Triple L...

816 37 0
                                    

Selamat Membaca...

.

.

Setelah ucapan terakhir dari Lion. Suasana seketika menjadi hening. Dan Bulan pun berdeham untuk mengembalikan suasana. Lalu berkata,

"Bang Lion belajar julid dari siapa sih?"

"Gak usah di tanya pun, semua orang pasti tau. Kalo belajar dari kamu."

Kira kira begitulah batin di antara mereka.

"Abang belajar dari adek. Adek kan suka bicara seperti itu. Saat malas jika disuruh berkenalan." ucap Lion

"Beh, kok rasa nya nyelekit yak di ati."

"Tuh kan, udah pasti, didikan kamu."

"Mana ada, emang kapan adek julid kayak gitu."

"Gak mau ngaku dia."

"Ada, ketika perkenalan saat rapat dunia bawah dan saat di perusahaan." ucap Lion

"Masa sih, emang bener gitu bang Liam?" tanya Bulan pada Liam

Kenapa Liam? Karna Liam diberikan tugas untuk mengurusi perusahaan. Yang orang kenal, ia lah ceo perusahaan yang Bulan miliki. Dan kadang membantu di dunia bawah. Ia termasuk inti, dan menjabat sebagai bendahara sekaligus sekertaris. Yang menangani jalannya proses jual beli senjata dan racun.

Sedangkan Leo, yang di kenal sebagai ketua dari mafia DarkMoon. Bertugas sebagai ketua untuk publik dan menggantikan tugas Bulan. Pengambil keputusan, hacker, dan perencana. Untuk para petinggi dunia bawah, pasti kenal dia sebagai ketua dari mafia DarkMoon.

Lion, sebagai pemimpin pasukan. Bisa berkamuflase pada bayangan. Selain itu ia bertugas sebagai sniper. Pembuat senjata dan racun. Tentu saja ia memiliki anak buah untuk membantu saat memproduksi 2 produk tersebut dalam jumlah besar.

Saat ini mereka tidak menggunakan topeng kulit, saat mereka berpura pura menjadi bodyguard Seraphine. Tentu saja wajah asli mereka bisa dikenali oleh para pria serta pemuda Seraphine dan Alexander. Yang memang berkecimpung di dunia bawah. Itulah sebabnya mereka agak sedikit terkejut di awal. Bahkan beberapa dari mereka ada yang memasang wajah cengo.

Untuk cctv. Tadi sebelum kejadian penembakan. Leo sudah terlebih dulu meretas keamanan cctv mansion ini. Itulah sebabnya mereka santai saja, saat melepas topeng.

"Terkadang kamu memang seperti itu." ucap Liam sambil tersenyum ramah

Dalam hatinya "Mending cari aman. Dari pada ngambek"

"Hmmmm. Kalo bang Liam yang bilang gitu, mungkin berarti bener. Iya deh, tapi adek gak inget pernah kayak gitu sih." ucap Bulan dengan gaya orang yang tampak sedang berfikir. Dahi dikerutkan dengan salah satu tangan ditekuk memegang siku yang lain. Lalu kedua jari menyentuh dagu.

Mereka hanya bisa geleng geleng kepala melihat tingkah Bulan. Dan hanya bisa membatin.

"Untung sayang."

"Kembali ke topik percakapan kita. Sampe dimana ya tadi. Oh iya, jadi mereka itu- Nah gitu, udah pahamkan." ucap Bulan.

Ngomong sendiri, jawab sendiri. Apanya yang paham kalo ia hanya mengatakan. "Jadi mereka itu.. Nah gitu.."

"Dek kamu belum jelasin lo. Gimana kita bisa paham. Kalo kamu ngomongnya gitu" ucap Alan yang berani menegur Bulan

Mereka mendengar ucapan Alan pun menyutujui dalam hati. Tapi di sisi lain, mereka salut pada kehebatan Alan yang dengan berani mengintrupsi ucapan Bulan. Biasanya anak itu akan ngambek jika disalahkan atau ditegur. Dan berujung, akan mendiami keluarganya.

Kenapa Harus aku... (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang