18. SAKYA YANG PERFEKSIONIS

15 4 0
                                    

SAKYA YANG PERFEKSIONIS

"Anshana, duluan, ya!" ucap salah satu teman sekelas Anshana yang satu persatu mulai keluar karena jadwal perkuliahan telah usai. Sementara Anshana masih bergegas menyelesaikan tugasnya yang tinggal sedikit lagi. Dia tidak ada waktu untuk mengerjakannya di rumah karena harus mengerjakan bahan endorse atau pun membuat konten untuk sosial medianya.

"Anshana, lo mau ikut kita gak? Kita mau nongki nih di mall," tawar salah satu perempuan yang beramai mendatangi tempat duduk Anshana.

Anshana mengernyit menatap lawan bicaranya. Spontan dia menjatuhkan pena ke atas bukunya. Dia ingat wajah-wajah mereka yang dulu sering mengejek dirinya dengan sebutan 'halu instagram'. "Enggak, makasih. Gue sibuk."

"Oh, oke. Next time,ya, Na! Oh, iya, follow followan yuk, Na? Kita kan teman sekelas."

"Oh, ya? Bukannya lo ya yang sering ngatain gue halu instagram? Kenapa malah jadi minta follow followan?"

Ketiga mahasiswi tadi saling menatap. Salah satu tersenyum kaku lalu membantah ucapan Anshana."Enggak kok, Na, itu kita dipengaruhi aja sama yang lain. Tapi sebenarnya kita gak kayak gitu kok. Kita-kita minta maaf ya, Na?"

Anshana bergumam sembari menutup bukunya. "Ya, gue maafin deh."

"Kalau gitu kita duluan, Na. Bye!"

Anshana menatap kepergian ketiga teman kelasnya. Dia menghembuskan nafas sembari melanjutkan aktivitas berberesnya.

"Pansos aja mereka, Na. Secara nama lo kan lagi naik daun," sambar seorang laki-laki yang duduk di samping Anshana sembari membereskan buku-bukunya. "Kayaknya ada yang lagi nungguin lo tuh di luar."

Anshana hanya bergumam tanpa menatap laki-laki itu. "Mungkin Adora. Kayak lo gak tau aja."

"Adora? Cowok gitu yang nunggu."

"Temen lo kali?" tanya balik Anshana tanpa melihat ke arah jendela.

"Gue gak kenal dia. Kayaknya kating deh?"

"Serius lo? Gue cabut deh!" Anshana buru-buru keluar kelas dan terkejut ketika Kheeva menyapanya.

"Udah kelar kelas lo?" tanya Kheeva sembari memasukkan tangannya ke saku celana dan satu tangannya mengibas rambutnya.

"Lho? Kak Kheeva? Adora mana?" tanya Anshana bingung.

"Bukannya udah ngabarin lo, ya? Katanya dia nyuruh gue untuk temeni lo ngonten hari ini karena biasanya kan lo bareng dia."

Anshana terkejut karena Adora tidak ada memberitahunya tentang hal apa pun. Anshana buru-buru membuka room chatnya bersama Adora. Anak itu baru mengabarinya lima menit yang lalu. Anshana berdecak kesal. Mana bisa dia bersama Kheeva. Pasti akan terasa kaku dan Anshana tidak bisa leluasa menunjukkan ekspresinya.

Anshana tersenyum, jujur saja saat ini dia merasa tidak enak untuk menolak Kheeva. Perlahan dia melangkah mundur menjauhi Kheeva. "Eh, kayaknya gak usah deh, Kak. Gue bisa sendiri kok. Ma-makasih ya, Kak!"

"Yakin?" tanya Kheeva.

Anshana mengangguk cepat. "Yakin, Kak. Yakin banget kok! Udah ya, gue duluan, bye!"

"Sha? Anshana?!" Kheeva tak sempat menahan Anshana karena perempuan itu terlanjur berlari meninggalakannya. Kheeva mengendikkan bahu tak mengambil pusing hal tersebut. Dia mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi teman-temannya yang sebagian masih berada di kelas.

"Makan di tempat biasa!" perintahnya melalui telepon.

***

Di resto ayam crispy milik Antoni mengalami lonjakan pembeli semenjak Adora bekerja sebagai karyawa part time di sana. Terutama pembeli dari kaum laki-laki lebih meningkat dari sebelumnya. Adora sebisa mungkin memberikan pelayanan yang ramah tanpa melihat gender pembelinya. Saking ramahnya tak jarang ada pembeli yang menggoda Adora seperti sekarang bahkan yang sudah berkeluarga sekalipun.

SULUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang