung oleh dapur. Di mana nanti yang bekerja di bagian dapur dengan mudah langsung mengisi stok ayam cryspi jika sudah hampir habis.

Adora menatap meja panjang yang menyatu dengan mesin kasir di mana Sakya bekerja. Di bagian bawah sudah terdapat sebuah laci untuk menyimpan sesuatu. Di atas meja terdapat selembar kertas menu yang biasa ditunjukkan pada pembeli untuk membuat pesanan mereka. Adora sudah cukup paham dengan posisinya saat ini.

SULUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang