30. Pencapaian

2.9K 321 27
                                    

Jeonghan menopang wajahnya menggunakan punggung tangan. Saat ini dia sedang duduk bersantai di teras belakang rumah. Rumah utama dibangun lebih tinggi dari rumah-rumah lainnya, karena itulah Jeonghan bisa mendapat pemandangan menyeluruh pekarangan perumahannya dari tempatnya duduk sekarang.

Terlihat sangat sepi karena saat ini semuanya, kecuali dia dan Bibi Han, sedang berolahraga. Sesuai dengan perjanjian, para pekerja akan berolahraga dibimbing oleh Seungcheol dan juga Bora. Mereka semua pergi ke hutan dengan bertelanjang dada. Entah apa olahraga yang akan Seungcheol berikan pada pria-pria itu.

"Tuan,"

Bibi Han meletakkan teh herbal di meja dekat Jeonghan. Pemuda itu sedang mengipasi dirinya perlahan sambil melamun. Dia agak tersentak ketika Bibi Han meletakkan cangkir teh itu didekatnya.

"Terima kasih, Bibi."

Tangan lentik Jeonghan terangkat untuk mengambil cangkir itu dan meminum isinya secara perlahan. Tubuhnya benar-benar lelah belakangan ini, karena begitu banyak yang harus di urus. Dia sudah membuka cabang kios sayurannya di ibu kota kerajaan. Butuh waktu sekitar tiga sampai empat jam menuju kesana menggunakan kereta kuda. Jeonghan dan pekerjanya menghabiskan waktu sekitar seminggu untuk membangun kios dan menarik simpati orang-orang disana.

Ditambah lagi, dia harus membayar pajak yang lebih mahal dari di desa. Banyak preman-preman pasar yang datang untuk menggodanya dan mereka akan berakhir babak belur di tangan Seungcheol dan Wonwoo. Bisinis semakin berkembang. Jeonghan kini tak lagi berjualan di desa melainkan di ibu kota kerajaan. Tetapi bukan berarti bisnis di desa berhenti. Kios di desa kini di atur oleh Wonwoo dan Mingyu. Dan yang di ibu kota diatur oleh Jeonghan bersama Seungcheol.

Tuan Wen begitu senang ketika mendengar Jeonghan membuka kios juga di ibu kota. Masih ada satu bulan lagi menuju Chuseok, tetapi dengan adanya Jeonghan disini, dia akan lebih mudah membeli bahan masakan. Begitu tahu bahwa Jeonghan merupakan penyuplai utama sayuran untuk restoran Tuan Wen, maka orang-orang pun berbondong-bondong untuk berbelanja dari kios Jeonghan juga. Dan sama seperti di desa, banyak orang-orang yang akan mencoba segala cara untuk menghancurkan usaha milik Jeonghan.

Tetapi mereka semua selalu tertinggal satu langkah dibelakang Jeonghan. Dia akan sangat mudah membaca semua gerak-gerik orang-orang yang ingin menghancurkannya. Dan jika soal drama, Jeonghan jauh lebih hebat dalam hal itu.

Para pekerja hidup dengan sangat baik. Mereka terlihat bahagia bersama Jeonghan. Tak jarang para pria dewasa itu akan sengaja menunggu Jeonghan pulang di gerbang. Seperti anak-anak yang menunggu ibunya dan Jeonghan memang memperlakukan mereka seperti anak. Dia sering membeli makanan atau barang yang menurutnya bagus untuk pekerja-pekerjanya. Dia suka saat mereka berbinar-binar dan mengucapkan terima kasih pada dirinya.

Dan tentu saja perlakuan Jeonghan lebih istimewa kepada Seungcheol. Pria itu sekarang sudah memakai pakaian yang paling baik kualitasnya. Dia makan makanan yang Jeonghan masak, selalu terjaga asupannya dan juga kebersihannya. Memang sejak dulu, Seungcheol memiliki fisik yang baik dan bagus. Tetapi sekarang, pria itu semakin menawan dan berkharisma. Bahkan banyak gadis-gadis di kota mendekatinya, tetapi mata pria itu hanya tercipta untuk melihat Jeonghan.

Jeonghan teringat dengan Sujin, dia bukanlah seseorang yang spesial. Begitu banyak yang menginginkan Seungcheol dan mereka jauh lebih cantik. Tetapi ada hal yang membuat Jeonghan ragu. Sujin tak pernah menampakkan wajahnya lagi. Entah apa yang direncanakan oleh wanita itu, tetapi Jeonghan akan tetap siaga.

Dan soal hubungan mereka. Jeonghan benar-benar lupa jika dia dan Seungcheol diikat oleh hubungan bernama pernikahan. Dia juga tidak pernah keberatan lagi jika Seungcheol memanggilnya istri. Sebenarnya Jeonghan lebih ke tidak peduli dengan panggilan Seungcheol itu.

Different World [CheolHan] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang