Kheeva memarkirkan mobilnya tepat di samping kiri resto, hari ini dia yang mengantar Adora setelah perkuliahan keduanya usai. Laki-laki itu tidak gentar dengan pertanyaan mengejutkan Adora semalam. Baginya karena sudah hampir ketahuan ya lanjutkan saja langkahnya. Kheeva menatap Adora yang kini sedang melepas seat belt dan bersiap untuk keluar.
"Ra, sebentar," pinta Kheeva dengan lembut.
"Kenapa, Kak?"
"Lo udah punya pacar belum? Atau ada yang lagi deketin lo?" tanya Kheeva menatap lurus manik mata Adora. Tangan laki-laki itu memegang stir dan satunya lagi berada di atas pahanya. Percayalah satu tangannya sedang meremas kuat bola stir saat ini karena saking gugupnya.
Jantung Adora seketika berdebar kuat dan sikapnya mendadak canggung saat mendengar pertanyaan Kheeva. Tangannya mendadak berkeringat dingin dan gemetar. Ini adalah pengalaman pertama Adora dan dia tidak mengira bila rasanya seperti akan presentasi di depan kelas dan profesornya.
Adora menggeleng pelan. Dia tidak berani menatap Kheeva saat ini. Tangannya meremas kuat tali seat belt yang kini jadi bahan pelampiasannya.
"Ra?" panggil Kheeva menatap Adora dari samping. "Liat gue bentar bisa gak?"
Adora mau tidak mau menatap Kheeva secara perlahan. Pandangannya seperti malu-malu melihat Kheeva, padahal biasanya Adora tidak seperti ini.
"Ra, gue suka lo," aku Kheeva saat pandangan mereka bersinggungan.
"Lo confess Kak??" tanya Adora terkejut sembari menahan debaran jantungnya dan rasa geli di perutnya seperti ada ribuan kupu-kupu yang berterbangan.
Kheeva mengangguk. Tangannya terulur kebelakang untuk mengambil bunga dan sebuah kota berbahan bludru. "Boleh gak kalau gue jadi pacar lo?"
Adora mengedipkan matanya mendadak bingung harus berbuat apa. Kheeva memberinya sogokan yang sangat romantis seperti di drama yang selalu Adora tonton.
"Ra? Boleh?" tanya Kheeva pelan sembari menarik lembut tangan Adora. Dia terkejut bila Adora segugup ini ternyata.
Adora menarik tangannya pelan dari Kheeva. Satu pertanyaan yang murni muncul dari dalam pikirannya. "Kak, lo serius?"
Kheeva mengangguk yakin. "Kenapa? Lo ngiranya gue bercanda?"
Adora menggigit bibirnya. Masih menimbang-nimbang apakah akan diterimanya di tempat atau di gantung dulu seperti jemuran.
"Ya, bener, jantung gue deg-degan waktu peluk lo semalam. Gue emang suka lo udah dari lama, Ra. Tapi kejadian malam tadi mendorong gue untuk bisa miliki lo, supaya lo gak merasa sendiri disaat sahabat lo sibuk dengan aktivitasnya. Supaya lo ada temen untuk cerita disaat sahabat lo lagi bahagia dengan dunianya."
Adora ingin menangis saja rasanya jika Kheeva sudah membawa nama sahabatnya. Bertahun-tahun ini hanya Dalena dan Anshana yang menemani Adora. Kini sudah ada orang baru yang ingin menggantikan posisi itu disaat semua sudah mulai sibuk dan berhasil meraih cita-citanya.
"Ra, boleh, ya?" pinta Kheeva dengan lembut sekali lagi. Berharap Adora segera memberikannya jawaban.
Adora mengangguk kaku pertanda dia menerima permintaan Kheeva untuk menjadi pacarnya. Kheeva tersenyum cerah hingga saking senangnya sikunya menghantam pintu mobil.
Duk!
"Kak, hati-hati!" peringat Adora terlihat panik.
Kheeva tertawa pelan, "Gak papa. Gak sakit kok."
Kheeva membuka kotak bludru yang tadi sempat dia pegang. Sebuah kalung berbahan titanium dengan bandul huruf K terpasang cantik di leher Adora.
"K? Siapa, Kak?" tanya Adora bingung menatap kalung yang kini Kheeva pegang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SULUNG
Fiksi Remaja‼️WAJIB FOLLOW UNTUK MEMBACA KELANJUTAN CERITANYA ‼️ Adora dan kedua sahabatnya dulu pernah berjanji sewaktu SMA untuk tidak menjadi asing. Segalanya dulu mereka selalu bagi termasuk suka duka menjadi anak pertama di keluarga masing-masing. Tapi sem...