Seungcheol memeluk tubuh Jeonghan dengan erat. Dia tidak mengerti mengapa Jeonghan masih saja pingsan seperti ini padahal dia sudah sangat melindungi pemuda itu.
Apa yang harus dia lakukan agar Jeonghan tetap aman dan sehat?
Dengan perlahan, Seungcheol membaringkan tubuh lemah Jeonghan ke atas kasur. Dia membelai wajah terpejam itu lembut dan penuh kasih sayang. Dia hanya pergi sebentar dan Jeonghan sudah seperti ini.
Seungcheol menerima ramuan obat dari Bibi Han dan membantu memasukkannya ke dalam mulut Jeonghan. Pemuda itu terbatuk dan cairan berwarna hijau gelap itu merembes keluar dari sudut bibirnya.
Bibi Han beranjak untuk mengambil kain bersih akan tetapi Seungcheol tidak menunggu wanita itu, dia segera menyeka bibir Jeonghan menggunakan lengan pakaiannya. Dia kemudian menenggak ramuan obat tersebut dan menundukkan kepalanya. Bibirnya bertemu dengan bibir Jeonghan dan dengan sebuah ciuman, ramuan obat itu masuk ke dalam tubuh Jeonghan dengan sempurna.
Tangan Seungcheol menyeka bibirnya yang memiliki sensasi pahit dari obat Jeonghan. Ia kembali menatap sendu pada pasangannya itu.
Bibi Han kembali dengan kain bersih di tangannya, tetapi dia tidak memberikannya pada Seungcheol karena ramuan obat telah habis dan bibir Jeonghan sudah bersih. Wanita itu hendak mengundurkan diri, tetapi suara berat dari Seungcheol menghentikannya.
“Kenapa dia bisa seperti ini?”
Tangan Bibi Han saling meremat satu sama lain. Dia menunduk sopan. “Saudara kembar Tuan Jeonghan datang kemari, Tuan.”
“Apa yang dilakukannya pada Jeonghan?” suara itu dalam dan terdengar berbahaya.
“D-dia berkata ingin membicarakan sesuatu yang penting dengan Tuan Jeonghan. Dia meminta agar berbicara berdua dan Tuan Jeonghan setuju. Saya bersama pekerja lain menunggu di luar dan tidak tahu apa yang mereka bicarakan. Ketika anda datang, kami berniat untuk memanggil Tuan Jeonghan, saat itulah Tuan pingsan dan saudara kembar Tuan Jeonghan tidak terlihat dimanapun.” Bibi Han menunduk semakin dalam karena merasa bersalah atas apa yang menimpa Jeonghan.
Seungcheol terdiam setelah mendengar hal itu. Jisoo tidak akan datang untuk hanya sekedar bertamu. Dia pasti membicarakan hal penting kepada Jeonghan.
Tapi apa yang mereka bicarakan?
Apa yang Jeonghan dengar hingga ia kehilangan kesadarannya seperti ini?
Apakah Yoon Jisoo sudah tahu?
“Bibi boleh pergi.” Ujar Seungcheol tanpa mengalihkan pandangannya pada Bibi Han.
Wanita itu menunduk sekali lagi dan segera meninggalkan kamar Jeonghan.
Seungcheol meraih tangan lemas milik Jeonghan dan menggenggamnya erat. Dia mengecup punggung tangan itu penuh kasih sayang secara berulang kali. Seolah berusaha memberitahu tubuh tidak sadar Jeonghan, bahwa dia selalu ada disini. Selalu di sisinya apapun yang terjadi.
Matanya yang tajam menatap sendu pada wajah damai milik pasangannya itu. Tangan Jeonghan dalam genggamannya ia bawa ke pipinya dan tangan lainnya mengelus pipi lembut Jeonghan.
“Istri, apa yang harus kulakukan agar kau tidak kesakitan?”
“Apa yang harus kulakukan agar kau tetap sehat tanpa harus meminum obat-obatan ini?”
Seungcheol berhenti sebentar dia tersenyum tipis sekali dengan tangan yang masih mengusap pipi Jeonghan.
“Katakan sayang, apa yang harus kulakukan agar kau tetap disini bersamaku, hm?”
Apapun yang terjadi, Seungcheol akan mempertahankan Jeonghan di sisinya. Dia tidak peduli siapa yang akan dia hadapi, baik Sujin, Hyungsik, Yoon Jisoo atau bahkan Yoon Jeonghan yang asli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different World [CheolHan] ✓
FanfictionYoon Jeonghan adalah seorang petani sebatang kara yang tinggal di desa terpencil. Suatu hari, nasib sial menimpanya. Ia terpeleset dan tenggelam di sungai ketika sedang mencari ikan. Lalu ia terbangun di sebuah gubuk dari ilalang dengan pakaian tra...