4. Air Misterius

4.7K 436 2
                                    

Keesokan harinya, Jeonghan kembali meminta Seungcheol untuk menebang pohon lainnya.

Ketika Seungcheol menebang pohon, Jeonghan akan mencabuti rumput-rumput ataupun semak belukar yang tumbuh subur di sekitar gubuk ilalang ini. Tentu saja sebelum bekerja, mereka makan dulu.

Kali ini Jeonghan yang memasak. Hal itu sempat membuat Seungcheol kebingungan. Pasalnya Jeonghan itu kan tidak tahu memasak. Apalagi yang dimasak pemuda itu adalah jamur liar berwarna putih yang tumbuh di belakang gubuk mereka. Pemuda itu juga mencampur sedikit minyak ketika memasaknya. Ditambah beberapa pucuk daun muda yang dapat dimakan.

Awalnya Seungcheol tidak mau memakannya, tetapi Jeonghan hampir memukul kepalanya lagi karena itu. Bukan karena apa, bagaimana jika jamur itu beracun atau tidak enak. Seungcheol tidak suka makanan tidak enak. Menurutnya yang paling enak di dunia ini adalah daging. Memakan jamur tidak cocok untuknya.

Tetapi setelah memakan masakan Jeonghan, ternyata jamur tidak seburuk itu. Atau karena Jeonghan yang memasaknya. Karena dulu, Seungcheol juga pernah mencoba memasak jamur, tetapi rasanya mirip dengan tanah.

Pakaian bersih milik Jeonghan ia gulung agar tidak kotor dan rusak. Kali ini dia berhati-hati dalam bertindak karena tidak mau pakaiannya rusak. Ternyata kemarin, Seungcheol membawa pakaian ini dari rumah temannya. Rupanya pria itu menyimpan baju-baju Jeonghan di tempat temannya karena tidak ingin kain indah itu rusak di gubuk ilalangnya. Karena hal itu juga, Jeonghan merasa tersentuh.

Sampai tengah hari, Seungcheol telah menebang lebih dari lima pohon. Lagi-lagi Jeonghan dibuat kagum dan iri akan kemampuan pria itu. Apakah semua orang jaman dahulu kuat-kuat seperti Seungcheol? Tapi sepertinya tidak. Buktinya tubuh yang Jeonghan tempati sekarang malah sangat rapuh. Tubuh Jeonghan yang dulu juga tidak bisa dikatakan kekar tetapi tidak serapuh tubuh ini. Sadar sesuatu, Jeonghan jadi merasa dirinya hantu yang merasuki tubuh orang lain karena ini. Dia baru kepikiran, bagaimana bisa kedua laki-laki ini menikah dan mengapa mereka tinggal di hutan.

Jika dilihat dari tubuh Jeonghan, dia bisa tahu bahwa tubuh ini bukan tubuh orang miskin. Maksudnya, lihat saja. Kulitnya begitu halus tanpa bekas luka sedikitpun, pakaiannya indah dan rapi. Meski bukan dari jaman ini, Jeonghan tahu jenis kain dan jahitan pakaian ini bukan barang murah. Rambut panjangnya juga begitu terawat. Kakinya tidak ada luka dan begitu mulus seperti kaki wanita. Itu ketika Jeonghan pertama kalinya bangun di tubuh ini. Sekarang, kaki itu sudah lecet dan luka dimana-mana karena Jeonghan yang asal melangkah kemana saja.

Jeonghan melihat sekilas ke arah Seungcheol yang menyeka keringatnya. Ia lalu berjalan masuk ke dalam gubuk mereka dan mengambil air dari gentong besar di dalam gubuk menggunakan ruas bambu. Tanpa memikirkan dirinya yang juga lelah dan haus, Jeonghan pergi ke arah Seungcheol yang segera menghampirinya.

"Istri, tidak usah..."

"Diam dan minumlah." Ujar Jeonghan sembari menyodorkan air ditangannya pada Seungcheol. Dia bahkan malas untuk menegur panggilan Seungcheol kepadanya.

Dengan ragu, Seungcheol menerima ruas bambu dari Jeonghan. Pria itu meminum air di dalamnya dalam sekali teguk.

Ketika air itu menyentuh bagian dalam mulut Seungcheol dan mengalir menuju tenggorokannya, Seungcheol merasa tubuhnya sangat segar. Tenaganya pulih. Dia seperti baru bangun tidur dan tidak merasa kelelahan. Hanya karena sedikit air ini.

Seungcheol menatap ruas bambu yang telah kosong di tangannya lalu menatap Jeonghan yang mengangkat alisnya.

"Ada apa?"

"Darimana istri mendapat air ini?" tanya Seungcheol penasaran.

Mendengar pertanyaan Seungcheol, Jeonghan mengernyit bingung. "Dari dalam gentong yang ada di gubuk."

Different World [CheolHan] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang