MATA-MATA KELUARGA
Adora berjalan kaki menuju rumahnya setelah kembali dari supermarket untuk mengisi lemari pendinginnya karena persediaan cemilan dan susu kesukaannya sudah sangat menipis. Cukup lama Adora berada di supermarket tadi padahal yang dibelinya hampir sama dengan daftar belanjaan sebelumnya. Buah-buahan yang memiliki daya tahan lama, mi instan, minuman bersoda dan beberapa minuman manis seperti susu dan snack dengan berbagai macam jenis. Adora sangat suka berada di tempat ramai karena baginya energinya lebih meningkat dibandingkan jika dia sudah berada di rumah. Itu lah mengapa Adora suka sekali bermain dengan kedua sahabatnya dan mengajak mereka untuk mengunjungi berbagai tempat-tempat baru.
Adora membenarkan letak topi hitam di kepalanya lalu mengeratkan jaket yang dikenakannya saat ini. Dia menatap dua kantong belanjaannya. Jujur saja dia sudah tidak sabar untuk membongkarnya dan memasak mi instan untuk makan malam.
Brukk!!
"Aakhh!" Adora hampir saja terjungkal ke depan karena seseorang menabraknya dari belakang. Adora menarik nafas panjang bersiap akan mengomeli orang yang hampir membuat belanjaannya berserak.
"Heh? Lo itu kalau jalan bisa pakai mata gak sih?!"
"Maaf, Kak, maaf!"
Ternyata seorang perempuan yang sama-sama memakai topi seperti Adora. Bedanya rambut perempuan itu di ikat satu di belakang dan mengenakan masker. Adora kenal dengan topi yang dikenakan perempuan tersebut. Lalu Adora menarik turun masker yang dikenakan orang di hadapannya.
Adora terkejut dengan mulut terbuka, "DALEN-"
Perempuan tersebut langsung membekap mulut Adora dan membawanya bersembunyi di balik pohon besar. "Sssttt!! Mulut lo anjir!" Dalena memarahi Adora lalu melepas bekapan tangannya.
"Ya habisnya lo ngapain nabrak gue, hah? Mau diculik om-om lagi lo?"
Plak!!
"Aakhh! Sakit Dalena bego!" Adora mengelus lengannya.
"Lo diam kek, Ra? Bawel banget! Ntar ketahuan, tuh!" Dalena menunjuk sepasang kekasih yang sedang bermesraan di ujung jalan dekat perempatan yang sepi.
Adora mengikuti arah mata Dalena dan betapa terkejutnya dia ketika sepasang kekasih itu mendadak berciuman dengan gerakan lambat. "Itu kan adek lo sih Crystal?!"
"Iya, emang adek gue. Makanya lo diam!"
"Ya kalau adek lo samperin bego! Ngapain lo di sini??!" teriak Adora membuat Dalena cepat tersadar.
"Oh, iya, anjir! Gara-gara lo sih, Ra. Lupa kan gue harus apa!" Dalena buru-buru menghentikan aksi adiknya dan menatap pacar adiknya dengan tajam.
Crystal terkejut ketika kakaknya tiba-tiba saja sudah berada di tengah-tengah mereka. Crystal gelagapan takut dia dimarahi kakaknya dan diadukan pada mamanya. "Kak? Lo-lo kok bisa ada di sini?"
Dalena berkacak pinggang menatap tajam adiknya yang meurutnya sudah kelewat batas. "Apa? Kaget kan lo? Lo emang bener-bener ya Crystal. Berani lo kayak gini sama cowok lo? Liat aja bakal gue aduin sama Mama."
"Kak, lo apa-apaan sih?! Cepu banget jadi orang? Lagian ini urusan gue sama cowok gue. Lo gak usah ikut campur deh, Kak! Lo itu gak tau apa-apa!"
Dalena tertawa sinis mendengar penuturan adiknya. "Gak tau apa-apa lo bilang? Gue lebih dulu lahir dari lo, dan gue kakak lo. Gak usah sok kayak orang dewasa lo bicara!"
"Lo tau gak, ini tempat umum. Di tengah jalan lo cium adek gue? Lo pikir lo siapa, hah?! Gak punya sopan santun banget!" tuduh Dalena pada kekasih adiknya.
![](https://img.wattpad.com/cover/343354110-288-k849293.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SULUNG
Teen Fiction‼️WAJIB FOLLOW UNTUK MEMBACA KELANJUTAN CERITANYA ‼️ Adora dan kedua sahabatnya dulu pernah berjanji sewaktu SMA untuk tidak menjadi asing. Segalanya dulu mereka selalu bagi termasuk suka duka menjadi anak pertama di keluarga masing-masing. Tapi sem...