33. LARI PAGI

11 3 1
                                    

Jika biasanya diakhir pekan Adora hanya menghabiskan waktu dengan maraton drama Korea dan menikmati cemilan manis untuk menjaga suasana hatinya kini tidak lagi. Kebiasaan itu mendadak berubah menjadi lari pagi semenjak dia berpacaran dengan Kheeva. Jika biasanya Adora masih bergelung dibawah selimut dan mengenakan piyama kesayangannya kini dia sudah berdiri di depan cermin dengan pakaian olahraga serta riasan tipis di wajahnya. Adora tidak lagi bergantung pada susu coklat atau cemilan manis lainnya, dia cukup melihat senyum Kheeva beserta lesung pipi laki-laki itu sudah membantu suasana hatinya tetap baik.

Di ruang tamu terdengar Ael sedang mengobrol bersama Kheeva membahas hal-hal ringan seperti membicarakan soal Adora. Diam-diam Ael mengakui bahwa pacar kakaknya ini sangat lah tampan terlebih melihat lesung pipi Kheeva membuat Ael sedikit iri. Wajah tirus Kheeva dengan rahang yang tegas, hidung mancungnya dan bibirnya yang kecil serta tipis itu. Benar-benar sempurna bagi Ael. Meski begitu tetap saja, mancungnya hidung Kheeva tak semenacung hidung Ael.

"Kok bisa sih Abang mau sama Kak Adora?" tanya Ael sembari menatap pintu kamar Adora yang masih tertutup rapat.

Kheeva terkekeh, dia suka mendengar pertanyaan seperti ini. Baginya tidak ada hal lain yang membuatnya untuk menyukai Adora selain karena cantiknya paras gadis itu dan juga sifat cerianya.

"Kakak kamu kan cantik. Selain itu dia moodboster. Baik lagi."

Ael melotot kaget mendengar penuturan terakhir Kheeva. Tangannya menggulung lengan baju sebelah kanannya dan menunjukkan bekas cubitan di lengannya yang sudah membiru sejak semalam. "Dua malam yang lalu habis dicubit Kak Adora. Gak ada yang baik, Bang. Dia lagi acting aja."

"Udah deh, Bang, dari pada Abang ngalamin hal yang sama kayak Ael mending putus aja, Bang."

"Tongkat besi belakang pintu keras juga. Lumayan untuk mukul badan gede lo, El?" Adora keluar dari kamar sembari memegang tongkat besi yang dimaksud. Tongkat itu berada di kamar Adora hanya untuk berjaga-jaga sebagai amanat dari orang tuanya.

"Sayang," tegur Kheeva untuk tidak menganggap serius bercandaan Ael.

"Apa tadi lo bilang? Putus?" Adora melangkah mendekat sembari menepuk kuat pundak adiknya. "Keras juga. Lumayan lah lima pukulan kayaknya cukup untuk puasin keselnya gue."

Plak!!

Adora dengan cepat memukul pundak Ael dengan tangannya yang tipis dan berhasil membuat Ael meraung sakit.

"Aaargghhhhh!! Sakit, Kak!! Panas tau lo?"

"Gak tau!" jawab Adora cepat dengan wajah menyebalkannya.

"Liat kan, Bang? Gak ada baiknya. Di mana letak baiknya? Kekerasan ini, Bang." Ael mengadu pada Kheeva.

"Ya itu karena lo yang bikin kesel duluan!" Adora menjambak rambut Ael dengan sedikit berjinjit karena adiknya itu berdiri di samping Kheeva.

"Ra, udah. Yuk kita lari pagi aja." Kheeva membawa Adora menjauh dari Ael yang sedang mengusap kepalanya karena menahan sakit.

"Bawa, Bang. Bawa jauh gak usah pulang sekaian!" usir Ael dengan kesal.

"Sayang, udah!" Kheeva menahan Adora karena gadis itu ingin mengejar Ael.

"Dia ngeselin, Kak!" adu Adora dengan wajah kesal. "Gara-gara dia kan jadi badmood."

Adora berjalan terlebih dahulu meninggalkan Kheeva di belakangnya. Kheeva terkekeh melihatnya dan dengan segera mengejar Adora. Laki-laki itu memeluk Adora dari arah belakang hingga membuat langkah keduanya terhenti.

"Kita lari pagi ya? Aku janji gak akan buat kamu kesal hari ini. Ya, sayang?" Kheeva membujuk Adora sembari mengecup pipi gadis itu. Kheeva tahu bagaimana menenangkan amarah dalam diri Adora. Itu hal mudah untuk dia lakukan.

SULUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang