ADORA = TUMPUAN SAHABATNYA
Pagi ini Adora sengaja datang lebih cepat ke kampus bersama Anshana karena Adora tidak sabar ingin melihat penampilan Anshana hari ini dan mengajak sahabatnya untuk berfoto di perpustakaan kampus sebelum ramai dikunjungi oleh mahasiswa. Secara khusus Adora meminta Anshana untuk mengenakan dress bermotif tartan agar menambah kesan aesthetic jika dipadukan dengan tatanan perpustakaan yang rapi.
"Ya ampun, Na, gemes banget sih outfit lo!" puji Adora karena Anshana mengenakan dress berwarna merah muda berpadu putih dengan tambahan bando di kepala berwarna senada. Rambut Anshana yang sering tergerai dan di lehernya mengenakan kalung berwarna putih menambahkan kesan anggun untuk gadis itu.
"Ya elah, Na, masih pagi udah cemberut aja tuh muka," sindir Adora.
"Bete gue," cetus Anshana pelan. Dari suaranya sudah terdengar bahwa gadis itu tidak semangat untuk memulai hari.
"Bisa-bisanya ya lo bilang bete? Coba deh lo ngaca dan liat penampilan lo udah super gemoy kayak gitu. Sayang tau, Na, kalau lo cemberut gitu. Padahal gue udah semangat mau fotoin lo di dalam."
"Ya udah kalau gitu cepet fotoin gue," perintah Anshana lebih dulu masuk ke dalam perpustakaan dan mencari spot yang bagus dan terkena pancaran sinar matahari dari jendela.
"Males deh gue kalau lo cemberut gitu. Jelek nanti hasil fotonya. Percuma!" tolak Adora ikut membuntuti Anshana. Suara keduanya sudah mereka kecilkan agar tidak terkena peringatan dari penjaga perpustakaan.
"Enggak, Ra. Udah cepetan fotoin. Cahayanya udah maksimal belum di kamera?" tanya Anshana memastikan agar hasil fotonya tampak bagus dan tidak redup.
Adora mengangkat satu jempolnya dan siap-siap menghitung. Sementara Anshana juga bersiap-siap melakukan beberapa gaya. Salah satunya Anshana berpura-pura sedang membaca buku dan Adora mengambilnya dari samping. Lalu Anshana mencoba gaya kedua dengan postur tubuh berdiri tegap menghadap kamera dan salah satu tangannya memegang tas berwarna merah muda yang satu tingkat warnanya lebih tua dari warna dressnya. Di akhir sesi foto Adora mengambil detail outfit Anshana tanpa menunjukkan wajah gadis itu.
"Cakep banget bestie gue kalau udah foto kayak gini! Lo itu bener-bener ya, Na, vibesnya korean look banget." Lagi-lagi Adora tak henti memuji kecantikan Anshana.
"Apa sih lo, Ra, masih pagi juga!" Anshana malu karena begitu disanjung-sanjung oleh Adora.
"Ya elah, Na, senyum aja kali. Pakai malu-malu lo," ledek Adora. "Tadi aja sok-sok bete lo!"
"Ya namanya juga tadi kesel, Ra. Lo kayak gak tau aja bokap gue gimana," tutur Anshana.
"Oh iya, Na, gimana lo nge-riview tadi malam? Lancar?"
"GAK!" Anshana menjawab cepat. Suaranya mendadak besar untuk meluapkan kekesalannya. "Lo juga kenapa pulang? Emang ada gue suruh balik? Lo juga sama nyebelinnya kayak bokap."
Adora terkikik. Belum tahu saja Anshana bila Adora takut dengan Mataya. "Serem gue sama bokap lo. Gue juga mau aman kali. Ogah bener jadi tumbal di depan orang tua lo."
"Lo nyebelin banget sih Adora!" Anshana memukul Adora menggunakan tasnya.
"Ih, sakit, Na! Gue juga males ngeliat adek lo. Shinari kompor banget anjir. Kalau dia gak turun dari kamarnya kemarin pasti lo gak bakal kena marah. Sirik aja adek lo!" Adora mengeluarkan kekesalannya mengenai sikap Shinari. Anshana tahu bila Adora kurang menyukai sifat adiknya. Tidak hanya Adora tapi Dalena juga sama.
"Terus gimana lo sama bokap? Aman?"
"Aman pala lo!" Anshana menjawab cepat. "Tetap aja bokap gak setuju, Ra. Gue bingung banget kenapa Papa gak setuju sama apa yang gue pilih. Gimana ya, Ra, caranya supaya bokap setuju sama gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SULUNG
Teen Fiction‼️WAJIB FOLLOW UNTUK MEMBACA KELANJUTAN CERITANYA ‼️ Adora dan kedua sahabatnya dulu pernah berjanji sewaktu SMA untuk tidak menjadi asing. Segalanya dulu mereka selalu bagi termasuk suka duka menjadi anak pertama di keluarga masing-masing. Tapi sem...