Jeonghan memandang lelah pada Seungcheol yang kini sedang bermain dengan serigala kecil. Hewan itu tidur di teras dan Seungcheol memberi kain sebagai selimut untuknya.
Jeonghan memijat pelipisnya lelah, dia bukannya tidak suka dengan hewan tapi ini adalah serigala. Hewan itu bukan anjing peliharaan yang akan menggoyangkan ekornya dan bertingkah lucu. Serigala itu hewan buas pemburu dan sangat berbahaya. Jeonghan tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya pada mereka.
“Ayo berangkat.” Jeonghan sudah duduk diatas gerobak ketika Seungcheol masih bermain dengan hewan itu.
Ketika melihat Seungcheol membawa hewan itu di pelukannya, Jeonghan hampir menangis histeris. Sekarang pria ini juga ingin membawanya ke pasar?
“Dia tidak boleh ikut.”
Yang tadinya Seungcheol terlihat cerah dan ceria langsung berubah suram. Jeonghan bisa melihat telinga imaginer pria itu turun dengan sedih.
“Aku sudah cukup gila untuk mengizinkanmu memelihara hewan itu, jangan menguji kesabaranku.” Ujar Jeonghan sambil memasang wajah tegas pada Seungcheol yang mengelus kepala serigala itu.
“Maaf…” Seungcheol membawa hewan itu kembali ke teras. Pria itu terlihat berjongkok dan memberi wejangan pada serigala itu.
“Ya Tuhan, dia ini sudah gila.” Kata Jeonghan sambil menghela nafas panjang melihat tingkah Seungcheol.
Jeonghan menopang wajahnya dengan punggung tangannya ketika Seungcheol sudah duduk disampingnya. Mata pemuda itu memperhatikan lengan Seungcheol yang bergerak naik turun mengendalikan sapi.
“Jangan memasang wajah sedih begitu. Orang-orang akan ketakutan jika melihat serigala berkeliaran di pasar dan mereka akan membunuh serigala itu pada akhirnya.” Ucap Jeonghan berusaha meyakinkan Seungcheol yang memasang wajah merenung.
“Aku tidak benci pada hewan, tapi kau harus tahu bahwa kau memelihara serigala bukannya anjing peliharaan. Kau tidak bisa mengajaknya berjalan-jalan dan berharap orang-orang akan datang dan memujimu lalu mengelusnya dengan sayang.” lanjut Jeonghan.
Seungcheol terdiam ketika mendengar kata-kata Jeonghan. Apa yang dikatakan pemuda itu adalah benar, dia memelihara serigala. Dia menunduk merasa bersalah.
“Maaf, aku bersifat kekanakan…” Ucap Seungcheol sambil memasang wajah menyesal.
Jeonghan menghela nafas, tangannya bergerak untuk menepuk lengan Seungcheol, “Tidak apa-apa. Aku mengerti.”
Seungcheol mengangguk. Dia suka dengan Jeonghan yang selalu menjelaskan segala sesuatu padanya dan membuatnya mengerti. Jeonghan tidak pernah marah-marah tanpa alasan padanya dan Jeonghan juga tidak diam saja padanya seperti dulu. Dia menasehati Seungcheol dengan baik.
Keduanya telah sampai di pasar dan segera membuka kios. Bahkan sudah ada beberapa orang yang menunggu di depan kiosnya. Melihat itu Jeonghan tersenyum ramah pada para pelanggan tersebut.
“Kalian sangat cepat, matahari bahkan belum terbit sepenuhnya.” Kata Jeonghan basa-basi.
“Kami butuh sayuran segera karena akan memasak di rumah makan.” Balas seorang wanita dengan wajah terkesan lembut.
Jeonghan mengangkat alisnya ketika mendengar itu. Perasaan bangga dan senang menyelusup ke hatinya, dia berdebar-debar. Ini adalah permulaan yang sangat baik. Senyum cerah terbit di wajah Jeonghan dan segera menyiapkan sayuran untuk bibi didepannya ini. Dia bahkan memberi bonus hingga membuat wanita itu senang dan memujinya.
“Silahkan datang lagi, bibi.” Jeonghan menunduk sopan pada wanita didepannya.
Jeonghan sangat sibuk melayani pembeli yang lumayan ramai di kiosnya sekarang. Keringat menetes dari keningnya. Gerakan tangannya begitu lihai dalam menyiapkan pesanan para pelanggan dan juga otaknya yang harus menghitung kembalian untuk pembeli-pembelinya. Sosoknya terlihat begitu sibuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different World [CheolHan] ✓
FanfictionYoon Jeonghan adalah seorang petani sebatang kara yang tinggal di desa terpencil. Suatu hari, nasib sial menimpanya. Ia terpeleset dan tenggelam di sungai ketika sedang mencari ikan. Lalu ia terbangun di sebuah gubuk dari ilalang dengan pakaian tra...