Jeonghan menahan bibirnya agar tidak tersenyum terlalu lebar. Dia sudah menanam semua bibit tanaman yang dia punya dan tumbuhan-tumbuhan itu sudah tumbuh hanya dalam sekejap. Mata Jeonghan menatap berbinar pada lahan bersih yang sudah terisi tanaman didepannya.
Mungkin jika dia menyiram tanaman ini dengan air ajaib itu lagi, maka tanaman-tanaman ini akan tumbuh lebih cepat dan juga berbuah lebih cepat. Dengan begitu, Jeonghan bisa menjualnya dan menjadi kaya dengan lebih cepat juga.
“Hehehehe…” Karena terlalu senang, Jeonghan tanpa sadar tertawa.
“Apa kau yakin dia tidak apa-apa?” Junseo bertanya pada Seungcheol yang tengah mengangkat sebuah batang kayu.
Tubuh kekarnya memperlihatkan urat-urat yang menonjol dan dihiasi oleh bulir-bulir keringat sehingga tubuhnya terlihat berkilau. Dia melihat ke arah Jeonghan yang berada di kebunnya sambil tertawa tertahan dengan ekspresi yang menyeramkan.
Seungcheol melihat kaki pemuda itu dan seketika berubah rileks karena kaki Jeonghan masih menyentuh tanah.
“Tidak apa-apa.”
“Hihihihihi….” Lagi-lagi Jeonghan tertawa membuat Junseo hampir melompat ke punggung Seungcheol.
“Ka-kau yakin dia baik-baik saja?!” Junseo mengekor kepada Seungcheol yang berjalan dengan kayu ditangannya.
“Kau ini kenapa?” Tanya Seongsik yang tengah memasang kerangka atap pada Junseo yang berjalan berantakan.
Pria tan itu melihat ke atas, “Ti-tidak ada!”
Seongsik memasang wajah malas dan melanjutkan pekerjaannya. Ketika membuat atap rumah, sehubungan dengan iklim di Korea, maka atap dibuat menggantung agar bisa dinaikkan dan diturunkan sesuai dengan kondisi musim. Kerangka atap terbuat dari kayu dan akan ditutupi oleh ilalang. Bahannya mudah didapat dan murah. Tetapi poin minusnya adalah terlalu cepat rusak.
Sementara Seongsik berurusan dengan atap, Seokmin mengurus bagian dapur. Jeonghan berkata dia ingin dua tungku dari tanah liat. Sebenarnya, Seokmin tidak terlalu paham akan hal ini, karena tugasnya hanya membuat rumah bukannya peralatan didalamnya. Tetapi Jeonghan dengan sukarela memberi arahan bagaimana cara membuat tungku dari tanah liat dengan baik. Dan Seokmin yang memang sangat suka belajar hal-hal baru tentu saja menerima saran Jeonghan.
Seungcheol meletakkan kayu yang baru saja ia angkat ke dekat Gwanghyun yang sedang membuat rangka lantai. Untuk lantai, Jeonghan ingin kayu kualitas baik yang tidak menyerap air dan kotoran. Pemuda itu sudah menyiapkan bahannya, Gwanghyun hanya perlu memasangnya. Pria itu melakukan pekerjaannya dengan tekun dan tidak banyak bicara. Dia dan Seungcheol adalah kombinasi kutub, karena memiliki kepribadian yang hampir sama.
Mereka berlima bekerja dengan giat, apalagi Seokmin. Ini adalah langkah awal dari usahanya. Dia berusaha sebaik mungkin dalam mengerjakan rumah ini, ditambah ini adalah rumah temannya, Seungcheol. Meskipun dia agak ragu, karena desain rumah yang Jeonghan inginkan agak berbeda dengan desain rumah biasanya.
Hampir tengah hari, mereka berlima berhenti bekerja dan memilih istirahat. Seungcheol yang terakhir kali keluar dari rumah hampir jadi miliknya dan Jeonghan. Dan ketika matanya tak menangkap sosok Jeonghan dimanapun, dia hampir meraung. Tetapi tidak jadi, karena Jeonghan tiba-tiba muncul dari semak disamping rumah.
Seokmin yang memperhatikan hal itu hanya bisa memberi pandangan datar kepada pria itu. Sekarang, Seungcheol sedang menghampiri Jeonghan yang tengah melepaskan rambut panjangnya yang tersangkut di sebuah ranting pohon. Seokmin menyesal melihat adegan mesra-mesraan didepannya.
“Darimana?” Seungcheol dengan lembut melepaskan helai rambut milik Jeonghan yang terlilit pada ranting pohon.
“Mencari harta.” Dengan tidak sabaran, Jeonghan malah menarik kuat rambutnya hingga patah dan kulit kepalanya sekarang terasa sakit.

KAMU SEDANG MEMBACA
Different World [CheolHan] ✓
FanfictionYoon Jeonghan adalah seorang petani sebatang kara yang tinggal di desa terpencil. Suatu hari, nasib sial menimpanya. Ia terpeleset dan tenggelam di sungai ketika sedang mencari ikan. Lalu ia terbangun di sebuah gubuk dari ilalang dengan pakaian tra...