Selamat Membaca...
.
.
"Ini, gak ada yang mau cerita. Siapa mereka?" tanya Nala entah pada siapa, tapi matanya masih melihat pada sang papi
Papi Abi mengubah posisi duduk Nala agar menghadap pada mereka semua. Dan Nala hanya menurut, lalu kembali bersandar pada dada sang papi. Saat Nala kembali akan menutup matanya. Terdengar suara abangnya, Al.
"Jangan tidur lagi dek."
"Iya, Na gak tidur lagi kok."
"Jadi mereka siapa?" tanyanya lagi dengan wajah datarnya
Ingat bukan, saat pertama kali Nala bertemu dengan Alan di rumah sakit. Nala bersikap dingin pada orang yang tidak dia kenal. Dan saat ini, dia belum tau jika di depannya sekarang adalah keluarga kandung dari Nala. Dia melupakan wajah mereka semua, lebih tepatnya Nala asli. Makanya, tidak ada memori tentang mereka diingatan Nala asli.
Dia juga hanya mengingat dengan samar wajah ayah beserta abang kandungnya, lalu wajah anak angkat ayahnya.
"Dek, mereka keluarga besar Alexander."
"Opa. Oma. Daddy. Mommy. Papa. Mama. dan abang sepupu kita." ucap Al
Nala tidak menjawab dan hanya melihat mereka satu persatu. Mereka yang ditatap pun merasa sedih dengan kondisi Nala yang tidak dapat mengingat mereka.
"Baiklah, kami akan memperkenalkan diri kami." ucap pria paling tua Alexander
"Nama opa Abraham Reynand Alexander. Panggil opa Rey ya."
"Nama oma Arbelinda Rayna Alexander. Panggil oma Linda ya."
"Nama daddy Daniel Millard Alexander. Panggil daddy El ya. Daddy anak pertamanya oma dan opa."
"Nama mommy Chatrine Olivia Alexander. panggil mommy Via ya. Istri daddy El."
"Ini namanya Aric Marson Edbert Alexander. Panggil bang Ar ya. Cucu pertama dan anak tunggal mommy sama daddy." ucap mommy Via mewakilkan sang anak yang sama kutubnya dengan Nick
Nala hanya menatap abang Ar, begitu pula dengan abang Ar.
"Nama papa Darel Vance Alexander. Panggil papa Van ya. Papa anak kedua oma dan opa."
"Nama mama Ferisha Jesslyn Alexander. Panggil mama Jes ya."
"Arvind Alden Jourell Alexander. Panggil bang Vin. Cucu ketiga dan anak pertama mama sama papa." (kuliah semester akhir, jurusan bisnis di Inggris)
"Arvand Laurelio Benjamin Alexander. Panggil bang Lio. Cucu kelima dan anak kedua mama sama papa." (kelas 12 sma Seraphine, jurusan ipa, pindah juga kayak Al)
"O iya soal sekolah, udah berapa lama ni Nala gak sekolah. Bodo ah, entar bisa nanya ayah." batinnya
Nala termenung dengan pikirannya, hingga.
"Dek sekarang giliran kamu." ucap Alan
"Ha? Oh i-iya. Nama Nala. Nala Kadita Putri Seraphine."
"Bukan, nama kamu itu Nala Kadita Putri Alexander Seraphine. Jangan menghilangkan nama keluarga Alexander dari nama kamu." ucap opa Rey
"Tapi kata tuan Darius, Nala gak boleh pake nama keluarga Alexander."
"Tidak nak. Kamu bagian dari Alexander. Udah seharusnya kamu menggunakan nama Alexander di belakang nama kamu, kemarilah." ucap opa Rey seraya mengulurkan kedua tangannya, menyuruh Nala mendekat
Nala melihat itu bukannya menjawab atau pun mendekat pada sang opa, dia malah meminta gendong pada sang abang, Al.
"Bang Al, Gendong."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenapa Harus aku... (END)
Teen FictionDia yang terlahir sebagai anak perempuan pertama. Sedari kecil sudah harus merasakan kerasnya hidup. Ketika saat menyelamatkan sang adik, ia mati akibat tertabrak mobil. Bukannya ke akhirat, ia malah mengisi tubuh seorang anak perempuan satu satunya...