24. Perdebatan [lagi]

3.1K 333 32
                                    

Hari sudah hampir gelap ketika para calon pekerja itu selesai melakukan seleksi tidak masuk akal yang Seungcheol berikan. Meskipun begitu, tidak ada satupun yang mundur dan tetap menginginkan pekerjaan ini dan lagi, semuanya lolos seleksi menurut Seungcheol.

Saat ini mereka telah bersiap untuk makan. Kijang yang dibawa oleh Bora telah dimasak oleh Bibi Han tadi bersama dengan Wonwoo. Para pekerja yang kelelahan menatap berbinar terhadap deretan menu yang disajikan didepan mereka. Bahkan melupakan fakta jika daging kijang ini ditangkap oleh seekor serigala. Mereka duduk didepan teras rumah Seungcheol dan Jeonghan yang memang luas. Seungcheol duduk didekat pintu bersama Jeonghan disamping kirinya dan Bora disamping kanannya.

Kehadiran hewan itu membuat para pekerja menelan ludah gugup, tetapi rasa lapar mereka lebih besar. Ada wadah kecil dari kayu yang masih basah ditengah, diatasnya diletakkan bara api dan ada juga jaring yang terbuat dari logam. Jeonghan yang membuatnya agar bisa memanggang daging. Daging di iris tipis agar mudah matang. Banyak menu sayuran yang tersedia dan makanan fermentasi juga. Para pekerja itu merasa senang, belum bekerja saja mereka sudah dijamu seperti ini, apalagi ketika sudah bekerja nanti.

Wonwoo duduk disamping Jeonghan, diikuti Bibi Han, Seokmin dan rekan-rekannya, lalu Mingyu dan teman-temannya, barulah para pekerja itu. Tetapi satu pun tidak ada yang mau duduk disamping Bora yang menanti dengan sabar makanan diberikan padanya.

“Makanlah semuanya! Besok kalian akan mulai bekerja.” Kata Jeonghan mempersilahkan mereka semua makan.

Para pekerja belum berani mengambil makanan sebelum Seokmin menggerakkan sumpitnya. Mereka makan dengan tenang.

“Kau akan berjualan besok?” tanya Seokmin membuka pembicaraan. Jeonghan bercerita padanya bahwa dia kini berjualan, karena itulah mereka bisa sampai seperti ini.

“Benar. Sudah cukup satu hari aku tidak berjualan.” Jeonghan meletakkan seiris daging diatas bara api dan menunggunya sampai matang.

“Berarti kami akan bekerja sendiri tanpa pengawasan?” Seongsik bertanya sambil memasukkan kimchi ke mulutnya.

“Seungcheol yang akan mengawasi kalian.” Jawab Jeonghan sambil memasukkan daging yang telah matang ke dalam mulutnya.

Gerakan tangan Seungcheol yang hendak memberi daging pada Bora berhenti.

“Itu artinya kau pergi sendiri?” Tanya Seungcheol dengan raut wajah yang kaku.

“Tidak. Aku bersama Wonwoo.”

“Tidak boleh.” Putus Seungcheol membuat semua kegiatan makan terhenti.

“Apanya yang tidak boleh? Harus ada yang mengawasi mereka dan berjualan di pasar.” Kata Jeonghan tenang sambil melanjutkan makannya.

Para pekerja itu mengambil makanan takut-takut karena suasana yang tiba-tiba berubah. Seungcheol sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari Jeonghan yang makan dengan tenang. “Tidak bisa sendiri. Bahaya. Aku ikut.”

“Lalu siapa yang mengawasi mereka? Atau kita bertukar? Kau yang berjualan dan aku yang mengawasi mereka.” Tukas Jeonghan mulai kesal.

“Aku tidak bisa berjualan.” Kepala Seungcheol tertunduk.

“Benar. Makanya aku yang berjualan.” Jeonghan kembali meletakkan irisan daging di atas bara api sambil tersenyum puas.

Seungcheol terdiam. Apa yang Jeonghan katakan benar, tetapi ia tidak siap untuk membiarkan Jeonghan berjualan sendiri. Bagaimana jika dia kelelahan, bagaimana jika ada orang-orang seperti Pakgo yang mengganggunya? Bagaimana jika Jeonghan terjatuh dan terluka? Wonwoo tidak akan bisa menjaganya.

Different World [CheolHan] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang