2. PROBLEMATIKA

42 4 0
                                    

PROBLEMATIKA

Saat ini Anshana berdiri di dekat sebuah tiang yang berada tak jauh dari kelas Adora berada berniat untuk menunggu sahabatnya menyelesaikan kelasnya. Anshana berdiri sembari mengaktifkan kamera di ponselnya ingin mengambil foto tas barunya yang datang kemarin sore. Wajahnya bersinar bahagia melihat tas berwarna biru pastel senada dengan warna outfitnya hari ini. Mengenakan blouse berwarna putih berlapis vest bermodel crop dan jeans panjang. Namun niatnya terpaksa diurungkan karena mendengar celetukan dari beberapa mahasiswi yang lewat di belakangnya.

"Halu instagram! Palingan followers beli."

Anshana mematikan kameranya dan segera menghadap kebelakang memperhatikan dengan tajam mahasiswi yang melewatinya tanpa bersalah. "Followers gue gak beli! Real hasil usaha gue sendiri."

"Udah, Na, udah. Tahan. Sabar bestie." Adora buru-buru meredakan amarah Anshana dengan mengelus pundak sahabatnya.

"Gue kesel, Ra, terus-terusan dikatain kayak gitu. Udah gue kasih tau berkali-kali kalau followers gue gak beli!" Anshana menekan ucapannya bahkan membesarkan suaranya agar mahasiswa lainnya mendengar.

"Udah, ih! Jaga image lo kali. Dari pada marah-marah gak jelas mending gue fotoin lo. Di taman kampus tadi gue liat dari jendela kelas bunganya lagi pada mekar. Cantik lho, Na. Gak mau lo?"

Dengan dahi yang masih mengkerut kesal Anshana mengalihkan tatapannya pada Adora yang kini tersenyum lebar. "Gak mood gue!"

Adora buru-buru mengejar Anshana sembari terus membujuk gadis itu agar moodnya kembali membaik. "Yakin nih gak mau? Emang gak rugi gak posting hari ini? outfit lo kece tau, Na, sayang banget loh kalau gak diposting. Siapa tau habis ini followers lo ada peningkatan."

"Gak mood Adora! Dah males gue."

"Ya udah deh kalau gak mood. Masa baru dikatain kayak gitu aja langsung down. Kalau gue nih ya, gue bodoamatin, Na. Mereka mah gak penting yang penting itu apa yang gue mau capai. Dan satu lagi yang tau proses lo ya diri lo sendiri. Jadi jangan lo jadikan pikiran sama omongan mereka yang gak tau apa-apa." Adora menjelaskan sembari membuka permen tangkai dari kantong celananya.

"Gak sekali dua kali, Ra. Asal lo tau gue sering dikatain kayak gitu. Di kelas gue juga gak sedikit yang ngatain gue," adu Anshana.

"Ya namanya juga lagi berproses, Na. Lo harus siap dong. Kalau cara lo kayak gini kasian followers lo yang gak tau apa-apa jadi imbasnya. Seharian nungguin postingan dari lo untuk mereka jadikan inspirasi tapi gara-gara lo bete malah gak jadi. Ntar followers lo kabur baru tau rasa lo."

Plak!!

"AAK! Sakit, Na!" Adora mengelus pundaknya yang terasa panas.

"Mulut lo juga gitu amat ngomongnya. Yang baik-baik kek!" ketus Anshana.

"Iya-iya sorry. Mau gak lo update story? Kalau gak mau ya udah gue mau nongkrong di kafe. Bye!" Adora berjalan lebih dulu tanpa melihat kebelakang. Sahabatnya itu cepat sekali tersulut emosi dan langsung berimbas pada apa yang sedang dia tekuni saat ini.

"Raaaaa! Iya gue mau! Fotoin tapi," jerit Anshana menyusul Adora.

Adora merekahkan senyumnya dan langsung berbelok ke arah kanan menuju taman kampus. Sesampainya di sana Adora melihat Anshana kembali tersenyum setelah memandang bunga-bunga pada bermekaran di taman.

"Ra, cantik banget! Fotoin gue yang bagus pokoknya," decak Anshana senang.

Adora mengangguk meng-iya kan sembari memposisikan kamera ponsel Anshana pada gadis itu untuk mengambil beberapa pose. Bagi Adora gaya Anshana seperti sedang berjalan sembari memegang tas yang sempat membuatnya salah fokus terlihat amat cantik dan anggun. Di tambah dengan cahaya matahari yang mendukung dan pemandangan yang indah.

SULUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang