Jeonghan menopang wajahnya sembari memperhatikan para pekerjanya yang sedang olahraga bersama Seungcheol dan Bora. Tadi mereka sudah melakukan pemanasan dan sekarang sedang bersiap untuk mendaki bukit. Seungcheol yang memimpin bersama dengan Bora lalu para pekerja akan mengikuti dari belakang.
"Kakak, ini teh herbal." Wonwoo tidak ikut olahraga, belakangan ini anak itu terlihat sibuk berkutat dengan obat-obatan dan herbal.
Jeonghan tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Dia mengangkat cangkir dan menyesap cairan berbau kuat tersebut. Wonwoo dan Bibi Han selalu menyiapkan teh herbal untuk Jeonghan, karena menurut keduanya Jeonghan sangat membutuhkannya. Dia bekerja setiap saat, dan tubuhnya bukan tipe tubuh yang terbiasa dengan olahraga. Jadi, agar tetap bugar maka keduanya merecoki Jeonghan dengan tumbuhan-tumbuhan herbal setiap harinya.
Dalam keadaan seperti ini, Jeonghan banyak merenung. Dia merasa ini semua adalah mimpi. Mimpi yang begitu indah dan Jeonghan tidak ingin terbangun untuk selamanya. Disini dia memiliki segalanya, dia begitu dicintai dan memiliki keberuntungan. Disini ia memiliki keluarga yang siap siaga untuknya.
Dan... memiliki pasangan.
Mungkin ini terkesan aneh, pada awalnya, Jeonghan sama sekali tidak mengetahui orientasi seksualnya sendiri, karena dirinya yang dulu terlalu sibuk mencari cara agar tetap bertahan hidup, jadi dia tidak memiliki waktu untuk berurusan dengan pasangan.
Ketika pertama kali terbangun di tubuh ini juga, Jeonghan memiliki keinginan untuk menceraikan Seungcheol, karena bagaimanapun juga dia tidak bisa menjalin hubungan seperti itu. Tetapi, lihatlah dia sekarang. Dia bahkan tidak ragu-ragu mengumumkan bahwa Seungcheol adalah suaminya di depan banyak orang. Dia jelas-jelas tidak suka jika ada yang mendekati Seungcheol. Dan Jeonghan jelas-jelas suka semua sikap manja Seungcheol padanya.
Jeonghan sebenarnya suka jika ada orang yang memujanya dan Seungcheol memberi makan keinginannya itu. Bagaimana pun dia menolak, Jeonghan sadar jika dia haus akan hal itu. Karena itulah, saat ini senyum lembut terukir di bibir Jeonghan ketika Seungcheol yang penuh dengan keringat dan bertelanjang dada menghampirinya.
Tangan besar pria itu menangkup wajah Jeonghan dan mencium bibir pemuda itu. Jika pada awalnya Jeonghan akan menolak, kali ini pemuda itu menjilat bibir Seungcheol dan hal tersebut membuat suaminya itu hampir gila.
"Ekhem. Tuan mohon jangan melakukannya dia depan anak kecil." Bibi Han menutup mata Wonwoo yang terlihat ling-lung.
Seungcheol terpaku karena respon Jeonghan. Hari yang lalu, pemuda itu membelanya di depan banyak orang dan memanggilnya suami. Dan sekarang, Jeonghan memancingnya melakukan hal lebih.
Raut wajah Jeonghan terlihat sangat santai. Dia tetap duduk sambil menopang wajahnya menggunakan punggung tangan. Dia menatap lurus ke dalam bola mata Seungcheol dan menampilkan senyum miring.
Hal ini sangat berbahaya. Seungcheol langsung mengangkat pemuda itu. Dia menggendong Jeonghan tanpa memutuskan kontak mata sedikitpun. Lengan besarnya menopang bagian bawah Jeonghan. Hanya butuh satu tangan untuk mengangkat pemuda itu. Sementara itu, Jeonghan melingkarkan tangannya di leher Seungcheol, dada keduanya saling menempel. Posisi Jeonghan lebih tinggi dari Seungcheol dan hal itu membuat yang lebih tua menjadi mendongak untuk melihat wajah cantik milik Jeonghan.
Dan perlakuan Jeonghan selanjutnya membuat Seungcheol gila sepenuhnya. Pemuda itu mendekatkan wajahnya dan mencium kening Seungcheol. Ketika kedua belah bibir lembut itu menyentuh kening miliknya, Seungcheol menutup matanya.
Mereka melakukan hal itu didepan para pekerjanya yang hanya bisa mengalihkan pandangan mereka. Chan menutup wajahnya dengan tangan tapi matanya tetap terbuka lebar. Sementara Mingyu menatap mereka datar. Ada yang aneh di dadanya ketika melihat Jeonghan begitu. Dia merasa tidak nyaman dan... tidak suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different World [CheolHan] ✓
FanfictionYoon Jeonghan adalah seorang petani sebatang kara yang tinggal di desa terpencil. Suatu hari, nasib sial menimpanya. Ia terpeleset dan tenggelam di sungai ketika sedang mencari ikan. Lalu ia terbangun di sebuah gubuk dari ilalang dengan pakaian tra...