Selamat Membaca...
.
.
Teriakan serta tangisan Bulan membuat mereka tersadar dan beberapa dari mereka mulai menyiapkan kebutuhan Bulan. Seperti makanan, minuman serta obat obatannya. Dan ayah Sam membantu Bulan membasuh wajah serta menyikat giginya.
Setelah ayah Sam meletakkan kembali, Bulan pada ranjang pesakitannya. Para wanita mendekat, untuk membantu Bulan makan. Ada yang menyuapi, memberikan obat dan minum, lalu ada yang mengupaskan buah untuk Bulan makan.
Setelah selesai memberi makan Bulan. Mereka kembali mengobrol.
>>>>>>>
Seminggu telah berlalu. Bulan sudah dinyatakan sembuh dan di perbolehkan untuk pulang. Semua yang mendengar hal itu, tentu merasa senang. Mereka membantu persiapan Bulan. Dan beberapa ada yang sudah menunggu di parkiran rumah sakit dan sebagian lagi menunggu di mansion.
Saat sampai di mansion...
Tak
Duar
Duar
"Surprise! Selamat datang kembali adek!"
Ucap mereka bersama, setelah ditembaknya confety.
"Wuahh, terima kasih semua!" Bulan memeluk mereka satu persatu, saking senangnya
"Adek, ayo ikut kita. Kita ada hadiah buat adek." ucap Alan sambil menggenggam salah satu tangan Bulan dan sisi satunya ada Nala yang juga menggenggam tangan Bulan.
Tiga bungsu itu pergi ke satu ruangan.
"Kenapa ke sini?" batin Bulan
Saat pintu ruangan dibuka oleh Alan. Betapa terkejutnya Bulan melihat seisi ruangan, yang banyak berubah.
Pada ruangan tersebut terdapat banyak sekali alat musik. Ini ruangan musik yang sama dengan yang waktu itu mereka gunakan.
Tapi kali ini bedanya. Ruangan itu terlihat diatur ulang dan ada beberapa alat alat yang baru pertama kali dia lihat.
Alan dan Nala mengajak Bulan untuk semakin memasuki ruangan. Tapi anehnya, kakak dan abangnya itu hanya melewati bagian itu begitu saja.
Dan saat mereka berada di depan sebuah rak. Di sana terdapat miniatur alat musik, berupa piano.
Dan bisa Bulan lihat sang abang menekan tut pada miniatur piano tersebut. Lalu setelahnya hal mengejutkan terjadi.
Rak itu bergeser dan yang membuat Bulan semakin terkejut adalah, isi dalamnya yang terdapat banyak senjata dan alat peracik senjata dan racun.
Ini bukan pertama kalinya Bulan melihat ruangan seperti ini. Tapi ia masih tidak bisa percaya jika keluarganya akan membuatkan ruangan seperti ini untuk dirinya.
"Gimana, suka gak sama ruangan nya?" tanya Alan
"Suka!"
"Kalo gitu tunggu apalagi. Ayo kita main." ucap Nala
Sebelum menjawab, Bulan tersenyum terlebih dulu pada Nala. Hingga akhirnya,
"Let's goooo." pekik Bulan
Ia lalu mengambil beberapa senjata, seperti dua belati dan satu pistol. Di ikuti oleh Alan dan Nala, yang mengambil senjata serupa. Hanya beda di corak atau motif nya saja.
Setelah mendapati senjata yang mereka inginkan. Tanpa basa basi lagi, mereka langsung bergegas menuju lapangan belakang. Tempat biasa mereka berlatih, begitu pun para bodyguard.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenapa Harus aku... (END)
Teen FictionDia yang terlahir sebagai anak perempuan pertama. Sedari kecil sudah harus merasakan kerasnya hidup. Ketika saat menyelamatkan sang adik, ia mati akibat tertabrak mobil. Bukannya ke akhirat, ia malah mengisi tubuh seorang anak perempuan satu satunya...