MAKAN MALAM YANG GAGAL
Adora tergopoh-gopoh memasuki resto dan merasa bersalah ketika melihat Sakya kewalahan melayani pembeli sembari menyiapkan makanan. Tidak ada pegawai dapur yang datang untuk membantu Sakya karena sedang sama sibuknya lantaran resto ramai hari ini. Adora segera menuju ruang ganti untuk mengenakan apron dan topinya. Dia tak berani menatap Sakya karena sudah pasti raut dan tatapan laki-laki itu terlihat kesal.
"Mas Sakya, maaf ya, telat," lirih Adora sembari menyiapkan pesanan.
"Pacaran sampai lupa tanggung jawab!" ketus Sakya dingin.
Adora tertohok mendengarnya. Niatnya baik ingin meminta maaf tapi selalu saja Sakya yang merusaknya. "Stop nuduh-nuduh gue!" balas Adora menatap Sakya kesal.
"Emang bener kan?"
"Lo gak tau apa-apa! Dan untuk pesanannya Kak Kheeva gue yang bayar," putus Adora tak ingin melanjutkan perdebatannya.
Beberapa jam setelahnya pembeli yang datang terus mengalami peningkatan hal itu membuat Adora dan Sakya tak berhenti kerja bahkan diberikan waktu untuk duduk beristirahat di dapur sebentar pun tidak bisa. Kini resto hampir tutup dan jumlah pelanggan yang datang berangsur berkurang satu persatu. Adora cepat-cepat membuka laci kerjanya dan menyeruput susu coklat yang sudah distoknya tiga buah. Adora memperhatikan Sakya yang sibuk memainkan ponselnyan dengan wajah amat serius.
"Sakya?" panggil Adora pelan.
Laki-laki itu tak menjawab. Lantaran tak mendengarnya atau sengaja mengabaikan Adora.
"Sakya!" ketus Adora. "Lo budeg ya?!" Adora berucap tepat di samping tubuh Sakya dengan kesal.
"Mau apa lo panggil gue?" tanya Sakya dingin tanpa melihat ke arah Adora.
Melihat respon ogah-ogahan Sakya, Adora berdecak dan pergi meninggalakannya. "Ya udah deh gak jadi." Gadis itu pergi ke belakang untuk mengambil sapu dan mulai membersihkan seisi resto.
Sakya mematikan ponselnya dan memandangi kepergian Adora. Mulutnya ikut berdecak sembari menyusul Adora ke belakang. "Kalau ngomong jangan setengah-setengah!"
Adora tak mempedulikan Sakya. Dia sibuk memunguti sampah dan menaikkan kursi ke atas meja agar lebih mudah saat menyapu nanti. Sakya menahan tangan Adora untuk mengangkat kursi berikutnya. "Lo mau bicara apa sih, Adora?" tanya Sakya penasaran.
Adora mendengus kesal. Dengan wajah sok dan tengilnya malah mengatai Sakya. "Makanya gak usah sok cuek! Udah ah males gue!"
"Ya udah apa cepetan?" tuntut Sakya meminta penjelasan Adora. Dia rela mematikan ponselnya yang sedang mengulas pekerjaan penting di hotelnya demi menunggu Adora bicara.
"Gue udah males!" rajuk Adora meninggalakan Sakya namun dengan cepat laki-laki itu menutup jalan Adora.
"Bicara gak?!" paksa Sakya dengan tatapan dingin.
Adora menyengir melihatnya. "Oke deh, karena lo yang paksa gue bicara."
"Lo ngerjain gue ya?" tanya Sakya jengah mencurigai sikap Adora.
Adora menggeleng tanpa rasa bersalah. "Nanti cari makan yuk?" ajak Adora dengan pupil mata melebar.
Sakya mundur dari tempatnya berpijak. "Ada apa lo?" curiga Sakya.
"Kan udah janji mau traktir makan karena lo udah baik nolongin gue waktu itu," jelas Adora membuat Sakya mengangguk.
"Selesaikan cepat!" perintah Sakya lalu menaiki satu persatu kursi ke atas meja.
"Kalau soal makan aja langsung baik!" sindir Adora sembari menyapu lantai.
"Ya udah gak jadi!" tolak Sakya meninggalakan Adora tanpa basa-basi.

KAMU SEDANG MEMBACA
SULUNG
Fiksi Remaja‼️WAJIB FOLLOW UNTUK MEMBACA KELANJUTAN CERITANYA ‼️ Adora dan kedua sahabatnya dulu pernah berjanji sewaktu SMA untuk tidak menjadi asing. Segalanya dulu mereka selalu bagi termasuk suka duka menjadi anak pertama di keluarga masing-masing. Tapi sem...