13. TRIK JUALAN ADORA PT.2

12 3 0
                                    

TRIK JUALAN ADORA PT.2

Di kamar mandi yang cukup sepi terdapat sebuah cermin besar yang biasa digunakan oleh mahasiswi untuk merias diri dan penampilannya agar terlihat rapi. Adora sendiri melakukan hal yang sama karena menurutnya rambutnya terlihat sedikit berantakan. Dia menata poninya agar sempurna menutupi dahinya. Lalu dia mengeluarkan sebuah lip-tint dari dalam tas dan memolesnya sedikit demi sedikit agar terlihat natural. Tak lupa dia menambahkan lip-gloss agar bibirnya terlihat lebih lembap dan berkilau serta menyamarkan tampilan garis-garis di kulit bibirnya.

Adora juga memperhatikan outfit yang dirinya kenakan hari ini. Serba denim mulai dari jaketnya yang bermodel crop. Lalu highwaist denim jeans berwarna senada dengan jaketnya. Merasa bosan, Adora membuka kancing jaketnya hingga menampakkan kaos putih crop yang membentuk bagian atas tubuh mungilnya.

Tak lama keluarlah Anshana dari salah satu bilik kamar mandi. Penampilan gadis itu terlihat sederhana namun elegan disaat bersamaan dikarenakan mini dress bermotif hitam putih yang dipadukan dengan manset hitam yang menutupi seluruh lengan dan bahunya. Sebagai aksesoris Anshana menambahkan kalung berwarna putih di lehernya. Rambut gadis itu dibiarkan tergerai begitu saja.

"Ra, mirror selfie dulu, yuk!" ajak Anshana. Adora mengambil ponsel Anshana lalu mengabadikan beberapa foto selagi kamar mandi sedang sepi dan cermin di hadapan mereka juga masih bersih.

"Oh, iya, Ra, jangan lupa ntar malam jam delapan ke Lemon Restaurant. Gue juga udah kabari Dalena tadi."

"Acara apaan? Kok mendadak?" kaget Adora takut dia tidak bisa datang karena terkendala part time.

"Tapi mau bicara sama orang tua gue? Masa gak jadi? Gue udah susah lho bujukinnya," jawab Anshana terdengar khawatir kalau rencananya akan gagal.

Adora ber-oh ria lalu dia menyengir membuat Anshana menatapnya heran. "Gue kayaknya gak bisa deh. Hehe."

"Serius lo? Jangan bercanda, Adora!" kesal Anshana. "Kan kita udah sepakat bertiga. Lo gimana sih?"

Keduanya berbicara sembari berjalan keluar kamar mandi. "Ya kan gue part time, Na. Lo sih dadakan banget bukannya diskusiin dulu harinya."

"Terus gimana dong, Ra? Plisss bantuin gue?" mohon Anshana. "Kalau gak ada lo gak lengkap dong, Ra."

Adora diam tak menjawab sembari mulai memikirkan bagaimana caranya dia bisa datang membantu Anshana. Sementara Anshana berjalan di belakang tubuh Adora—menunggu jawaban sahabatnya. Dari arah yang berlawanan segerombol mahasiswa berjalan melewati Adora dan juga Anshana.

"Ra, itu tadi kating tau yang lewat!" ucap Anshana memberi tahu.

Adora hanya melirik Anshana lalu mengendikkan bahunya. "Gak tau gue, Na. Gue bingung nih gimana caranya bisa datang ntar malam."

Anshana berdecak. "Pliss.. datang, ya?"

"Permisi," ucap seorang laki-laki mendatangi Adora. "Mba-mba ayam cryspi kan?"

Adora terkejut melihatnya. Dia ingat siapa laki-laki di hadapannya kini. Seorang pelanggan yang dia iming-iming nomor teleponnya. Adora buru-buru menyembunyikan wajahnya dengan rambut yang dia kibas-kibaskan. "Eng-enggak, Kak. Salah orang kali."

Laki-laki tersebut menelisik wajah Adora. "Mba, bohongi saya, ya? Katanya nomor teleponnya. Saya hubungi kenapa jadi disuruh order ayam cryspi," tuding laki-laki itu.

"Ini ada apaan sih, Ra?" Anshana berbisik pada Adora.

"Lo temennya?" tanya laki-laki tersebut pada Anshana.

SULUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang