“Berikut laporan hasil penjualan bulan ini, Tuan.”
Jeonghan menerima selembar kertas dari Mingyu dan membacanya dengan teliti dan seksama. Maniknya bergerak teratur mengikuti setiap huruf. Kemudian dia mengangkat kepalanya dan tersenyum kepada Mingyu. “Kerja bagus.”
Tidak ada perubahan ekspresi yang berarti di wajah Mingyu. Pria itu menunduk sopan, “Jika begitu, saya permisi, Tuan.”
Tanpa menunggu respon Jeonghan, Mingyu berbalik menuju pintu dan menutupnya tanpa menatap sedikitpun pada Jeonghan yang menaikkan alisnya. Tingkah Mingyu sangat berbeda, tetapi pemuda berambut panjang itu tidak terlalu menghiraukannya dan memilih meminum teh herbal yang dibawakan Wonwoo sebelumnya.
Tepat ketika Jeonghan menurunkan cangkirnya, pintu ruangannya terbuka dan menampakkan Seungcheol. Pria itu berjalan menuju Jeonghan lalu duduk disebelahnya. Kemudian mereka berdua terdiam dan secara tiba-tiba Seungcheol menyandarkan kepalanya ke pundak Jeonghan yang jelas-jelas lebih kecil darinya. Tidak ada respon berarti dari Jeonghan.
Seungcheol menatap lurus ke depan tetapi tangannya bergerak melingkari pinggang Jeonghan, dia menarik pemuda itu mendekat padanya dan kepalanya yang tadinya ada pundak Jeonghan kini berpindah ke ceruk leher pemuda itu. Seungcheol menutup matanya ketika hidungnya bersentuhan dengan kulit leher Jeonghan.
“Ada apa?” Tanya Jeonghan sambil melirik Seungcheol sedikit dari sudut matanya.
Tanggapan Seungcheol hanyalah pelukan yang semakian erat. Entah apa yang ada di pikiran pria itu.
“Aku bermimpi. Kau pergi meninggalkanku jauh sekali.” Ujar Seungcheol sangat pelan di telinga Jeonghan.
Jeonghan terdiam sejenak lalu kemudian membuka suaranya, “Itu hanyalah mimpi.”
Seungcheol tidak berbicara lagi. Pria itu memejamkan matanya tanpa melepaskan pelukannya pada Jeonghan. Sementara itu Jeonghan terdiam dengan seribu keraguan dalam hatinya. Pasalnya dia juga bermimpi bahwa ia kembali ke kehidupan masa depannya. Pada awalnya ia tidak terlalu memikirkannya, tetapi setelah mendengar bahwa Seungcheol juga memiliki mimpi yang sama membuat Jeonghan cemas.
Dan beberapa waktu belakangan ini tubuhnya terasa begitu lelah. Entahlah, tetapi semua ini seolah mengarah pada satu hal yang dia takutkan.
“Jangan terlalu dekat dengan pria itu.” Ujar Seungcheol tiba-tiba.
“Hm? Pria yang mana?” Jeonghan terlihat berpikir.
Seungcheol mencium kulit leher Jeonghan dan itu membuat pemuda itu berjengit kaget.
“Yang berpakaian bagus.” Cicit pria itu pelan sebelum kembali mendusel ke leher Jeonghan.
“Ahh.” Jeonghan ingat. Pria syair di pasar itu. Dia hampir tertawa. Apakah Seungcheol sedang cemburu?
“Kau cemburu?” Tanya Jeonghan dengan nada jenaka hampir tertawa. Seungcheol semakin mengeratkan pelukannya.
“Aku takut.” Jawab Seungcheol singkat.
Jawaban singkat yang membuat Jeonghan juga terdiam.
“Dia berpakaian bagus. Aku tidak.” Ujar Seungcheol dengan nada yang terdengar sedih.
Jeonghan mengerti ketakutan pria itu. Jadi dia mengelus kepala Seungcheol yang masih berada di ceruk lehernya.
“Aku lebih suka buah stroberi liar yang kau petik.” ucapnya pelan di telinga Seungcheol.
••||••
“Jauhkan Bora dari sawi putihnya!”Jeonghan berteriak ketika melihat hewan besar itu hampir menerjang sawi-sawi putih yang baru saja ia bersihkan. Bora berhenti sambil memiringkan kepalanya melihat Jeonghan yang panik. Hewan tersebut menggoyangkan ekornya ketika Jeonghan berjalan menuju dirinya. Ketika tangan kurus itu menyentuh kepalanya, Bora terlihat sangat senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different World [CheolHan] ✓
FanfictionYoon Jeonghan adalah seorang petani sebatang kara yang tinggal di desa terpencil. Suatu hari, nasib sial menimpanya. Ia terpeleset dan tenggelam di sungai ketika sedang mencari ikan. Lalu ia terbangun di sebuah gubuk dari ilalang dengan pakaian tra...