Lagi-lagi Jeonghan menatap diam pada Seungcheol yang sedang mengucapkan salam perpisahan kepada serigala kecilnya. Pria itu lalu berjalan menghampiri Jeonghan yang menopang wajahnya menggunakan punggung tangan. Dia tidak melihat ke arah Jeonghan dan memilih menjalankan gerobak.
Sementara Jeonghan tidak mengalihkan pandangannya sedikit pun dari wajah Seungcheol hingga membuat pria itu meneguk ludahnya gugup.
"Siapa namanya?"
Seungcheol melihat ke arah Jeonghan, "Nama siapa?"
Tanpa mengubah ekspresi wajahnya, Jeonghan menjawab, "Serigala itu."
Seungcheol terlihat berpikir, "Aku belum memberinya nama, tapi kurasa Bora nama yang bagus."
Jeonghan memasang wajah tidak habis pikir akan rencana Seungcheol, "Tapi dia berwarna hitam? Kenapa Bora?"
"Tidak apa-apa." Jawab Seungcheol singkat.
Jeonghan menghela nafas panjang mendengar jawaban Seungcheol. Dia memang tidak akan bisa mengerti sepenuhnya mengenai pria ini.
Jeonghan maupun Seungcheol tak lagi berbicara selama perjalanan. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.
Setelah sampai di pasar, mereka telah disambut oleh Wonwoo yang berdiri di depan kios. Remaja itu memandang Jeonghan dengan manik berbinar dan segera membantu Seungcheol menurunkan sayuran-sayuran yang akan dijual hari ini.
"Kau sangat bersemangat ya, Wonwoo." Jeonghan mengucapkan basa-basi pada anak bermata sipit itu.
"Iya." Respon anak itu singkat dan segera mulai bersih-bersih dan mengatur sayuran.
Jeonghan memperhatikan badan kurus Wonwoo dan tampak lusuh tetapi tetap bersih. Ada beberapa bekas luka di lengan dan kakinya. Rambutnya pendek berwarna hitam dan dibalik kain lusuhnya, kulitnya seputih salju dengan mata yang tajam.
"Kemari sebentar." Panggil Jeonghan pada anak itu.
Yang dipanggil memang Wonwoo, tetapi Seungcheol juga ikut menoleh. Dia menatap penasaran akan Jeonghan yang terlihat mencari sesuatu dan tak lama pemuda itu tersenyum sembari memberi manisan kepada Wonwoo.
Remaja itu terdiam ditempatnya sembari melihat manisan di tangan Jeonghan.
"Makanlah." Kata Jeonghan sembari mulai bersiap melayani pembeli setelah meletakkan manisan itu di tangan Wonwoo.
Seungcheol memperhatikan bagaimana Wonwoo tertegun dan sekali lagi menatap manisan di tangannya. Remaja itu tersenyum kecil dan memakan manisan tersebut. Kemudian langsung mengikuti Jeonghan dari belakang. Pria kekar itu memiliki perasaan yang sulit dijelaskan ketika melihat bagaimana Wonwoo memandang pada Jeonghan.
Pekerjaan Jeonghan sangat terbantu dengan kehadiran Wonwoo. Remaja itu sangat cekatan dan cepat belajar. Jeonghan hanya mengajarinya bagaimana melayani pelanggan sekali dan dia sudah mahir dalam hal itu. Para pelanggan Jeonghan juga suka pada Wonwoo yang terlihat cerah dan segar. Tidak ada yang mengenalinya karena dia sekarang terlihat lebih bersih. Padahal dia adalah gelandangan yang selalu berkeliaran di pasar ini, hanya saja orang-orang tidak terlalu memperhatikan.
Ketika Jeonghan sedang beristirahat sebentar, matanya bertemu dengan Sujin. Wanita itu sedang melihat ke arah kiosnya. Ah, bukan. Ke arah Seungcheol yang sedang makan disampingnya.
Pemuda itu memicingkan mata, apa yang dipikirkan oleh wanita ini.
Tak lama, Sujin bertemu mata dengan Jeonghan dan dia langsung membuang wajahnya sambil menarik Yaeji yang sedang mengagumi Jeonghan menjauh.
Jeonghan benar-benar harus berhati-hati dengan wanita ini. Sesuatu dalam dirinya seolah berkata bahwa wanita ini akan menjadi masalah besar nantinya.
Mengesampingkan pemikirannya, Jeonghan kembali bekerja. Dia bahkan menjual habis seluruh sayurannya. Senyum senang tidak lepas sedikitpun dari wajah Jeonghan. Dia mendekati Wonwoo yang juga sedang membantu Seungcheol menutup kios.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different World [CheolHan] ✓
FanfictionYoon Jeonghan adalah seorang petani sebatang kara yang tinggal di desa terpencil. Suatu hari, nasib sial menimpanya. Ia terpeleset dan tenggelam di sungai ketika sedang mencari ikan. Lalu ia terbangun di sebuah gubuk dari ilalang dengan pakaian tra...