Bab 20

1.8K 59 0
                                    

Selamat membaca...

.

.

Saat ini mereka sedang berkumpul di ruang keluarga sembari bersantai. Sesuai kesepakatan mereka tadi. Mereka akan meminta pendapat Nala mengenai rencana mereka yang ingin menginap di rumah Darius.

Opa Rey pun memulai pembicaraan.

"Na, opa mau ngomong sesuatu."

Nala yang awalnya sedang fokus menatap layar laptopnya sambil mengetik pun berhenti dan menatap pada opa Rey. Begitu pun abang abang Nala yang sedari tadi juga sibuk memperhatikan kegiatan Nala dari samping pun ikut menoleh pada opa Rey.

"Ngomong apa opa?" tanya Nala dengan wajah bingungnya yang terlihat menggemaskan

Penampilan Nala saat ini. Hanya mengenakan kaos oversize berwarna biru muda dan hotpans. Ia menjepit sebagian rambutnya. Tak lupa kacamata yang menghiasi wajahnya saat ini.

 Tak lupa kacamata yang menghiasi wajahnya saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ilustrasi gambar

"Opa sama yang lain mau kembali ke mansion kita untuk sementara waktu. Kita akan tinggal selama 1 minggu saja rencananya. Apa Na mau ikut bersama kita?" tanya opa Rey

"Yakin mansion opa. Bukannya mansion tuan Darius ya?" ucap Nala dengan wajah datarnya menatap seluruh keluarga Alexander dengan bersedekap dada

"Em- ituu. Em, gimana Na bisa tau. Kita kan belum bilang. Kalian yang memberitahu adik kalian ya?" ucap opa gelagapan dan lalu menuduh si kembar A dan Lio

Ketiganya ikut menatap mereka dengan datar dan bersedekap dada seperti Nala. Dan tak lama, Alan membalikkan laptop yang masih berada dipangkuan Nala menjadi menghadap ke arah mereka. Tak lupa ia juga membesarkan volume tersebut.

Terlihat dan terdengar di layar laptop tersebut. Kejadian saat mereka sedang berkumpul tadi dan membahas tentang rencana mereka.

"Jadi?"

"Emm, iya itu. Sebenarnya kita berencana untuk tinggal sementara di mansion milik Darius."

"Kita punya alasan. Milih untuk tinggal sementara di mansion Darius." ucap daddy Daniel

"Itu karena, kami mau mengawasi pergerakan dari putri Darius. Jika kita menyuruh mereka untuk tinggal di mansion milik kita. Besar kemungkinan, jika anak itu akan menjadi waspada dan tidak bergerak."

"Walau pun, bisa saja jika dia akan menjadi waspada juga jika kita tinggal di mansion Darius. Tapi itu lebih baik, dari pada mereka yang tinggal di mansion kita."

"Mungkin, di mansion Darius banyak sekali kenangan buruk. Tapi di sana adalah pilihan terbaik, agar kita bisa mengawasi putri Darius itu. Tapi, kalo Na merasa keberatan dan gak sanggup untuk tinggal di tempat yang banyak menyimpan kenangan buruk itu. Kita bisa-"

"Na, setuju." potong Nala

"Baiklah, jika Na setu- Eh! Na tadi bilang apa? Na setuju untuk tinggal di sana? Opa gak salah dengerkan?"

Kenapa Harus aku... (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang