NASIHAT UNTUK SAKYA
Sesampainya Sakya di kontrakan miliknya, dia dikejutkan oleh sebuah mobil yang terparkir dengan nomor polisi B 78 SAK. Mobil dari Papanya sebagai hadiah ulang tahunnya yang ke 25 tahun. Tak lama setelah Sakya mendapatkan mobil tersebut Papanya langsung mengirim Sakya untuk bekerja di resto pamannya dan meninggalkan semua fasilitas yang orang tuanya berikan. Kini kenapa bisa mobilnya itu terparkir di halaman kost-annya? Sakya mengetuk kaca mobil yang tak lama langsung terbuka. Ternyata seorang perempuan berhidung mancung dan berambut panjang berwarna hitam. Perempuan itu adalah Brianna—adiknya.
"Turun, Bri!" perintah Sakya dingin.
Brianna dengan cepat membuka pintu mobil dan bersandar di mobil kakaknya dengan tangan terlipat di depan dada. Sakya jengah melihat sikap adiknya yang selalu seenaknya. "Ngapain kamu pakai mobil Kakak?"
"Makanya cepetan ganti hp Brianna! Brianna butuh, Kak."
Sakya menarik tangan adiknya untuk mengajaknya bicara di dalam kontrakannya. Namun Brianna dengan cepat menolak dan melepaskan tangannya. "Gak mau!"
Sakya menatap Brianna tanpa bicara sepatah kata pun sampai Brianna kembali berbicara. "Nanti dikira Kakak bawa cewek masuk lagi sama yang punya kontrakan," ucap gadis itu takut.
"Kamu emang cewek kan? Lagian kamu sama Kakak kamu, Bri, bukan orang lain." Sakya mengerti ketakutan adiknya namun tak peduli dan tetap menarik tangan Brianna masuk ke kontrakan yang Sakya sewa. Setibanya di dalam kontrakan Brianna begitu terkejut melihat isi dalamnya. Sangat sederhana dan jauh dari kata mewah kehidupan mereka. Di ruang tamu tak ada sofa hanya lantai kosong dan terisi sebuah motor yang Sakya beli secara kredit.
Lalu terdapat sebuah pintu yang merupakan kamar laki-laki itu. Sangat kecil pikir Brianna bahkan masih besar ukuran kamar mandinya. Kamar ini hanya muat satu tempat tidur dan sebuah lemari yang ukurannya pun tidak besar. Lalu di dinding terdapat gantungan yang Sakya gunakan untuk menggantung baju dan jaketnya. Brianna tertawa mengejek kehidupan kakaknya saat ini. "Ini tempat tinggal, Kak Sakya? Kak, how are you? Kakak bisa hidup di tempat kayak gini? Bahkan masih besaran kamar mandi Brianna, Kak?"
Sakya tak menjawab membiarkan adiknya itu menilai kehidupannya saat ini. Brianna juga mengetes keempukan kasur yang Sakya tiduri. Sangat tidak nyaman untuknya dan gadis itu buru-buru bangkit untuk duduk. Karena tidak ada tempat lain selain kasur kakaknya yang bisa dia gunakan untuk duduk.
"Kak, Kakak gak beli tempat tidur baru gitu yang lebih empuk? AC? Panas tau. Emang Kak Sakya bisa tidur?" cecar Brianna tiada henti.
Sakya melepas hoodienya menyisakan kaus hitam dan jam tangan yang dikenakannya. "Mulutnya bisa diam gak?"
"Ya udah kalau gitu ngapain ngajakin masuk tadi!" Brianna kesal dan langsung membaringkan tubuhnya membelakangi Sakya yang kini duduk di sudut tempat tidur.
"Bisa gak, Bri, gak usah ngejawab kalau dikasih tau? Jangan bawel!" peringat Sakya dingin dan juga menahan kesal.
Brianna melempar Sakya dengan sebuah bantal yang tersisa. Brianna tidak suka dengan sikap Sakya yang dingin dan ketus seperti sekarang. Kakaknya itu bukan seperti kakak yang Brianna harapkan. Menyebalkan! Tidak pernah berubah! Pantas saja orang tuanya mengusir pemuda itu untuk hidup sendiri seperti sekarang.
Sakya menyingkirkan bantal yang tadi mengenai wajahnya. Lemparan adiknya itu tidak pernah melesat. Sakya menatap adiknya yang begitu mudah merajuk ini. Lalu melanjutkan pembicaraan mereka yang tadi sempat tertunda. "Ada apa kamu ke sini, Bri?"
"HP Brianna mana, Kak?" Brianna langsung bangun dan duduk menatap Sakya. Wajahnya bertambah kesal sekarang jika mengingat nasib ponselnya. "Brianna minta ke Papa gak dikasih! Katanya minta ke Kakak, terus sekarang mana?"
![](https://img.wattpad.com/cover/343354110-288-k849293.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SULUNG
Teen Fiction‼️WAJIB FOLLOW UNTUK MEMBACA KELANJUTAN CERITANYA ‼️ Adora dan kedua sahabatnya dulu pernah berjanji sewaktu SMA untuk tidak menjadi asing. Segalanya dulu mereka selalu bagi termasuk suka duka menjadi anak pertama di keluarga masing-masing. Tapi sem...