41. Ketakutan

3.2K 306 40
                                    

Seungcheol hampir gila. Matanya menatap nanar pada tubuh yang tertidur di depannya. Sudah tiga hari dan Jeonghan tidak terbangun sama sekali.

Pada hari pertama, Seungcheol mengira Jeonghan kelewat lelah, tetapi pada malam harinya ia mulai khawatir. Pada pagi hari kedua, Seungcheol benar-benar panik, dia mencoba segala macam cara untuk membangunkan Jeonghan, tetapi pemuda itu tetap tertidur. Dan pada hari ketiga, Seungcheol hampir membenturkan kepalanya ke tanah.

Jeonghan tidak bangun. Dia tertidur dengan cantik di sana. Tubuhnya tidak bergerak, hanya dadanya yang terlihat naik dan turun.

Pemuda itu masih bernafas dengan baik, tidak ada tanda-tanda luka di tubuhnya, dan suhu tubuhnya juga normal. Tetapi bagaimanapun Seungcheol membangunkan Jeonghan, pemuda itu tidak terbangun sama sekali. Dia tetap berbaring disana, terlihat sangat tenang tanpa beban apapun.

Dia sudah mengundang tabib terbaik untuk memeriksa keadaan Jeonghan, tetapi hasilnya tetap nihil. Selama tiga hari ini, Seungcheol sama sekali tidak meninggalkan sisi Jeonghan. Dia bahkan tidak tidur sama sekali. Lingkaran hitam di bawah matanya terlihat sangat jelas, bahkan makan pun Seungcheol tidak teratur.

Dadanya di penuhi rasa cemas dan takut yang berlebihan. Selama tiga hari ini, Seungcheol seperti diintai oleh pembunuh. Dia merasa seakan Jeonghan akan pergi darinya. Jauh dan tidak akan dapat ia gapai.

“Aku belum pernah menemukan kasus seperti ini.” Seorang pria berusia lebih dari setengah abad menurunkan tangan ramping Jeonghan.

Matanya yang tampak bijaksana melihat Seungcheol. “Aku benar-benar tidak bisa melakukan apa-apa. Dia terlihat seperti orang yang tidur. Untuk saat ini, kita hanya bisa memberikan nutrisi saja padanya.”

Pria tua itu mengeluarkan selembar kertas berisi bahan-bahan untuk membuat larutan nutrisi kepada Seungcheol. Pria itu menerimanya kemudian beranjak untuk mengantarkan tabib keluar.

“Berikan larutan nutrisi tiga kali sehari kepadanya.” Kata Tabib itu dan ditanggapi dengan anggukan kepala oleh Seungcheol.

Wonwoo bersama dengan pekerja lain menunggu di luar rumah utama dan menatap Seungcheol cemas dan penasaran.

“Kakak ipar, apa yang terjadi dengan kakak?” tanya Wonwoo.

Seungcheol menggeleng sebelum menyerahkan selembar kertas itu kepada Bibi Han. Melihat tanggapan Seungcheol, Wonwoo merasa tidak nyaman. Kenapa tiba-tiba Jeonghan seperti ini? Seingatnya tiga hari yang lalu, dia baik-baik saja.

Apa yang terjadi pada Jeonghan yang tidak ia ketahui? Wonwoo terlihat mengigit ujung kukunya. Ini sangat menakutkan.

Tidak hanya Wonwoo yang khawatir, tetapi tiga belas pria lainnya. Chan dan Seungkwan terlihat cemas dan Mingyu meskipun tidak terlihat peduli, akan tetapi, tangannya menutup dan terbuka tidak nyaman. Bagaimana pun Jeonghan adalah cinta pertamanya, dan cinta pertama tidak mudah layu.

Sepuluh pria lainnya terlihat bersedih. Apalagi Bora yang berusaha untuk masuk ke dalam rumah tetapi di hentikan Seungcheol.

“Kembalilah ke tempat kalian.” Seungcheol pergi untuk melihat Jeonghan meninggalkan para pekerja mereka yang menunduk sedih di luar rumah.

Dia mendudukkan dirinya di samping pemuda yang terbaring di atas tempat tidur itu. Tangan Seungcheol bergerak meraih sebuah cangkir berisi air ajaib mereka. Dengan harapan Jeonghan akan terbangun, dia membuka mulut Jeonghan dengan jarinya lalu menuangkan air ajaib kedalam mulut pasangannya yang masih betah untuk tertidur tersebut. Agar pemuda itu bisa menelan air itu, Seungcheol mendudukkan tubuh tidak sadar itu sebentar.

Benar-benar seperti sebuah cangkang kosong. Jeonghan tidak melakukan pergerakan apapun. Tetapi dia masih bernafas dengan baik. Seungcheol mengelus wajah Jeonghan perlahan.

Different World [CheolHan] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang