Bab 32 S2

907 47 0
                                    

Selamat Membaca...

.

.

Mereka mengikuti ucapan Bulan dan setuju untuk ikut ke mansion Seraphine.

Sesampainya mereka di mansion Seraphine. Mereka langsung menuju ke ruang keluarga. Dan di sana, kedatangan mereka telah ditunggu oleh para orang tua.

"Opa, berhubung ayah lagi gak sehat. Jadi, adek serahin urusan untuk menghukum mereka ke opa. Papa Brian dan papi Abian, juga boleh hukum mereka. Atau abang Nick aja kalo perlu. Adek gak mau ikut campur. Jauhin mereka dari adek kalo perlu. Adek gak mau liat mereka lagi." setelah mengucapkan itu pada sang opa. Bulan kembali menatap teman teman abangnya. Dan lebih asik mengobrol dengan mereka. Dari pada menoleh pada si kembar A.

"Oh iya, tadi sampe mana acara pelukan kita. Oh, sampe bang Lucas kan. Selanjutnya bang Jusi." ucap Bulan langsung berhambur pada pelukan Justin. Tanpa banyak berfikir, Justin langsung membalas pelukan Bulan tak kalah erat. Hanya ada 1 orang di dunia ini yang memanggil namanya dengan sebutan itu. Jadi ia tidak ragu lagi, untuk mempercayai bahwa jiwa sang adik berada di tubuh gadis ini.

"Kita batal main basket ke taman kota. Dan kita gak pernah ke sana lagi, karna kamu pergi. Jangan pergi lagi ya dek. Abang sedih waktu kamu tinggal pergi. Semuanya berubah. Abang lebih suka liat si kembar A posesifin kamu dari pada ngeliat mereka yang gak bisa di atur kayak sekarang"

"Em! Iya abang Jusi. Adek gak ke mana mana lagi kok. Adek akan tetap stay di sini. Kalo soal abang kembar. Abang tenang aja, nanti adek juga akan hukum mereka." bisik Bulan sambil menepuk punggung Justin. Lalu melepaskan pelukan mereka.

"Next. Bang Ary gak mau peluk juga?" tanya Bulan mengulurkan kedua tangannya. Tapi belum mendapat balasan dari Harry

"Abang masih gak percaya ya sama Bulan. Ah, gimana kalo gini."

"Mmm~" terdengar suara merdu Bulan

"No one can rewrite the stars
How can you say you'll be mine?
Everything keeps us apart
And I'm not the one you were meant to find
It's not up to you, it's not up to me, yeah
When everyone tells us what we can be
And how can we rewrite the stars?
Say that the world can be ours, tonight"

"All I want is to fly with you
All I want is to fall with you
So just give me all of you
It feels impossible (It's not impossible)
Is it impossible?
Say that it's possible"
part saling membalas

"And how do we rewrite the stars?
Say you were made to be mine
And nothing can keep us apart
'Cause you are the one I was meant to find
It's up to you, and it's up to me
No one could say what we get to be
And why don't we rewrite the stars?
Changing the world to be ours"

"You know I want you
It's not a secret I try to hide
But I can't have you
We're bound to break and my hands are tied"
part bersama

Tanpa ragu lagi Harry langsung memeluk tubuh Bulan erat.

"Lagu ini, jadi lagu kesukaan abang sejak adek yang nyanyiin. Tapi sejak adek pergi, abang benci lagu ini. Abang selalu ke inget kamu. Kamu udah janji akan ikut abang manggung dan duet sama abang. Tapi kamu gak pernah nepatin janji itu dan malah pergi."

"Maaf ya bang Ary. Adek ingkar janji. Besokkan hari sabtu, malam minggu. Ayo kita manggung bareng. Minggu paginya kita ke taman kota. Kita tanding basket dan joging. Jadi adek bisa lakuin 3 janji sekaligus. Sama abang Luc, abang Jusi dan abang Ary."

"Iya, besok kita manggung. Tapi izinnya gimana?"

"Oh iya, adek lupa." ucap Bulan menepuk jidatnya

"Kan besok perginya. Jadi besok aja izinnya."

Kenapa Harus aku... (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang