Pulang Pagi

1.1K 63 1
                                    

Selamat membaca dan jangan lupa buat vote dan juga komentar karena itu penting...


ʚ♡⃛ɞ(ू•ᴗ•ू❁)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ʚ♡⃛ɞ(ू•ᴗ•ू❁)

10 tahun kemudian...

Seoarang gadis terlihat sedang berjalan memasuki manssion dengan wajah yang tertekuk lesu sembari menyeret tasnya.

Ia berjalan mengabaikan semua yang bertanya kepadanya di sepanjang jalan ke rumah besar di depannya tersebut.

Brakk...

Ia membuka pintu yang lumayan besar tersebut dengan kasar untuk menyalurkan kekesalannya tersebut. Terlihat seorang perempuan berlari menghampiri dirinya dengan wajah yang bingung.

"Astaga sayang ada apa, kenapa kamu membuka pintu seperti itu terus kenapa kamu jam segini udah pulang?" Tanya perempuan tersebut dengan bertubi-tubi membuat gadis tersebut bertambah kesal.

"Taukk ihhh, tadi Meita hubungi semuanya ga ada yang nyambung jadi Meita jalan deh dari depan ih kesel ih" Ucapnya dengan mulut yang di majukan.

"Astaga, benar kahh, oma minta maaf ya tadi oma baru saja ketemu klien jadi oma tidak tau kalo kamu menghubungi oma, yaudah yaudah duduk aja dulu oma buatkan minum pasti kamu lelah kan" Ujarnya lalu menarik Meita untuk duduk di sofa ruang tamu.

Iya gadis tersebut adalah Meita, yang sekarang sudah berumur 17 tahun. Ia sekarang menjadi seorang remaja yang cantik, tinggi serta pandai.

"Loh anak papa udah pulang" Ucap seorang laki-laki yang baru saja masuk.

"Tauk, gara gara sekolah ada rapat eh kalian juga ga bisa di hubungi semua Meita jadi jalan kaki tau, mana panas panas gini" Ucap Meita dengan kesal membuat Alex menggeleng.

"Maaf tadi papa tidak memegang handphone. " Ujar alex menyesal, ia menatap Meita yang tengah merebahkan badan di sofa dan terlihat sangat acak-acakan.

"Dahlah, dah terlanjur juga kan. Untung aja ya Meita engga di culik. Bayangin aja nih kalau Meita di culik beuh pasti Meita bakalan marah besar si sama papa" Kata Meita.

"Ck siapa juga yang mau menculik kamu, tubuh kecil seperti itu mau di buat apa? Percuma aja kalau ada yang memculik kamu " Jawab Alex mencibir Meita.

"Ih Meita ga kecil tau, papa aja kayak titan lagian Meita juga besar juga. Enak aja papa ngatain Meita kecil" Jawab Meita dengan nada yang kesal.

Alex menghela nafasnya mendengar ucapan Meita tersebut, ya walaupun Meita sudah berumur 17 tahun namun menurutnya ia masih seperti anak kecil. Ia tak menanggapi anaknya tersebut daripada ia menambah emosi Meita.

Bahkan kelakuan putrinya tersebut pun tak jauh berbeda dangan putri kecilnya dulu, "hm terserah kamu, mending kamu mandi dulu sana papa tidak kuat menghirup bau kecut mu itu" Ujar Alex membuat Meita melotot tak Terima.

"Ih Meita wangi tau, OMAAAA PAPA NGATAIN MEITA BAU HWAAA" teriak Meita karena tak Terima dikatai bau oleh sang papa, teriakan Meita pun terdengar hingga dapur membuat Axel yang tengah membuatkan minum untuk Meita berlari meninggalkan apa yang ia kerjakan dan menghampiri sumber suara.

Dilihatnya sang cucu sedang bergulung gulung di karpet dan meraung raung sedangkan anaknya yang duduk menumpu kaki kirinya dan hanya memperhatikan sang anak yang tengah bergulung di depannya.

Ia memijit pangkal hidungnya melihat kelakuan dua orang beda usia yang tengah berada di ruang tamu tersebut, ia menarik nafasnya "ALEX APA YANG KAMU LAKUKAN KE ANAK KAMU, ASTAGA UDAH MAMA BILANG JANGAN SUKA GANGGUIN ANAKNYA UDAH TAU ANAKNYA EMOSIAN MALAH DI GANGGUIN" teriak Axel memarahi anaknya tersebut namun tak dihiraukan oleh Alex.

"Kamu dengerin apa tidak mama ngomong, kebiasaan banget sih udah tua juga masih suka gangguin anaknya ga ada kapok kapoknya" Lanjut Axel yang kini tengah berdiri di depan Alex menatap garang sang anak sembari berkacak pinggang.

"Hwaa oma, papa hiks ngatain Meita bau hwaaaa papa juga ngatain Meita kecil" Adu Meita ke Axel. Axel pun langsung menarik Meita agar duduk lalu ia memeluk Meita.

"Stt udah jangan nangis, memang papa kamu itu menyebalkan biar oma hukum nanti biar dia kapok" Ujar Axel dengan memeluk Meita dan menatap tajam Alex yang tengah bertindak seolah ia tak melakukan apa pun.

Ingin sekali Axel memukul kepala anaknya yang menyebalkan itu, bisa bisanya ia melahirkan manusia bentukan Alex itu.

"Kan memang masih anak kecil"gumam Alex, Meita yang mendengar itu pun langsung berteriak.

" PAPAAA MEITA BUKAN ANAK KECIL, HWAAAAA"

"Ada apa ini" Ucap seorang lelaki paruh baya yang baru saja masuk dengan menenteng tas kerjanya. Alex melirik sekilas dan menghela nafasnya jengah.

"Hwaaa opa" Meita langsung berlalu menubruk tubuh alen dan ia lalu memeluknya dengan erat sembari terisak.

Alen berdiri masih mencerna apa yang sedang terjadi di tempat itu. "Kenapa sudah dirumah?" Tanya Alen yang baru sadar karena Meita yang sudah pulang.

"Ia pulang pagi, lalu jalan lagi sampe rumah terus sampai rumah malah berantem sama anak kamu itu" Ujarnya lalu menunjuk Alex.

Alen menghela nafasnya, "sudah jangan menangis, biar opa beri hukum buat papa kamu itu lebih baik kamu istirahat dulu. Katanya nanti mau ikut menjemput Ansel" Kata alen membuat Meita berhenti menangis.

"Oh iya Meita lupa, kan kak Ansel pulang nanti" Kata Meita langsung melepaskan pelukannya dengan wajah yang tersenyum jangan lupakan hidungnya yang merah serta mata sembabnya.

"Cih, tadi saja menangis sekarang tertawa"cibir Alex yang langsung di tatap tajam oleh alen dan Juga Axel.

"Kamu diam atau tidak, jangan buat suasana jadi tambah panas. Mending kamu pergi saja deh mama pusing liatin kamu, dengerin kamu mengoceh tidak jelas. Telinga mama tuh geli tau ingin banget tuh mama tampol bibir kamu pake panci saking keselnya" Axel berkata sembari berdiri di depan alex.

Sedangkan yang di omeli hanya menatap acuh Axel, ia langsung berdiri dan meninggalkan ruang tamu yang ricuh tersebut. Ia tak mau menambah pusing dirinya sendiri.

"Udah ya sayang, kamu lebih baik istirahat dulu deh sambil nunggu makan siang. Nanti oma panggil kalo udah siap" Ujar Axel ke Meita yang tengah bersama Sang suami.

Meita menganggukkan kepalanya mengiyakan saran dari Axel, ia lalu berjalan ke kamarnya di lantai atas.

"Kamu juga, tumben udah pulang" Ucap Axel ke Alen yang sedang duduk di sofa.

"Kebetulan jadwal aku kosong, jadi lebih baik pulang bukan? " Ucapnya dengan santai.

Axel hanya menganggukkan kepala, "kalau begitu istirahatlah, aku mau melanjutkan memasak. Kalau sudah waktunya makan siang nanti aku panggil" Suruhnya ke Alen lalu meninggalkan Alen guna melanjutkan pekerjaannya yang tertunda tadi.

Sedangkan di kamar meita, sang pemilik kamar terlihat berjingkrak jingkrak sembari bersenandung ria, wajahnya telihat sangat senang.

"Yuhu akhirnya kak ansel pulang, yeyy" Ucapnya lalu merebahkan tubuhnya di kasur empuk nan besar miliknya.

"Kiki, Kira-kira nanti kak ansel tambah jelek atau tambah tampan ya" Gumamnya bertanya pada boneka bebek yang ia peluk. Tanpa melanjutkan perkataannya ia pun langsung terlelap menyelami alam mimpi.




Sedih banget mau end😭😭 tapi gimana lagi ya namanya juga hidup. Ada enaknya ada enggaknya sih.

Terimakasih buat kalian yang udah baca sampai sini, lopyu banget dehh....😎🙏

Terimakasih juga untuk yang udah vote, komen cerita aku.. ❤❤

Sampai jumpa nanti di chapter selanjutnya..

Princess of the Andreson Family  [ ON GOING ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang