50. Sudut cerita lain

2.6K 320 43
                                    

Lee Jihoon adalah seorang anak kecil ketika ia ditugaskan menjadi pelayan seorang selir rendahan di kerajaan. Dia berasal dari keluarga pelayan yang memang sudah memiliki peran sebagai pelayan keluarga kerajaan.

Sejak Jihoon bisa mengerti perkataan orang lain, dia tidak pernah mempertanyakan mengapa takdirnya seperti ini. Dia akan selalu menerima apapun yang terjadi pada dirinya. Memenuhi semua perintah dan tidak pernah bertanya, 'mengapa'.

Hanya saja, Jihoon yang bahkan tidak pernah menunjukkan ekspresi berarti, kini sering mengerutkan keningnya saat melihat ekspresi wajah dari Tuan barunya.

Dialah Kwon Soonyoung. Seorang putra dari selir rendahan di istana. Di katakan, dia adalah seorang yang lahir karena ketidaksengajaan. Kwon Soonyoung selalu tertawa dan tersenyum bahkan saat di rendahkan oleh saudara-saudaranya yang lain.

Jihoon hanya akan diam saja di tempatnya jika Kwon Soonyoung sudah menjadi bulan-bulanan para saudaranya yang lain. Jihoon merasa aneh di dalam hatinya. Dia seseorang yang pasrah, seketika ingin Kwon Soonyoung melawan.

Dia benci ekspresi tersenyum Kwon Soonyoung  bahkan ketika dia sudah ditutupi lumpur kotor. Atau mengabaikan peringatan yang baru saja ia keluarkan karena Soonyoung di ajak ke sebuah pesta.

Jihoon khawatir. Jadi dia mengikuti Kwon Soonyoung ke pesta itu. Hanya untuk menemukan sang Tuan yang dilayaninya kini di hina habis-habisan. Soonyoung memiliki darah sang Raja di dalam tubuhnya, dia tidak pantas di perlakuan seperti ini.

Hari itu, Lee Jihoon untuk pertama kalinya menunjukkan emosinya yang tidak ia sangka ada. Dia menerobos perkumpulan putra bangsawan itu dan memaksa Kwon Soonyoung yang berlutut di tanah untuk kembali berdiri.

Kwon Soonyoung hanya tersenyum dan tertawa dan bertanya mengapa Jihoon berada di sana. Jihoon menampar Kwon Soonyoung dengan air matanya yang berlinang. Menjadi tontonan menarik para putra bangsawan. Jihoon tidak memikirkan akibat dari perbuatannya. Drama yang ia ciptakan menjadi bumerang bagi dirinya sendiri dan sang Tuan.

Kwon Soonyoung semakin di hina dan di rendahkan dan Jihoon ikut terseret dalam hal itu. Namun apa yang membuat hati seorang Jihoon yang tanpa emosi takut adalah Kwon Soonyoung yang melindungi dirinya dari segala perlakuan jahat dari saudara-saudaranya.

Jihoon tidak mengerti mengapa Kwon Soonyoung melakukan itu. Dia tidak mengerti dan sangat ingin mengerti.

Kehidupan keduanya menjadi sangat keras semenjak itu. Ibu sang Tuan membunuh dirinya sendiri karena tidak sanggup dengan kehidupan istana yang menyakitkan. Sehingga kini, hanya Jihoon lah kepunyaan Soonyoung.

Soonyoung tidak pernah menganggap hinaan yang ia terima menyakitkan. Dia selalu merasa bahwa semuanya akan selesai jika dia diam dan menerima semua siksaan itu. Namun, ketika tamparan itu menyapa wajahnya dan air mata itu menggenang di manik Jihoon, dada Soonyoung terasa sesak.

Di dunia ini, hanya Jihoon yang bersedia meneteskan air mata untuknya dan Soonyoung hanya punya lelaki itu di sampingnya. Dia selalu berfikir bahwa dia dan Jihoon akan segera lepas dari penderitaan ini. Cukup bersabar sedikit lagi saja.

Kwon Soonyoung tahu, dia memiliki darah bangsawan di tubuhnya. Akan tetapi, tahta tidak pernah sekalipun menarik perhatiannya. Dia hanya ingin hidup damai dan tenang.

Kala itu adalah musim terdingin di negeri tersebut. Kwon Soonyoung terbangun dari tidurnya karena tidak mnemukan keberadaan Jihoon di sampingnya. Dia menelusuri salju yang dingin dan menemukan lelaki berkulit pucat itu di ikat di sebuah pohon.

Kwon Soonyoung menemukan hal itu dilakukan oleh saudara-saudaranya yang lain. Meskipun dia hanya diam, Soonyoung menyimpan dendam.

Hal seperti itu terus berulang, hingga pada puncak kemarahan Soonyoung, Jihoon hampir di bunuh. Saat itu, Soonyoung marah sekali dan langsung menyerang anak yang lebih kecil darinya itu.

Different World [CheolHan] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang