21. CLUB

13 5 0
                                    

CLUB

Adora terengah-engah berlari menyusul Dalena yang sudah lebih dulu tiba di area parkir sebuah club yang dulu waktu SMA sering mereka kunjungi. Adora menepuk pundak Dalena yang dilapisi dengan kemeja oversize berwarna cream. "Lo mau ngapain sih, Del, datang ke tempat ini lagi? Katanya lo udah tobat?"

"Mana dadakan banget lagi ngajaknya. Untung gue belum sampai rumah," sambung Adora baru saja kembali kerja dan langsung dihubungi Dalena untuk segera menyusulnya di GANA club.

"Udah deh, Ra, lo diam aja. Gue ada misi penting malam ini, dan tugas lo cukup temani gue sama kita nikmati tipis-tipis tempat ini. Udah lama enggak, Ra." Dalena berujar sembari mengingat kenangannya yang dulu berwarna di tempat ini.

Adora terkejut mendengarnya. Dia lantas menatap Dalena dengan intens. "Anjir, katanya lo udah tobat woi?! Ngapain lo pakai segala ngajakin gue masuk ke tempat jahanam ini? Gue udah tobat, Del! Serius deh."

Dalena menatap Adora, "Crystal ada di dalam sama cowoknya. Gue harus pantau dia, Ra. Ini udah kelewatan tau lo. Kalau Mama tau bisa habis gue yang dimarahi." Dalena berucap takut.

"Serius adek lo di dalam?" Adora melotot kaget. Dalena mengangguk sembari melepas satu persatu kancing kemejanya dan menunjukkan sebuah mini dress seksi yang kini di pakainya. Adora tambah terkejut dibuatnya. "Wahhh! Parah lo, Del. Kalau gini sama aja lo yang mau main-main juga."

Dalena terkekeh mendengarnya. "Ya iyalah! Udah lama gue gak ke sini kira-kira masih ada yang ingat gue gak ya? Udah yuk, Ra, lama lo!"

"Punya temen gak jauh beda kayak setan!" umpat Adora sembari berjalan masuk membuka pintu. Adora juga sama seperti Dalena, dia sudah sangat lama tidak mendatangi club ini. Dulu secara diam-diam mereka sering sekali mendatanginya. Bahkan setiap minggu tidak pernah absen.

180 derajat atmosfer Adora lantas berubah. Aroma alkohol langsung menusuk hidungnya bersamaan dengan asap rokok yang mengepul di ruangan ini. Tubuhnya sesekali bersenggolan pada mereka yang sedang dance floor dengan kondisi setengah sadar. Tak lama ada seorang pekerja yang langsung menghampiri Adora dan Dalena. Dia menyambut dengan ramah kedatangan adiknya yang sudah lama tidak bertemu. Namanya Dion. Sudah bekerja semenjak Dalena dan Adora belum mengenal club ini.

"Buset! Cantik-cantik bener adek gue! Lama gak main, Del?"

Dalena terkekeh sembari menyambut pelukan Dion begitu juga dengan Adora. "Sorry, Bang. Gue sibuk."

"Sibuk tapi kok bisa ke sini sekarang? Lo, Ra, apa kabar?" tanya Dion pada Adora.

"Baik gue, Bang. Udah lama gue gak ke sini."

"Kalian sombong!" sindir Dion sembari membawa Dalena dan Adora duduk. "Mau minum apa? Free untuk kalian!"

Dalena dan Adora lantas saling menatap dengan binar. "Serius, Bang?!" Adora bertanya excited.

"Bro! Minum untuk adek gue dua!" Dion menyuruh salah satu temannya.

Tak berapa lama minuman yang Dion pinta datang dan segera menuangkannya ke dalam gelas sloki Adora dan Dalena. Ketiganya saling bersulang lalu meneguk hingga tuntas. Dalena dan Adora mengerang ketika alkohol itu melewati tenggorokannya.

"Ra, sumpah lega banget gue!" ungkap Dalena. "Udah lama gue gak main-main ke tempat ini, Ra. Suntuk gue di rumah terus!"

Adora mengangguk, menyetujui ucapan Dalena. Tangan Adora menahan tangan Dalena yang ingin kembali menuang minuman tersebut. "Jangan banyak-banyak anjir, ntar lo tipsy. Tapi kita mau liat adek lo?" tahan Adora.

"Adek siapa?" tanya Dion.

Adora menunjuk Dalena. "Adeknya dia, Bang. Main ke sini sama cowoknya. Ada liat gak, Bang?"

SULUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang