"Kau menyukai saudaraku, ya?" Tanya Jeonghan pada Seokmin yang sudah selesai makan.
Mereka masih berada di rumah keluarga Yoon dan baru saja menyelesaikan jamuan makan dari Jisoo. Yang sebenarnya jamuan terpaksa.
"Suka apa?" Bukannya menjawab pertanyaan Jeonghan, Seokmin malah balik bertanya.
Jeonghan memutar matanya malas. Dia memperhatikan Seungcheol yang duduk diam di sampingnya. "Masih lapar?"
Seungcheol menggeleng, "Istri, apa kita akan pulang?"
Dia merasa tidak nyaman berada disini karena tempat ini kembali mengingatkan dirinya akan jati dirinya yang sesungguhnya. Apalagi melihat Jisoo. Seungcheol selalu merasa rendah di hadapan pemuda itu. Mungkin karena dirinya yang memang seorang budak dan Jisoo seorang Tuan.
Bahkan daritadi, ia tidak berani melihat Jisoo atau mengambil makanan yang disajikan. Ini bukan rumahnya, jadi Seungcheol merasa tidak nyaman.
Jeonghan terlihat berfikir, "Bagaimana jika kita menginap?"
Pandangan Seungcheol terlihat lesu, bahunya merosot. "Aku ingin pulang, Istri."
Tangan Jeonghan bergerak menuju tangan Seungcheol, lalu jempolnya mengusap pergelangan tangan pria itu, "Kau merasa tidak nyaman disini?"
Kepala Seungcheol mengangguk pelan. Jisoo sedang tidak ada disini, dia pergi ke dapur selesai makan tadi. Entah apa yang ingin dia lakukan.
"Kita akan pulang sebentar lagi, ya." Kata Jeonghan menghibur.
Sebenarnya Jeonghan ingin menginap di rumah Yoon agar semakin akrab dengan Jisoo, akan tetapi tentu saja kenyamanan Seungcheol adalah a yang paling utama. Dia bisa mencari cara lain untuk mengakrabkan diri dengan Jisoo nanti.
Seungcheol mengangguk lalu meraih tangan kiri Jeonghan. Pria itu lalu memainkan jari-jari Jeonghan yang lebih kecil dari jarinya.
Seokmin berpura-pura buta akan pemandangan dua orang di depannya. Dia sudah muak dengan pemandangan ini hampir setiap saat jika ia pergi ke rumah Seungcheol dan Jeonghan.
Mata Seokmin menatap sekeliling bagunan rumah keluarga Yoon. Tidak ada yang menarik. Desain bangunannya sama seperti desain bangunan bangsawan pada umumnya.
Tentu saja yang menarik bagi Seokmin adalah pemilik rumah ini, yaitu Yoon Jisoo. Dia tidak tahu sejak kapan, dirinya mulai memperhatikan pemuda itu.
Seokmin tahu bahwa Jisoo adalah seorang dukun handal dan bukan seseorang yang ada dalam jangkauannya. Jisoo berada di dunia yang jelas-jelas berbeda darinya yang hanya tukang bangunan.
Akan tetapi, Seokmin menemukan dirinya selalu mencari sosok Jisoo. Pemuda dingin dan nampak tidak tersentuh itu entah mengapa memancarkan aura hangat bagi Seokmin.
Pada saat Jisoo datang ke rumah Jeonghan dan Seungcheol, entah mengapa Seokmin sangat senang. Dia tidak bisa menghentikan dirinya yang selalu ingin tersenyum pada pemuda Yoon tersebut.
Seokmin tidak pernah tahu, bahwa ternyata ada orang lain yang lebih indah daripada Jeonghan di dunia ini. Jisoo tidak pernah tersenyum dan Seokmin benar-benar terpana saat Jisoo tersenyum untuk pertama kalinya.
Senyuman sangat cocok untuk Jisoo. Seokmin bertekad ingin membuat pemuda itu tersenyum lebih banyak. Ketika itu, Seokmin menyadari perasaan dengan cepat dan langsung mengutarakan niatnya kepada Jisoo.
Meskipun pemuda itu malah memandang aneh padanya, Seokmin tidak masalah. Bahkan, jika ia harus mengejar Jisoo seumur hidupnya. Dia akan mendapatkan Jisoo untuknya sendiri dan membuat pemuda itu menjadi yang terbahagia di dunia ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different World [CheolHan] ✓
Hayran KurguYoon Jeonghan adalah seorang petani sebatang kara yang tinggal di desa terpencil. Suatu hari, nasib sial menimpanya. Ia terpeleset dan tenggelam di sungai ketika sedang mencari ikan. Lalu ia terbangun di sebuah gubuk dari ilalang dengan pakaian tra...