Sekitar pukul sebelas siang Kheeva baru mengantar Adora pulang ke rumahnya setelah Adora mati-matian membujuk Kheeva dan mengancam laki-laki itu akan pulang sendiri dengan memesan taksi online. Sepanjang perjalanan Kheeva terus menggenggam tangan Adora, bahkan raut wajah Kheeva juga terlihat tidak ikhlas harus berpisah dari Adora. Kini, keduanya telah sampai di depan rumah Adora. Kheeva membukakan pintu mobil untuk Adora lalu bergandengan masuk ke dalam rumah.
Belum sempat Adora mengeluarkan kunci rumahnya, pintu itu sudah terbuka bersama Dalena yang menyambut mereka dengan berkacak pinggang. Adora membuang nafas kasar. Bukan pemandangan ini yang ingin dia lihat.
"Ngapain lo udah di rumah gue?" tanya Adora melipat tangan di depan dada—menantang Dalena.
Dalena menyipitkan matanya lalu tiba-tiba dia menunjuk Kheeva membuat laki-laki itu terkejut. "Ngapain lo semalaman sama Adora? Ngaku lo, Kak!"
Kheeva memukul jari telunjuk Dalena yang berada di hadapan wajahnya. "Kepo," jawab laki-laki itu terdengar menyebalkan.
Adora tertawa mendengarnya. Dalena memutar bola matanya dengan sudut bibir sedikit terangkat.
"Ngaku lo, Ra, lo pasti di apa-apain kan sama dia?"
Kheeva memeluk Adora dari belakang. Meletakkan tangannya di pinggang gadisnya. "Ssstt.. Urusan orang dewasa." Kheeva bercanda di balik Adora.
Dalena mengangguk lalu wajahnya sedikit maju berbisik sesuatu pada Adora yang tentu langsung terdengar oleh Kheeva.
"Lo gak di unboxing kan, Ra?"
Kheeva menyentil dahi Dalena yang asal berbicara. "Mulut lo!"
"Kak??" Adora terkekeh kaget dengan respon Kheeva.
"Mulutnya, sayang. Belum tau aja dia kalau itu hampir kita lakuin."
Dalena syok mendengarnya. Dia menutup mulutnya dengan mata terbelalak kaget. "Serius, Ra? Ilmu gue berguna dong berarti?"
"Apa sihhh.. Kalian berdua ngaco ah. Lo juga percaya aja kata Kak Kheeva." Adora berujar kesal sembari meninggalkan Dalena dan Kheeva di depan pintu.
Kheeva menyusul Adora tak lupa menyempatkan untuk mengejek Dalena dengan menjulurkan lidahnya. Dalena mengerang kesal dan menyusul Adora lebih dulu di dapur.
"Sayang, Ael mana?"
"Biasanya dia latihan basket, Kak, kalau minggu sama temennya." Adora menjawab dari dapur sembari meneguk air putih dingin dari kulkas.
Tak lama Dalena datang dan langsung duduk di kursi makan. Tangannya dia tumpukan pada meja untuk menopang dagunya. "Cowok lo nyebelin, Ra, suruh pulang sana!"
Adora melirik Dalena, "Sama kan kayak lo juga nyebelin."
"Sayang, aturannya kita berdua aja kan di sini. Ngapain sih ada dia?" Kheeva datang ikut meminum apa yang Adora minum tadi.
"Kamu kenapa sih, Kak, usil banget sama Dalena?" tanya Adora heran. Pasalnya respon Kheeva ketika bertemu dengan Anshana tidak seperti ini. Keduanya adalah sahabat Adora namun respon pacarnya benar-benar berbeda.
"Lo yang pulang, orang gue mau curhat juga sama Adora," sosor Dalena.
"Curhat sana sama yang satu lagi. Adora punya gue." Kheeva menggenggam tangan Adora dan menunjukkannya pada Dalena.
"Ra?" panggil Dalena terdengar serius. Dia juga malas meladeni Kheeva. "Satu kantor tau kalau gue udah gak perawan termasuk Mas Gi—"
"Hukkk.. Uhukkk!!" Kheeva tersedak air yang hampir ditelannya ke kerongkongan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SULUNG
Teen Fiction‼️WAJIB FOLLOW UNTUK MEMBACA KELANJUTAN CERITANYA ‼️ Adora dan kedua sahabatnya dulu pernah berjanji sewaktu SMA untuk tidak menjadi asing. Segalanya dulu mereka selalu bagi termasuk suka duka menjadi anak pertama di keluarga masing-masing. Tapi sem...