39. APARTEMEN

10 2 1
                                    

Adora memasuki apartemen Kheeva dengan perasaan tidak enak karena pertengkaran yang habis mereka lakukan. Meski Kheeva selalu menggenggam tangannya namun itu belum mampu memperbaiki suasana hati Adora. Dia merasa bersalah pada Kheeva karena secara tidak langsung sudah memaksa laki-laki itu. Adora merasa dia belum cukup baik untuk Kheeva.

Sementara Kheeva membawa Adora untuk duduk di sebuah sofa berbentuk L yang berhadapan langsung dengan TV yang tertempel dinding. Pandangan Adora tidak berani menatap Kheeva yang berdiri setengah membungkuk di hadapannya. Kheeva mengelus kedua pundak Adora. Kekasihnya itu benar-benar terlihat lelah. Apalagi dia tidak sengaja membentak Adora hingga rasa bersalah itu tidak kunjung hilang.

Kheeva berlutut di hadapan Adora dan menggenggam kedua tangan gadisnya. "Ra, aku minta maaf, ya, sayang?" Kheeva mengelus pipi Adora lembut. Pertengkaran yang terjadi di dalam hubungan selalu membuat suasana terasa canggung setelahnya, Kheeva maupun Adora sangat benci itu.

Adora menatap Kheeva. Dia ingin menangis rasanya melihat Kheeva seperti ini. Bukan salah laki-laki itu, Adora yang terlalu egois hari ini. Kedua tangan Adora terulur untuk memeluk leher Kheeva. Dagunya dia tumpukan pada bahu lebar Kheeva.

"Aku minta maaf, Kak. Aku yang salah."

Kheeva mengusap punggung Adora pelan. Nada bicara Adora terdenger lembut namun penuh penyesalan. "It's okey. Kita gak perlu bahas itu lagi sayang."

Adora menurut, dia mengangguk lalu melepaskan pelukannya. Untuk sesaat mereka saling tatap menyelami manik mata indah yang menjadi favorit mereka satu sama lain.

"Kamu mau cemilan gak? Aku ada di kulkas." Kheeva menawari.

Adora tersenyum pada Kheeva lalu mengangguk semangat.

"Sebentar, ya, sayang, aku ambil." Kheeva berdiri namun sebelum pergi dia sempat kan untuk mengecup kening Adora, lalu berucap, "Sekali lagi aku minta maaf, sayang."

Adora mengangguk. Helaan nafasnya terdengar berat lalu untuk mengalihkan perasaan tidak enaknya dia menatap dan menelusuri lebih detail apartemen milik Kheeva. Ruangan ini di dominasi oleh warna soft dan juga netral. Warna yang Kheeva pilih untuk sebagian interiornya adalah putih, coklat susu dan coklat tua. Lalu di setiap sudut ada beberapa pot bunga yang menambah kesan estetik. Laki-lakinya itu benar-benar menyatu dengan warna-warna seperti ini, termasuk dari pemilihan outfit yang sehari-hari Kheeva kenakan.

"Sayang?" Kheeva menyodorkan cemilan di dalam stoples kaca dan membawa beberapa susu coklat dari lemari pendingin.

"Kamu stok susu juga, Kak, di sini?"

Kheeva mengangguk sembari melahap cemilan kacang menghadap Adora. "Kamu liatin apa tadi?"

Adora menunjuk seluruh sudut ruangan luas tanpa sekat ini. "Kamu orangnya estetik, ya, Kak. Aku suka."

Kheeva tertawa pelan mendengar pujian dari Adora. "Makasih, sayang."

Kheeva menatap TV yang belum menyala, niatnya ingin mengajak Adora untuk menonton bersama namun Kheeva urungkan karena melihat Adora yang masih saja terdiam dan melamun. Kheeva meletakkan stoples kacangnya lalu menyandarkan kepala Adora di dadanya.

"Kamu syok, ya, Ra?"

"Hm, ini pertengkaran pertama kita sejak kita ketemu."

Kheeva menggembungkan sedikit pipinya memikirkan cara untuk menghibur Adora. "Nonton mau?"

"Drama Korea," pinta Adora menatap Kheeva dari bawah.

"Okee, aku cari dulu." Kheeva sibuk mengutak-atik remot di tangannya sampai ketemu tontonan yang sesuai selera Adora.

SULUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang