Sejak kemarin Kheeva selalu absen menemani Adora untuk melakukan reservasi di salah satu kafe pilihan mereka sebagai tempat perayaan anniversary persahabatan The Powerpuff Girl's. Jujur, Adora merasakan kesedihan untuk pertama kalinya tidak pergi bersama Kheeva karena biasanya laki-laki itu selalu ada untuk menemani Adora sepanjang waktu.
Adora menghela nafas saat mendapat kiriman foto dari Kheeva yang sedang mengerjakan suatu proyek bersama teman-temannya di kampus. Laki-laki itu hanya menyempatkan diri mengantar Adora pulang lalu kembali lagi ke kampus. Adora menyimpan ponselnya dan berusaha menepis rasa sedih yang sebenarnya tidak perlu untuk ia sedihkan.
Adora melangkah kan kaki keluar dari kafe seorang diri setelah urusannya selesai setengah jam yang lalu dan sudah menghabiskan segelas smoothie yang tadi dipesannya. Namun ketika dirinya akan melangkah kan kaki ke halaman tiba-tiba saja seorang laki-laki datang bersama payung di tangannya.
Ah, hari ini sedang turun hujan. Adora tidak memperhatikan cuaca hingga dia lupa membawa payung. Aroma yang diciptakan oleh hujan tak mengalahkan ketajamam indra penciumannya untuk mencium aroma parfum berbeda yang sebelumnya tidak pernah dia temukan. Ini bukan aroma wangi dari kekasihnya, batin Adora.
Adora menatap seorang pria berkemeja hitam dengan sebuah jam tangan di pergelangan kirinya. Dia tekejut mengetahui siapa laki-laki yang sudah lebih dulu menatapnya sedari tadi.
"Sak-sakya?"
"Hm, mau main ke hotel gue gak? Gue ada sesuatu yang harus lo tau."
Tiba-tiba sekali pikir Adora ketika Sakya mengajaknya di pertemuan mereka yang seperti ini. Adora menatap Sakya sembari melipat tangannya di depan dada.
"Gak. Mau ngapain lo tiba-tiba ngajak gue ke hotel? Mau staycation gratis? Gue lagi gak pingin."
"Ada kado untuk lo dari Harry. Dia gak sempat ngajak lo langsung lagi gue kasih kerjaan banyak."
Adora menghela nafasnya. Dia menjulurkan tangannya di tetesan hujan yang mulai mereda. "Ya udah deh. Tapi ingat ya, gue mau bukan karena lo. Tapi karena Mas Harry."
Tanpa aba-aba Sakya lantas menarik pundak Adora untuk mendekat ke arahnya agar gadis itu tidak terkena tetesan hujan. Keduanya mulai berjalan menuju mobil Sakya yang berada tidak jauh dari kafe. Sakya memayungi Adora dan memastikan bahwa gadis itu masuk ke dalam mobil tanpa basah sekalipun. Sakya langsung melajukan mobil menuju hotelnya.
"Cowok lo mana?" tanya Sakya ingin tahu.
"Lagi ngerjain tugas di kampus."
"Oh, terus lo percaya?" Pertanyaan Sakya membuat Adora heran.
"Maksud lo apa nanya kayak gitu?" tanya Adora dengan alis mengkerut.
Sakya mengendikkan bahunya. "Ya gak papa, kan gue nanya doang. Emang gak boleh?"
Adora menyipitkan matanya sembari menatap Sakya. "Pertanyaan lo bikin gue curiga."
"Emang harus curiga," celetuk Sakya pelan sembari memarkirkan mobilnya.
"Hah? Apa, Sak? Sakya! Lo bilang apa tadi?!"
Adora membuntuti Sakya yang lebih dulu berjalan tanpa menunggunya. Biarkan saja Adora mengejarnya, batin Sakya. Tiba-tiba saja ponsel Sakya berdering. Sebuah pesan berupa kiriman foto dari Harry membuatnya berhenti melangkah. Rahangnya mengeras melihat foto tersebut. Tatapan matanya menajam sembari tangannya meremas ponselnya hingga mati.
"Sakya! Maksud lo apa bicara kayak gitu—" Adora tidak jadi memukul lengan Sakya. Pandangannya berubah bingung ketika melihat Sakya seperti akan marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
SULUNG
Teen Fiction‼️WAJIB FOLLOW UNTUK MEMBACA KELANJUTAN CERITANYA ‼️ Adora dan kedua sahabatnya dulu pernah berjanji sewaktu SMA untuk tidak menjadi asing. Segalanya dulu mereka selalu bagi termasuk suka duka menjadi anak pertama di keluarga masing-masing. Tapi sem...