Selamat Membaca...
.
.
Bulan duduk diantara ayah Sam dan Gibran. Karna saat ia tadi ingin duduk di sofa kosong yang masih tersedia. Gibran dan ayah Sam meminta Bulan untuk duduk diantara mereka. Dan Bulan pun menuruti keinginan mereka.
Si kembar A tentu saja kesal melihat sang adik di monopoli oleh sang ayah dan sahabatnya itu. Bahkan mereka memilih duduk dilantai bersandar pada sofa bagian yang Bulan duduki.
Bahkan sangking posesifnya si kembar A. Mereka mengulurkan kedua kaki sang adik, untuk mereka pegang masing masing. Mereka memainkan jari kaki sang adik yang terlihat lebih mungil, dari jari kaki Nala.
Jika si kembar A memegang ke dua kaki Bulan. Maka ayah Sam dan Gibran memeluk masing masing kedua tangan Bulan. Mereka juga menaruh kepala mereka di bahu Bulan.
Anggota keluarga yang melihat interaksi mereka, hanya bisa geleng geleng kepala. Mereka kan juga mau berdekatan dengan Bulan. Di tambah penampilan Bulan saat ini, terlihat sangat menggemaskan. Dengan kaos lengan pendek kebesaran, yang entah milik siapa. Dan celana joging yang terlihat kebesaran juga.
"Dek, main basket yok. Dari pada duduk diem aja." ajak Alan yang sedari tadi menahan kesal. Karna sang adik dimonopoli oleh ayah beserta kakak kembar dan juga sahabat sang kakak.
Awalnya Bulan terdiam guna menimbang ajakan dari Alan. Melihat itu, Alan menyikut lengn Nala. Untuk membantu dirinya membujuk sang adik bungsu.
"Iya dek, yuk main basket. Kakak juga mau ikut dan main bareng sama kamu." imbuh Nala
"Oke, yuk main. Abang sama kakak sekelompok sama adek ya."
"Tentu." ucap si kembar
"Ayok kita ke lapangan. Ayah sama abang Ran Ran ikut juga. Sekalian berjemur, jam segini bagus untuk berjemur." ucap Bulan sambil menggenggam masing masing tangan ayah dan sang abang. Si kembar A mendengar ajakan sang adik. Sudah bangkit dan berdiri di depan Bulan.
Mereka bergegas menuju lapangan outdoor basket. Saat sampai, di sana Bulan menuntun abangnya Gibran dan ayah Sam untuk duduk di kursi yang sudah disediakan. Begitu pun anggota keluarga yang lain, si kembar A juga. Karna Bulan melarang mereka untuk ikut. Di karenakan tubuh mereka yang masih lebam dan tentunya masih merasakan sakit. Akibat pukulan yang Bulan berikan pada mereka kemarin malam. Cucu tertua Aeraphine dan Alexander juga tidak ikut. Ada Nick, cucu tertua Seraphine. Dan ada Aric serta Arnold, cucu tertua Alexander.
Sedangkan mereka yang akan ikut main basket bersama dengan Bulan. Sudah terlebih dulu berjalan menuju tengah lapangan basket.
Mereka sudah melakukan suit untuk memilih anggota masing masing. Kali ini mereka bermain hanya untuk bersenang senang. Tanpa adanya taruhan dan imbalan apapun.
Tim Bulan : Alan, Nala, Aldrich, Lio, Arvin
Tim Febian : Rafa, Mico, Justin, Lucas, Axton
Harry (anak bawang), ia akan bermain pada masing masing tim. Jadi sesi pertama pada tim Febian dan sesi kedua pada tim Bulan.
Mau dilihat bagaimana pun juga. Tim Bulan kalah dari segi tinggi badan. Tapi, bukan berarti mereka kalah gesit dari tim Febian. Mereka memang memiliki tiga orang yang memiliki tinggi rata rata keluarga. Tapi ada tiga orang lagi yang memiliki tinggi dibawah rata rata, termasuk dirinya.
Pertandingan pun di mulai. Di awal permainan terlihat point dari tim Febian lebih tinggi dari tim Bulan. Tapi di menit menit terakhir. Tim Bulan menyusul dan berhasil memenangkan sesi pertama, begitu pun untuk sesi keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenapa Harus aku... (END)
Teen FictionDia yang terlahir sebagai anak perempuan pertama. Sedari kecil sudah harus merasakan kerasnya hidup. Ketika saat menyelamatkan sang adik, ia mati akibat tertabrak mobil. Bukannya ke akhirat, ia malah mengisi tubuh seorang anak perempuan satu satunya...