Jisoo hanyalah seorang anak kecil ketika melihat sang ibu membunuh seorang pelayan mereka. Kala itu, dia hanya diam berdiri di sana dengan tangan terkepal erat karena begitu banyak pertanyaan berputar di dalam kepalanya.
Berdiri diam di sana dengan segala hal aneh yang tidak bisa dimengerti oleh kepala kecilnya. Jisoo memanglah istimewa, tetapi tetap saja hal-hal semacam itu berat baginya.Mungkin pada usia sepuluh tahun, Jisoo mulai mengerti bahwa dia dan orang-orang di sekitarnya tidaklah sama. Kala itu, dia bisa melihat makhluk-makhluk yang sangat berbeda dari dirinya dan rata-rata. makhluk-makhluk itu akan selalu tunduk padanya. Jisoo hampir tidak memiliki perasaan. Hingga ia tidak peduli kepada siapapun yang ada di sekitarnya.
Namun hal itu berubah setelah ia bertemu dengan Jeonghan. Pemuda cantik itu yang hampir seperti hantu di mata Jisoo. Mereka bilang, dia adalah saudara kembarnya. Kata saudara meninggalkan bekas bagi Jisoo. Entah mengapa, dirinya menjadi sering pergi ke tempat Jeonghan. Hanya saja, saudaranya itu tidak melihatnya sedikitpun. Bahkan ketika Jisoo dengan sengaja memancing prahara dengannya.
Jeonghan hanya akan berdiri diam di sana dan memandang tepat ke arah mata Jisoo, hingga Jisoo sendiri menundukkan pandangannya.
Jisoo memang sudah terbiasa hidup sendiri tanpa siapapun. Dirinya hanya akan di temani oleh roh-roh orang mati dan juga iblis. Kedua pengawalnya, Kanghyun dan Yonghoon adalah iblis yang ia taklukkan dan jadikan pengawal pribadinya.
Mungkin Jisoo sendiri tidak sadar, tetapi dia adalah orang yang mencari perhatian. Jisoo merasa kesal kepada Seungcheol karena dirinya bisa begitu akrab dengan Jeonghan, sementara dia sendiri adalah saudara Jeonghan, namun tak pernah bahkan sepatah kata pun Jisoo dengar dari pemuda itu.
Bahkan setelah jiwa baru ini menempati tubuh Jeonghan, dia tetap mencari perhatian tanpa sadar akan hal itu. Jisoo sering memperhatikannya dari jauh, dengan secuil harapan, Jeonghan akan datang padanya dan mengajaknya berbicara.
Akan tetapi, karena Jisoo terlalu asing dengan perhatian itu, dia tidak tahu cara menanggapinya dengan benar. Maka dari itu, ketika Jeonghan meminta bantuannya, dia menjadi sombong. Dalam hati, ia ingin Jeonghan lebih memohon padanya untuk memuaskan anak kecil dalam dirinya. Tidak ia sangka, perlakuan nya yang seperti anak-anak akan menimbulkan konflik sebesar ini.
Jisoo bisa melihat masa depan secara samar, namun tak pernah ia melihat masa depan Jeonghan. Jisoo bisa dengan mudah menghancurkan Sujin, tapi dia memilih untuk memuaskan rasa egoisnya.
Dia terlalu asing dengan semua ini. Maka dari itu ketika melihat jiwa Jeonghan pergi, ada rasa penyesalan luar biasa di dada Jisoo. Tetapi dia tidak tahu cara mengekspresikan dirinya, jadi ia pergi kepada Soonyoung dan meminta pria itu untuk menghabisi keluarga Cheng sebagai bentuk dari rasa penyesalannya.
Jisoo peduli, dia hanya tidak tahu cara memperlihatkan hal itu.
Sejak dulu, dia selalu peduli.
"Apakah menurutmu, kau bisa semudah itu meminta apa yang ada padaku?"
Jisoo menatap datar kepada sosok mengerikan di hadapannya. Dialah sang Penguasa Neraka. Sosok paling menakutkan di dunia kematian. Penguasa Neraka adalah pemegang kekuasaan tertinggi atas jiwa-jiwa yang sudah diserahkan kepadanya. Dia yang akan mempertimbangkan apakah jiwa-jiwa itu dapat terlahir kembali di perputaran selanjutnya, atau pun tidak. Semua tergantung dengan apa yang dilakukan oleh jiwa-jiwa itu selama hidupnya.
Jiwa yang sudah sampai kepada Penguasa Neraka, tidak bisa direbut oleh siapapun, kecuali Penguasa Neraka sendiri yang membebaskannya. Karena itulah, sebenarnya harapan Jeonghan kembali sangatlah sedikit.
Tetapi sedikit, bukan berarti tidak ada. Jisoo disini untuk memperjuangkan yang sedikit tersebut.
"Aku tahu itu tidak mudah, tapi aku sangat memohon kepada Yang Mulia agar mengembalikan jiwa itu kepadaku." Jisoo menundukkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different World [CheolHan] ✓
FanficYoon Jeonghan adalah seorang petani sebatang kara yang tinggal di desa terpencil. Suatu hari, nasib sial menimpanya. Ia terpeleset dan tenggelam di sungai ketika sedang mencari ikan. Lalu ia terbangun di sebuah gubuk dari ilalang dengan pakaian tra...