"Bukankah pohon persik berbuah ketika musim semi?" Chan memasang wajah bingung ketika semua pohon persik yang Jeonghan tanam sudah berbuah.
"Seharusnya begitu." Respon Seungkwan.
Mereka sudah pulang dari ladang sekitar satu jam yang lalu. Tidak banyak pekerjaan yang mereka lakukan karena sedang dalam masa tanam dan saat ini semua sedang merapikan rumah masing-masing atau sekedar duduk menikmati pemandangan. Mereka hidup begitu terjaga. Semua asupan makanan juga diatur oleh Jeonghan hingga mereka memiliki fisik yang baik. Pakaian berkualitas dan sama sekali tidak menunjukkan mereka adalah petani, bahkan pekerja.
Hari masih cerah dan para pekerja itu tidak memiliki apapun untuk dilakukan, jadi sebagian dari mereka memutuskan untuk menyusul Jeonghan ke ibu kota. Sebenarnya mereka juga ingin melihat gadis-gadis cantik disana dan membeli makanan.
Seungkwan dan Chan ikut serta ke kota bersama tiga pria lainnya. Lee Minjae, Park Haemin dan terakhir Cha Taehyun. Mereka berlima mengendarai gerobak sapi dan terlihat begitu antusias. Meskipun Haemin dan Minjae lebih banyak diam karena mereka tidak terlalu suka banyak bicara.
Ketika sudah sampai di ibu kota, kelimanya menjadi pusat perhatian. Pasalnya kelima pria itu terlihat sangat gagah dan tampan meskipun mengendarai gerobak sapi yang sangat kontras dengan fisik mereka.
Taehyun memicingkan matanya untuk mencari keberadaan Jeonghan dan setelah melihat Tuannya itu tengah melayani pembeli, Taehyun segera berteriak memanggilnya.
"Tuan!"
Dengan wajah polos, Taehyun melambaikan tangannya pada Jeonghan yang menepuk jidatnya. Kini semua perhatian tertuju pada mereka. Orang-orang melihat ke arah gerobak sapi dan kios Jeonghan penasaran.
Taehyun segera melompat turun untuk menghampiri Jeonghan yang tersenyum terpaksa. Dia diikuti oleh Chan dan yang lainnya dari belakang.
"Kenapa kemari?" tanya Jeonghan setenang mungkin meskipun dalam hati dia ingin mencekik Taehyun.
"Kami sudah selesai bekerja, Tuan. Jadi kami datang untuk menyusul Tuan berdua kemari." Seungkwan yang menjawab.
"Kenapa tidak tidur saja di rumah?" tanya Jeonghan lagi.
"Kami bosan, Tuan." Chan terlihat berpikir, "Tuan, buah persiknya sudah berbuah."
Jeonghan yang sedang memegang sempoa ditangannya mengalihkan pandangannya ke arah Chan, "Baguslah. Jika ada yang sudah matang, kalian bisa mengambilnya."
"Yeay!" Taehyun dan Chan melompat senang. Padahal keduanya sudah menginjak usia dua puluh lima, tetapi masih bertingkah seperti anak-anak.
Seungkwan bersama Haemin dan Minjae hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah laku dua temannya itu.
"Tuan, saya juga ingin berjualan!" Seru Chan antusias.
"Jangan banyak bicara, pergilah berjalan-jalan." Kata Jeonghan sambil memberikan beberapa buah tomat kepada Seungcheol yang sedari tadi hanya memperhatikan interaksi dan kelima pekerja mereka itu.
Orang-orang begitu penasaran dengan kelima pria tampan itu. Sekarang, selain Jeonghan dan Seungcheol ada lagi makhluk-makhluk tampan yang bisa mencuci mata. Perlahan para gadis dan wanita yang bahkan tidak membutuhkan sayuran mulai mendekati kios Jeonghan.
"Tapi aku ingin membantu, Tuan."
"Ck, aku tidak butuh bantuan—"
"Siapakah para pria ini, Tuan Yoon?"
Ucapan Jeonghan terhenti kala seorang wanita dengan riasan tebal menghampiri dirinya. Dia diikuti oleh beberapa wanita lain yang terlihat malu-malu dan curi pandang ke arah para pekerjanya. Seketika sebuah senyuman terukir di bibir Jeonghan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different World [CheolHan] ✓
Fiksi PenggemarYoon Jeonghan adalah seorang petani sebatang kara yang tinggal di desa terpencil. Suatu hari, nasib sial menimpanya. Ia terpeleset dan tenggelam di sungai ketika sedang mencari ikan. Lalu ia terbangun di sebuah gubuk dari ilalang dengan pakaian tra...