Setiap harinya, kebun Jeonghan semakin luas. Para pekerjanya juga adalah orang-orang yang kuat dan tekun. Ya, tentu saja begitu karena itulah mereka semua lolos seleksi tidak masuk akal milik Seungcheol. Rumah mereka juga hampir selesai. Semua rumah dibangun dengan baik, bahkan hampir sama kualitasnya dengan rumah utama.
Rumah-rumah itu dibangun dibelakang rumah Seungcheol dan Jeonghan, sehingga membentuk sebuah area perkampungan kecil. Karena daerahnya sama sekali tidak menyentuh kebun milik Jeonghan, melainkan dibangun melebar ke samping. Setiap pekerja mendapatkan satu rumah, jadi ada sekitar lima belas rumah, selain rumah utama yang dihuni oleh Seungcheol dan Jeonghan.
Jeonghan juga menyarankan untuk membangun pagar dan menanam ratusan pohon persik di sekeliling rumah dan juga jalan menuju rumah mereka. Dia dibantu Wonwoo dan Bibi Han menanam tanaman hias juga.
Para pekerja itu sampai berlutut di kaki Jeonghan karena kemurahan hati pemuda itu. Bayangkan saja, tidak hanya digaji dengan baik, mereka diberi rumah juga, Jeonghan juga memperlakukan mereka dengan baik, makanan mereka juga sama seperti yang dimakan oleh Seungcheol dan Jeonghan. Mereka benar-benar diperlakukan seperti anak saja oleh kedua orang itu.
Chan dan Seungkwan sampai menangis terharu. Sekian lama berkeliaran di jalanan , kini mereka punya rumah sendiri dan pekerjaan. Mereka tidak tahu terbuat dari apa hati Jeonghan. Mereka merasa pemuda itu bukanlah manusia, melainkan malaikat suci milik para dewa yang diturunkan untuk membantu mereka.
Kini tibalah saatnya peresmian rumah para pekerja itu, Seokmin dan rekan-rekannya mengusap air mata bagian melihat hasil kerja mereka. Ditambah bayaran yang mereka terima dari Jeonghan tidaklah main-main. Seokmin sampai memastikan kembali upah tersebut pada Jeonghan yang ditanggapi tidak serius oleh pemuda itu. Bahkan pemuda itu menawarkan agar bekerja dengannya saja, tetapi Seokmin menolak. Karena pada dasarnya ia adalah jiwa yang bebas dan tertarik dengan hal-hal baru.
Lima belas rumah itu dihuni oleh sepuluh orang pria pertama yang lolos seleksi, Mingyu, Chan dan Seungkwan di tiga rumah lainnya. Wonwoo mendiami rumah paling dekat dengan rumah utama dan Bibi Han memiliki rumah sendiri yang dibangun menempel dengan rumah utama.
Jeonghan benar-benar membangun sebuah desa. Selain lima belas rumah itu, ada beberapa bangunan kecil yang berguna sebagai tempat bersantai dan ada juga tempat untuk menyimpan kayu bakar serta yang lainnya. Para pekerja itu akan memasak makanan mereka sendiri, biaya hidup juga merekalah yang menanggung sendiri. Jeonghan hanya bertanggung jawab untuk memberi upah sesuai dengan pekerjaan yang mereka lakukan. Rumah-rumah itu juga adalah milik Jeonghan, sehingga tidak bisa diperjualbelikan, tetapi mereka tidak membayar sewa jika tinggal di sana.
Di depan dan sekeliling rumah-rumah itu dibangun pagar besar. Tepat didepan, ada sebuah gerbang yang tidak terlalu besar, namun terlihat kokoh. Jeonghan resmi menjadi anggota bangsawan sebenarnya, karena hanya mereka yang memiliki bentuk rumah semacam ini.
Para pekerja itu mulai memasuki rumah mereka masing-masing, semuanya terkagum-kagum saat melihat isi rumah tersebut. Memang rumahnya tidak sebesar rumah utama, tetapi terlihat sangat nyaman dan lengkap dengan lemari kayu. Satu kamar, dapur, gudang kecil dan kamar mandi. Tetapi sama seperti rumah utama, tidak ada tempat untuk buang air besar disini, mereka harus pergi ke sungai. Saluran pembuangan di alirkan ke hutan. Karena pada jaman ini belum ada bahan-bahan kimia berlebihan, jadi air dari rumah-rumah itu masih baik untuk tumbuhan-tumbuhan di hutan.
“Semoga panjang umur, Tuan!”
Mereka semua berseru sambil berlutut di kaki Jeonghan, bahkan ada beberapa yang bergerak untuk mencium kaki pemuda itu, tetapi Jeonghan segera menarik kakinya menjauh dan Seungcheol langsung menatap tajam mereka satu-persatu. Hingga akhirnya mereka menciut dan mulai berlutut lagi. Dan Mingyu yang tidak pernah berlutut pada orang lain, kini berlutut di hadapan Jeonghan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different World [CheolHan] ✓
FanfictionYoon Jeonghan adalah seorang petani sebatang kara yang tinggal di desa terpencil. Suatu hari, nasib sial menimpanya. Ia terpeleset dan tenggelam di sungai ketika sedang mencari ikan. Lalu ia terbangun di sebuah gubuk dari ilalang dengan pakaian tra...