Bab 5

2.4K 79 0
                                    

Selamat Membaca...

.

.

Nala melihat ke arah sang ayah. Dan dibalas anggukan serta senyuman oleh ayah Sam. Saat sudah berada digendongan koala Aksa. Ia mendengarkan dan melihat dengan seksama wajah serta perkataan abang kembarnya ini

"Kamu liat mata abang dan Aska."

Saat dia perhatikan warna mata kedua abangnya, memang terlihat berbeda. Warnanya hampir mirip. Tapi, milik Aska berwana abu abu soft sedangkan milik Aksa berwarna abu gelap.

Makanya jika dilihat, tatapan mata Aksa lebih tajam. Karna didukung dengan warna gelap itu. Tapi jika dilihat lagi, tidak ada kemiripan dengan warna mata sang ayah.

"Warna mata kami mirip seperti mendiang bunda Audrey, selebihnya mirip ayah." ucap Aska menjawab kebingungan Nala

"Dan Aska berisik seperti ayah." imbuh Aksa

"Mana ada!" ucap ayah Sam dan Aska bersamaan

Aksa tidak menghiraukan lagi ayah dan saudara kembarnya itu. Ia langsung membawa Nala menuju kamar mandi. Dan ia dudukkan pada sisi wastafel, lalu ia mulai membersihkan wajah Nala dengan air. Tadi Nala sempat menolak, tapi melihat tatapan datar dari abangnya. Membuat nyalinya ciut.

"Tadi ingat yang dikatakan ayah? Nala gak boleh merasa sungkan lagi, mengerti."

"Iya abang."

"Bagus, sekarang pejamkan matanya."

Nala pun nurut dan hanya diam, membiarkan abangnya membersihkan wajahnya dengan air.

Setelah dibasuh dengan air dan dikeringkan. Aksa membawa kembali Nala ke ranjangnya.

Mereka makan malam dengan hikmat. Aksa menyuapi Nala. Lalu ayah dan Alan juga sedang makan. Untuk Aska ia sedang memainkan ponselnya, mereka berdua udah makan terlebih dulu sebelum ke rumah sakit.

"Nah, sekarang minum obat. Setelah itu makan buah ya."

"Iya."

Nala meminum obat dengan tenang. Lalu ia lanjut memakan buah yang sudah dikupas oleh sang abang.

"Bang Aksa." panggil Nala

"Yaa."

"Nala mau ke taman."

"Ini udah malam, dan udara malam dingin, gak baik untuk kamu."

"Yahhh, tapi Nala bosan."

"Mau nonton?" tawar Aksa

"Boleh, Na mau nonton." 

"Tunggu, abang carikan filmnya dulu ya."

Saat udah menemukan film yang bagus, Aksa memberikan ponselnya pada Nala. Nala yang melihat itu pun kebingungan.

"Nala gak mau pegang. Abang sini, tidur samping Nala. Jadi abang yang pegang, Nala yang nonton." ucap polos Nala, sambil menepuk sisi kosong ranjang

"Ada ada aja kamu ini. Baiklah, abang akan menuruti perintah tuan putri." ucapnya terkekeh, lalu membaringkan tubuhnya dengan hati hati di sisi sang adik

Setelah di rasa aman dan nyaman. Mereka menonton film itu berdua. Sedangkan, yang lain sedang sibuk dengan urusan mereka. Apalagi kalo bukan berbicara dengan keluarga besar Alexander. Terkait si kembar yang udah menjadi anak angkat dari Abian Samuel Seraphine. Sebenarnya hanya ayah Sam dan Alan aja yang bicara dengan keluarga Alexander. Kalo Aska hanya nyimak, dan menyapa lalu mengenalkan dirinya. Setelah itu dia kembali main game.

Mereka menceritakan semua yang terjadi selama di rumah sakit, kondisi Nala dan alasan Samuel mengangkat si kembar menjadi anak.

Tentu, untuk melindungi mereka berdua terutama Nala. Yang sedari kecil tidak pernah mendapat perlakuan baik dan selalu mendapat kekerasan baik fisik maupun mental dari semua orang, terutama keluarganya hingga saat ini. 

Kenapa Harus aku... (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang