Bab 6

1.9K 77 1
                                    

Selamat Membaca..

.

.

Setelah barang bawaan Alan diambil, mereka kembali melanjutkan langkah mereka yang sempat terhenti, menuju ruang keluarga. Dan di sana dapat mereka lihat semua anggota keluarga sedang berkumpul.

Aska menarik dengan lembut pergelangan tangan Alan, untuk mendekat pada keluarga besar dan duduk di salah satu sofa kosong.

Alan menjadi gugup sekarang. Karena, semua pasang mata melihat ke arah dirinya. Walau pun dia juga terkadang menjadi pemuda yang dingin, tapi jika di hadapkan dengan banyaknya tatapan dingin yang mengarah padanya, bukankah itu tetap menakutkan dan membuat siapa saja akan gugup, seperti dirinya.

"Jangan tatap putra bungsuku dengan tatapan lapar kalian itu, itu membuatnya tak nyaman. Siapa pun yang kalian tatap seperti itu pasti akan merasa tidak nyaman, apalagi putra bungsuku." ucap ayah Sam, setelah duduk di sebelah Alan

Mereka semua terdiam untuk sesaat, sampai akhirnya suara Aksa memecah keheningan di antara mereka.

"Yah, Aksa bawa Nala ke kamar dulu ya."

"Tunggu." ucap opa Gio, Giordano Christian Seraphine yang akhirnya membuka suara

"Kami juga ingin melihat wajahnya, baringkan saja di sana." ucap opa Gio, sambil menunjuk sofa panjang yang masih kosong

Aksa mencebik, tapi ia tetap membaringkan tubuh Nala dengan hati hati diatas sofa yang di maksud.

Dan terlihatlah wajah Nala yang sebelumnya tertutup oleh kupluk hoodie yang dia kenakan.

Melihat itu mereka terkejut sekaligus gemas. Karna baru pertama ini, mereka melihat makhluk menggemaskan di antara makhluk kaku di mansion ini.

Mereka semua tidak bisa menahan diri untuk tidak mendekat, karna jika dilihat semakin dekat. Maka wajah Nala akan terlihat semakin menggemaskan.

Kegiatan mereka yang mengelilingi Nala, membuat sang empu terbangun.

Ingatkan, jika Nala tipe orang yang sensitif terhadap lingkungannya. Akibat dari traumanya, yang buat dia mudah cemas dan waspada, sehingga susah merasa nyaman.

Nala membuka matanya, dan terlihat syok, saat melihat sekumpulan orang yang mengelilinginya dengan tatapan yang berbeda beda.

Itu membuat ketakutan dalam diri Nala bangkit. Dengan cepat Nala menegakkan tubuhnya, dan beringsut mundur.
Keluarga besar Seraphine yang melihat respon tersebut tentu merasa terkejut.

Opa Gio mencoba semakin mendekat, tapi itu buat Nala semakin ketakutan, hingga Nala berteriak histeris sambil menangis.

"Tidak! Jangan! Jangan mendekat! Tolong jangan sakiti Nala! Tidak! Ayah! Abang! Tolong Nala! Nala takut." ucap Nala histeris namun diakhiri dengan ucapan lirih sarat akan ketakutan

"Hei hei hei, tenang nak. Saya opa Gio. Saya ayah dari ayah Sam. Lihat di sana, ada ayah Sam dan abang kamu." tunjuk opa Gio ke arah ayah Sam dan abang abangnya, yang sedang menatapnya cemas

"Jadi jangan takut. Kami tidak akan menyakitimu. Jadi tenang ya." ucap opa Gio dengan kata penenangnya

"Ayah~" panggil Nala sembari merentangkan kedua tangannya

"Astaga, manjanya putri ayah ini." ucap ayah Sam setelah berhasil menggendong sang putri

"Maaf ayah."

"Untuk?"

"Nala tadi udah teriak teriak."

"Lihat ayah."

Kenapa Harus aku... (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang