17. BERSAMA KHEEVA

20 5 1
                                    

BERSAMA KHEEVA

Hari demi hari berlalu yang Adora pikir semua akan berjalan baik-baik saja tapi nyatanya justru sebaliknya. Adora saat ini merasa sangat sangat lelah lebih dari biasanya. Adora tidak menyangka bila kuliah dan pekerjaannya menguras habis tenaganya bahkan mampu membuatnya ingin menangis saking lelahnya. Namun Adora tidak bisa menumpahkannya sekarang. Dia tidak ingin pegawai resto melihatnya menangis dan lemah. Sapu yang sedari tadi Adora pegang tidak dia apa-apakan sama sekali. Pandangannya fokus menatap ke arah lain dengan kosong.

Bruk!!

Tiba-tiba saja tubuh Adora terdorong ke samping dan terbentur sudut meja. Dirinya lantas menatap tajam ke arah Sakya. "Lo kalau jalan pakai mata dong, Sak!"

"Lo bisa gak berdiri jangan di tengah jalan?" Sakya membalas Adora sembari memegang sekantong plastik sampah. Adora memperhatikan posisinya saat ini. Benar saja, dia berdiri di tengah-tengah antara meja membuat Sakya kesulitan memilih jalan.

Adora terkejut karena sapu yang dipegangnya ditarik paksa oleh Sakya. "Sakya, lo apa-apaan sih?!"

"Kalau gak niat kerja mending pulang. Gara-gara nungguin lo, sampai tutup pun resto ini lantai gak akan bersih!" Sakya menyindir Adora yang sedari tadi melamun.

Adora menghembuskan nafasnya kasar. Dia merebut kembali sapunya dari tangan Sakya. "Gue aja yang bersihkan."

Tak berapa lama seorang pelanggan datang menghentikan perseteruan kecil antara Sakya dan Adora. "Maaf, resto udah tu—Kak Kheeva?" Adora terkejut karena melihat kehadiran Kheeva di jam tutup resto.

Sakya lantas meninggalakan keduanya dan melanjutkan pekerjaannya untuk membuang sampah ke belakang. Sementara Adora menemui Kheeva untuk berbicara sebentar. "Lo, mau ambil baju lo yang kemarin ya, Kak?"

Kheeva mangangguk. "Tapi gue tunggu lo aja selesaikan kerjaan lo. Gue tunggu di luar, Ra."

"Ehh, Kak!" panggil Adora menghentikan langkah Kheeva. "Gue bawa kok bajunya. Gue ambilin bentar."

"Gak usah, Ra. Gue juga mau bareng nanti sama lo pulangnya."

Adora mengangguk dan segera menyelesaikan pekerjaannya. Sakya datang membawa pel lantai untuk melanjutkan tugas Adora. Usai semua pekerjaan dilakukan seluruh pegawai resto pulang bersama-sama menuju rumah masing-masing.

Di perjalanan bersama Kheeva, Adora banyak diam menikmati semilir angin malam. Dia mengeluarkan baju Kheeva dari dalam tasnya lalu diberikan pada laki-laki itu. "Kak, ini bajunya. Maaf ya gue gak sengaja kemarin."

Kheeva menerimanya lalu mengembangkan baju tersebut untuk menutupi bagian atas tubuh Adora karena gadis itu mengenakan crop top tanpa jaket atau outer tambahan. "Udah tau pulangnya malam harusnya lo pakai jaket, Ra."

Adora terkejut dan dia terkekeh pelan. "Makasih, Kak. Jadi gue deh yang pakai bajunya." Adora mengeratkan kemeja Kheeva di tubuhnya. Pandangannya menatap pada langit yang dihiasi bintang juga bulan. Malam ini cukup cerah. Daun dari pepohonan yang ditanam pinggir jalan bergerak mengikuti kecepatan angin.

"Gak papa, dari pada lo masuk angin."

Adora mengangguk dan tersenyum kecil. Perhatiannya tertuju pada Kheeva saat ini. "Kak, lo semester berapa sih?"

"Lima. Kenapa, Ra?"

Adora menggeleng sebagai jawaban. Lalu dia bertanya lagi untuk mengungkapkan keheranannya. "Tapi kok gue jarang ngeliat lo ya, Kak?"

Kheeva tertawa mendengarnya. "Terlalu banyak manusia di kampus itu, Ra. Jadi wajar lo gak pernah liat gue. Mungkin kita pernah ketemu tapi gak sadar aja."

SULUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang